chapter ; 09

1.2K 82 17
                                    

Baru juga sunghoon bekerja sehari kemarin, dan pagi hari saat ini ia mau berangkat kerja badannya terasa tak enak badan alias meriang.

Heeseung dan ellena kini berada di kamar sunghoon, lelaki putih itu sedari tadi meringkuk di kasurnya dengan selimut tebal yang menempel di badannya.

ellena juga sedari tadi mengompres dahi sunghoon, untungnya suhu tubuh sunghoon sudah lebih baik walaupun terkadang ia akan panas lagi.

"Dek kita ke dokter aja ya?, Abang gak tega liat kamu begini" ucap heeseung, karena memang ia sangat khawatir sekali pada adik kesayangannya itu.

"Ga mau bang, sunghoon mau di rumah aja" ucap sunghoon dengan suara serak dan di selingi batuk.

Heeseung hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan adiknya.

"Yaudah mas biarin kalo emang sunghoon ga mau di bawa ke rumah sakit, biar aku aja yang ngurus sunghoon di rumah, boleh kan?" ucap ellena meminta ijin.

Heeseung mau tak mau mengangguk, "yaudah, tapi kamu juga jangan terlalu capek ya, kamu lagi hamil soalnya"

"Iya mas, mas ga usah khawatir" ellena membelai pipi suaminya yang lumayan sedikit berisi itu dengan sayang.

"Yaudah, mas mau berangkat kerja dulu ya, buat kamu hoon, nanti abang bilangin papa kalo kamu hari ini ga masuk ke kantor karena lagi sakit"

Sunghoon hanya mengangguk lemah, dan kini heeseung benar-benar pergi dari kamar sunghoon bersama ellena.

Setelah 2 menit kepergian heeseung ke kantor, ellena balik lagi ke kamar sunghoon untuk mengompres ulang adik ipar yang juga sebagai kekasih gelapnya itu.

"udah tidur aja, nanti aku bangunin kalo buburnya udah mateng" ucap ellena setelah selesai mengompres dahi sunghoon kembali.

ellena kini hendak beranjak dari pinggiran ranjang namun di cegah duluan oleh sunghoon yang memegang baju ellena.

"Sini, temenin aku el" pinta sunghoon dengan matanya yang masih terpejam enggan untuk membuka matanya.

Ellena tak bisa menolak permintaan sunghoon yang terlihat kasihan itu, akhirnya ia terduduk Kembali di pinggiran ranjang.

Namun kali ini ellena menaikan kakinya juga ke ranjang dengan punggung nya yang menempel pada headboard ranjang.

Tangan sunghoon mulai melingkari pinggang ellena, dan wajah sunghoon di tenggelam kan pada perut ellena yang masih rata.

Di ciumi lah perut ellena dengan lembut, ellena merasa senang sekaligus takut yang bersamaan pada detik itu juga, tapi ia lebih banyak merasakan kebahagiaan.

Andai saja ia menikah dengan sunghoon, dan dulu ellena tegas menolak namun ternyata dirinya masih sama, lemah, selalu mementingkan perasaan orang tuanya dari pada dirinya sendiri.















Sunghoon terbangun dari tidurnya, ia kini menelisik seluruh kamarnya, ellena ternyata tak ada.

Tapi ia kini merasa sudah lebih baik, tubuhnya terasa lebih enteng, ia pun melihat jam pada dinding kamarnya.

Ternyata sudah jam 11 siang, ya bukan pagi lagi menurut sunghoon jika sudah jam 11 itu, tak lama setelahnya kuping sunghoon mendengar suara langkah kaki beberapa orang yang berjalan ke arah kamarnya sembari berbincang membuat sunghoon mengerutkan alisnya.

Kini pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan seorang pria paruh baya yang tak lain adalah papa nya, dan tak lupa ada sekretaris nya juga di belakang papa nya, siapa lagi kalau bukan rachel, ellena pun ada disana.

"Papa tumben ke sini?" Tanya sunghoon sembari memposisikan dirinya untuk menyender pada headboard ranjang.

Papa nya itu kini berjalan menuju pada ranjang sunghoon, menempelkan punggung tangannya pada dahi sunghoon.

"Kata heeseung kamu sakit, jadi papa kesini untuk menengok kamu, siapa tau kamu cuma alasan supaya melewatkan rapat klien" tuduh papanya yang sempat-sempatnya masih berfikir jika sunghoon bersandiwara.

"Astaga papa, aku memang sakit, papa lihat sendiri kan sekarang" ucap sunghoon

"Iya-iya papa percaya sekarang" ucap papa nya itu.

"Pak sunghoon, saya membawakan anda buah-buahan nanti dimakan ya" ucap rachel menaruh parcel buah di meja dekat sunghoon.

"Terimakasih, seharunya anda tak perlu repot-repot membawakan saya buah-buahan" ucap sunghoon yang langsung di beri tatapan maut oleh papa nya.

Sunghoon hanya diam di tatap oleh papa nya seperti itu.

Tak lama ellena datang membawakan satu mangkuk bubur pada sunghoon.

Papa nya sunghoon langsung mengambil alih mangkuk dari tangan ellena, dan kini papa nya sunghoon menarik lengan rachel untuk duduk di sisi ranjang kasur sunghoon.

Dan itu membuat ellena menatap nya dengan bingung, begitupun dengan sunghoon yang menatap tak mengerti pada papanya.

"rachel kamu suapi sunghoon ya, karena kalau ellena yang menyuapi sunghoon saya takut menantu saya kelelahan karena ia tengah hamil" ucap papa nya sunghoon itu pada rachel.

Rachel mau tak mau tentunya nurut saja oleh suruhan atasan nya.

"Pah, apa-apaan sih?" Tanya sunghoon mulai emosi.

"Diam kamu" ucap papa nya yang langsung membuat sunghoon diam.

Dengan telaten rachel menyuapi sunghoon, ada sedikit rasa tidak enak dengan tatapan tak suka dari sunghoon padanya, rachel bisa melihat itu dari iris mata sunghoon yang menabrak iris matanya.

Bagaimana dengan ellena?, ellena merasa hatinya panas dingin melihat keduanya, ia cemburu sekali ada di posisi ini, harusnya tadi ia tak usah membawa bubur nya dulu pada sunghoon.

















Sudah 1 jam yang lalu rachel dan papa nya itu pergi dari rumahnya, kini sunghoon hanya tinggal berdua dengan ellena.

Dapat sunghoon lihat sejak tadi ellena nampak terlihat cuek padanya, bahkan senyum yang biasa ia dapat tidak ia dapatkan sejak kedatangan rachel dan papa nya tadi.

Apakah ellena cemburu?, Batin sunghoon.

"Sayang, kok diem aja dari tadi?" Sunghoon bertanya sembari mengangkat dagu ellena agar menatap nya.

Ellena lantas menepis tangan sunghoon dari dagunya, dan kemudian pada detik itu juga ellena menangis.

Sunghoon panik tentunya melihat ellena tiba-tiba menangis tersedu-sedu.

"Sayang kenapa? Ada yang sakit?" Khawatir sunghoon dan reflek memegang perut ellena.

"Bukan itu yang sakit, tapi ini" ellena memegang dadanya. "Aku cemburu liat kamu di suapin sama sekretaris kamu tadi" ucap ellena dengan sesenggukan.

Sunghoon pun kini mengerti ternyata ellena memang cemburu, dengan penuh kelembutan sunghoon langsung memeluk ellena.

"Shut...udah sayang, kan bukan aku yang minta di suapin, kan papa yang nyuruh, kamu juga tadi liat kan" ucapnya berusaha menenangkan ellena.

"Harusnya kamu tolak!" Kesal ellena.

Sunghoon sedang lelah untuk berbicara ia hanya diam sembari mengusap punggung ellena.

"Udah ya jangan nangis, lagian kamu tau kan aku cuma sayang sama kamu, dia juga cuma sekretaris aku".[]























TBC
Masih ada yang belum ngerti?

ILLICIT LOVE AFFAIR | SUNGHOON [✓]Where stories live. Discover now