[ BAB - 10 ]

32.3K 3.2K 1.7K
                                    

SPAM AGRESHASA SEBELUM BACA👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM AGRESHASA SEBELUM BACA👉

BAB 10 — Si jujur

“AAA! Aunty, Shasa belom siap nikah!”

Pekikan Shasa mengalun ke penjuru living room, ia menuruni anak tangga secara membabi-buta dan berlari kecil menghampiri Meika; mamanya Agres dan Nesa yang sedang mengobrol asik berdua.

Pikiran gadis itu langsung berkelana ke kejadian tempo hari dimana Agres meminta tips memiliki dirinya. Otomatis, cara mengambil hak cipta alias hak paten hidup Shasa adalah dengan mengganti nama belakangnya menjadi nama depan laki-laki. Rangkuman singkat; ia akan menikahi Agres.

“Kenapa, Sha?” tanya Nesa.

“Ini lho— Aunty, ngapain kesini?”

“Aunty emang enggak boleh main ke rumah kamu, Sha?” potong Meika.

Shasa menggeleng tegas. “Maksudnya— aduh! Aunty dateng kesini bukan karena mau ngelamar aku, 'kan?”

Perempuan tersebut panik, mencemaskan mimpi buruk yang mungkin menjadi kenyataan jika ia menikah bersama Agres.

“Apasih, Sha? Meika dateng buat ngasih oleh-oleh kan dari Jepang kemarin. Kamu ngode biar cepet dilamar?”

No! Shasa masih pengen lulus kuliah dulu,” ujar Shasa.

Panik membuat Shasa tak bisa berpikiran jernih. Boro-boro berpikiran jernih, ia sempat lupa diri harus mengaja image. Untung, tidak keceplosan memanggil mamanya dengan sebutan Jeng atau Say ala ibu-ibu sosialita kompleks.

Shasa menelan ludah, lalu menempatkan diri di sebelah Nesa. Ia memasang ekspresi palsu. Senyum sampai kelopaknya menyipit.

“Emang hubungan kamu sama Agres gimana, Sha?” tanya Meika.

“Udah putus, Aunty, biasalah namanya anak muda, kan. Pacaran terus putus, Shasa sedih, sih. Cuma mau gimana lagi. Putus salah satu perjalanan hidup biar kita berpikiran dewasa.”

Pft—” Nesa berusaha menahan gejolak tawa yang hampir meledak. “Aduh, anak Mami bijak banget,” sindirnya.

Shasa menyenggol lengan Nesa. Sungguh, masa di situasi begini mamanya sukar diajak kerjasama? Ia bertambah malu melihat reaksi Nesa yang seolah meledek sikapnya barusan.

“Putus? Kapan? Kemarin Agres udah bahas tentang pertunangan, kok. Katanya, dia pengen lebih serius ngikat kamu, jadi kalau bisa pertunangan kalian dilaksanain tahun ini?”

“Demi apa, Jeng? Boleh tuh, bulan depan juga boleh, yang penting Agresnya siap nerima kekurangan anak aku,” sahut Nesa.

Astagfirullah hal adzim. Aunty, maaf ya, Shasa saranin sebagai orang yang menyukai Aunty. Aunty baiknya pikir-pikir ulang buat ngejadiin Shasa mantu. Enggak usah buru-buru, aku dan Agres pun udah pegat. Semisal hubungan kita bisa diperbaiki baru diskusiin lagi mengenai pertunangan. Lagian, aku juga enggak kemana-mana, kok.”

REDFLAGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang