[6] - Sebuah Kejutan

137 49 27
                                    

"Tayari!" Suara nyaring Swasti terdengar hingga halaman belakang

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Tayari!" Suara nyaring Swasti terdengar hingga halaman belakang.

Tayari sedang berkebun sejak dua puluh menit lalu. Gadis itu sedang asyik memindahkan bunga-bunga tropisnya ke pot yang lebih besar.

"Ke sini sebentar!" panggil Swasti lagi melalui celah jendela. Dari tempat Tayari, Swasti terlihat sibuk di balik kompor, dengan celemek kebanggannya.

"Iya. Bentar, Bun." Kedua tangan Tayari dibasuh dengan air kemudian berlari kecil masuk ke dalam rumah.

"Bantuin Bunda, ya. Udah cuci tangan bersih?" ujar Swasti sembari memasukkan masakan berkaldu dan beraroma lezat ke dalam dua wadah bertutup.

Gadis di hadapan Swasti mengangguk sebagai jawaban. Dia mengintip dan menghirup aroma sedangnya kuat-kuat. Dalam hati dia bersorak gembira bahwa sore ini dia akan makan malam dengan gulai kepala ikan.

"Antar ke tetangga baru di samping situ, ya," pinta Swasti.

"Yang ngasih kita buah kemarin? Tante Listi kan namanya," ucap Tayari memastikan. Gadis itu melesat ke dalam kamar mandi untuk bercermin. Setidaknya dia perlu memastikan bahwa tidak ada sisi wajahnya yang tercoret tanah atau rambutnya berantakan. Ok, she looks good enough.

Swasti membawakan dua wadah tertutup berisi sayur gulai dan beberapa jajanan buatan sendiri. Wanita itu mengantar Tayari sampai ke jalanan samping rumah sembari menambahkan informasi yang bisa dikatakan tidak penting. Tidak penting hingga Tayari menyadari maksudnya. "Ri, ternyata anaknya Tante Listi juga satu sekolah sama kamu."

Tayari tidak terlalu memperhatikan, dia sudah mendorong pintu kayu di samping rumah sebagai jalan pintas ke tetangga barunya. Gadis itu hanya ingin cepat-cepat mengantarkan lalu pulang dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.



Dengar-dengar dari Bundanya, tetangga barunya ini baru pindah beberapa minggu lalu. Mereka sempat berkunjung ke rumah untuk menyapa tapi saat itu Tayari tidak bertemu langsung. Swasti bilang, tetangga baru mereka amat sangat baik dan ramah. Entahlah, Tayari hanya iya-iya saja mengingat Swasti suka berlebihan menilai orang. Sebelum Tante Listi datang, rumah ini sudah lama kosong, dirawat oleh orang suruhan beberapa bulan sekali. Kadang Tayari sempat berpikir apakah rumah ini akan menjadi rumah berhantu jika tak kunjung ada yang menempati. Tapi, lucky to her because this house is beautiful beyond her imagination before since Tante Listi came.

Rumput-rumput yang setinggi orang dewasa itu sudah dipangkas rapi. Lahan kosongnya diganti oleh beberapa pot bunga yang ditata dan dilengkapi dengan bangku kayu panjang. Sisi yang bersebelahan dengan pagar rumahnya dijadikan tempat menjemur pakaian dengan kanopi yang menutup separuh halaman. Garasinya sudah bersih, ditempati satu mobil dan dua sepeda motor. Tapi, tunggu. Tayari mengintip ulang isi garasi. Ah, yang punya sepeda motor seperti itu pasti banyak, batinnya saat menemukan sepeda motor sport warna hitam terparkir di sana.

WHAT SHOULD I CALL U(S)? ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin