97

1.1K 135 10
                                    

"Tunggu, sepertinya ada kesalahan." Natasha menghentikan langkah Nando.

Nando berbalik dengan cepat, jantungnya berdegup kencang. "Iya, Bu?"

Natasha kembali memeriksa laptopnya sambil memasang wajah serius. "Anda masuk list karyawan yang akan di PHK."

Wajah Nando seketika memucat, jantungnya menggelinding hingga ke bawah. "Mak-maksudnya?"

"Iya, Anda masuk dalam daftar." Natasha menegaskan ucapannya sembari mengarahkan layar laptopnya ke arah Nando.

"What the ...."

Hampir saja Nando mengumpat di depan Natasha. Dengan kesal ia melonggar dasinya juga mengacak rambutnya, tampak sangat frustasi.

Tiba-tiba Natasha berjalan mendekatinya, dengan langkah yang teramat pelan. Ia berbisik di dekat Nando. "Saya bisa membantu kamu."

Nando diam, ia masih belum mengerti maksud Natasha. Ia terkejut ketika tiba-tiba Natasha mendorongnya ke arah sofa, hingga Nando jatuh terduduk.

Natasha membungkuk di depan wajah Nando. "Jangan khawatir, saya akan membantu kamu. Kamu boleh bekerja di sini sampai kapanpun."

Nando kaget ketika tiba-tiba Natasha duduk di pangkuannya. Nando hanya bisa diam, tubuhnya terasa kaku.

"Saya baru tau, kalau ada pegawai yang setampan kamu." Natasha mulai berani mengelus rahang Nando.

Saat itu alarm di kepala Nando berdering, wanita gatal ini harus segera disingkirkan dari pangkuannya.

"Maaf, apa maksudnya ini?" Nando bertanya dengan nada yang teramat datar. Sengaja agar Natasha tau kalau ia tak suka diperlakukan seperti ini. Dirinya bukan laki-laki murahan. Nando tidak berminat dengan betina manapun, selain istrinya.

Natasha mempermainkan kancing kemeja Nando dengan santainya. "Semuanya akan beres. Asal kamu mau bersama saya."

Kesabaran Nando telah habis, wanita gila ini harus segera diberi pelajaran. "Minggir. Saya masih banyak kerjaan."

Natasha bergeming, ia tak menghiraukan ucapan Nando. Ia malah mendekatkan hidunganya ke leher Nando, hendak menciumnya.

Nando mengeratkan rahangnya, sangat muak dengan tingkah Natasha yang langsung menempel padanya seperti lintah. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka bertemu.

Dasar perempuan gatal!

Nando mengumpat dalam hati. Tiba-tiba ia berdiri, tak peduli Natasha masih ada di pangkuannya. Natasha kaget dan terjengkang.

"Kau!"

Natasha memandang ke arah Nando dengan wajah merah padam. Ia merasa ditolak dan dipermalukan.

Nando tidak perduli, ia bahkan tak berusaha membantu wanita itu untuk berdiri. Nando merapikan kemejanya yang kusut karena diduduki Natasha.

"Saya permisi." Nando berjalan ke arah pintu, tidak tahan lama-lama berada di satu ruangan dengan atasannya yang gatal.

Natasha masih memandangnya dengan penuh kemarahan, nafasnya memburu. "Tunggu!"

Nando berbalik, ia menatap Natasha dengan remeh. "Jangan berbuat seperti itu lagi kepada saya, atau karyawan lain. Terutama yang telah beristri. Saya akan melaporkan perbuatan anda ke serikat pekerja. Anda telah melakukan pelecahan seksual kepada saya."

Natasha tertawa mendengar ucapan Nando. "Pelecehan seksual?"

"Ya, pelecehan seksual."

Natasha kembali tertawa mendengar ucapan Nando, semakin lama tawanya terdengar semakin menyeramkan.

"Kamu pikir orang akan percaya, kalau saya telah melecehkan kamu?"

Dengan tenang Nando menunjuk ke atas, ke sudut ruangan. "Perbuatan anda telah terpantau CCTV."

Wajah Natasha seketika memucat, bagaimana bisa ia lupa, kalau di ruangan ini telah terpasang CCTV.

"Sebaiknya anda segera menikah, atau mencari gigolo di luar sana, di micet juga banyak. Jangan mencari mangsa di kantor. Tidak semua pria murahan, seperti yang anda pikirkan."

Nando keluar dari ruangan Natasha, ia tak peduli kalau setelah ini ia kehilangan pekerjaan. Lebih baik ia mengemis pekerjaan kepada papanya, daripada harus jadi simpanan Natasha.

Melihat Nando yang pergi meninggalkannya, amarah Natasha tak terbendung lagi, ia merasa sangat dipermalukan. Dengan kesal ia meneriaki Nando.

"Yah, shibal saekkiya!!!"

***
Eh, si Nat suka nonton drakor juga toh .... 😁

Cinta Modal DengkulWo Geschichten leben. Entdecke jetzt