[13] - Pedihnya Kekalahan

86 32 14
                                    

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.



Hari Minggu ini kegiatan Tayari sedikit berbeda. Dia segera pulang usai berbelanja di pasar, melewatkan acara sarapan soto favoritnya dan segera mandi. Tidak sulit untuk memilih pakaian yang pas untuk hari yang cerah ini. Tayari memakai outfit sederhana. Celana kulot sepaha berwarna krem dipadankan dengan kaos putih polos. Terakhir, diberi sentuhan outer tanpa lengan berwarna krem senada. Tayari memilih sepatu putih dan sebagai pemanisnya dia memakai topi baseball. Hal terakhir yang tidak dilupakan Tayari adalah tote bag.

Sita sudah menunggu di depan. Gadis itu mengenakan pakaian yang lebih terlihat feminin. Sita dengan rok wiru sepahanya dan crewneck. "Ready?" tanya Sita saat Tayari keluar rumah.

Tayari sempat melongok ke rumah tetangganya untuk memeriksa sesuatu yang tidak dia mengerti tapi seperti harus melakukannya. Pasti Sandy sudah berangkat lebih dulu, pikirnya.

"Gue norak nggak sih?" tanya Tayari diboncengan Sita.

Gadis yang sedang mengemudi mengarahkan kaca spionnya untuk memeriksa sahabatnya. "Lo mikirin penampilan, Ri? Seriously? Biasanya lo pede aja," komentarnya.

"Gue tanya apa gue kelihatan norak padahal tujuannya cuman lihat sparring basket," koreksi Tayari dengan enggan.

"Setelah apa yang lo lakuin and I can say that lo secara aktif dan pasif sedang mengakui perasaan lo ke Sandy, am I wrong?" Jujur saja, Sita amat girang saat Tayari bilang ingin pergi menonton pertandingan Sandy di akhir pekan. Gadis itu hanya merasa seperti, wow. Sita harus mengacungkan empat jempol untuk Sandy karena berhasil menggoyahkan seorang Tayari.

"Did I?" tanya Tayari sembari mengingat-ingat apa yang telah dia perbuat.

"Yes, you did, Tayari!" seru Sita.

Mereka berbelok ke jalan utama kota. Banyak sekali pesepeda yang menghabiskan waktu libur mereka untuk sekadar menghirup udara pagi dan olahraga. Setidaknya jalanan tidak macet seperti hari aktif.

"Terserah lo mau mengakui atau enggak tapi lo benar-benar ngikutin saran gue untuk mencoba membuka hati and I want to say congratulation you are great karena lo berhasil keluar dari garis aman lo," lanjut Sita sembari menepuk-nepuk tangan Tayari yang bertengger di pinggangnya.

"Ya ampun, cheesy banget," komentar Tayari meski dia tertawa dan mengangguk di boncengan. Dia jadi bertanya-tanya, apa seperti ini rasanya jatuh cinta? Tapi tandanya seperti apa?










Pertandingan basket di adakan di lapangan indoor SMA Panchatantra. Dari luar saja sudah terdengar ramainya para supporter yang menyerukan idola mereka. Ada beberapa tim tamu dari berbagai sekolah yang ikut memeriahkan pertandingan. Jadi, bukan hanya siswa dari Panchatantra yang memenuhi tribun tetapi juga siswa dari sekolah lain. Mereka membawa grup yang siap bersorak. Tidak lupa dengan bass dan terompet yang bisa membuat telinga pekak selama pertandingan. Tim cheersleader juga tidak ingin kalah saing, mereka bersiap dan bersorak di tepi lapangan untuk mewakili masing-masing tim sekolah.

WHAT SHOULD I CALL U(S)? ✓Where stories live. Discover now