Pemilik Bibir Yang empuk

333 30 2
                                    

Seokjin terbangun saat ia merasa gerah, ia pergi ke arah kamar mandi meninggalkan Jungkook yang masih terlelap dengan tidurnya, ia melihat jam

"Pukul tiga lewat empat belas menit, huh" Ia menggaruk perutnya dan masuk kekamar mandi, membuka pakaiannya dan memandikan diri dishower

"Huh Segar sekali" Seokjin tak sadar saat ada orang yang masuk kekamar mandi,

"Wow" Seokjin mematung, ia berbalik melihat Jungkook yang menatapnya

"IIIK" ia menutupi tubuhnya.

"KELUAR SEKARANG KAU SIAL!" Jungkook terkekeh dan keluar dari kamar mandi dan menutup pintu.

"Dasar anak baru puber" gumam Seokjin dikamar mandi
.

.

.

.

.

.

.

Jimin berjalan menuju ruangan Jungkook dan Seokjin sambil memegang sebuah tangkai bunga,
Ia tersenyum membayangkan Seokjin akan menerimanya.
"Hyung bahkan lebih cantik dari bunga ini" ucapnya sambil tersenyum lucu.

"Hoy" Yoongi menghampirinya sambil membawa sebilah kayu.
"Tadi pagi Ku lihat kau sarapan dengan Seokjin ku, Dan apa itu ditangan mu?" Yoongi menarik bunga dari tangannya

"Jangan-" Jimin didorong hingga jatuh ketanah

"Jangan dekati Seokjin Ku lagi" Yoongi menggeram kemudian memukul bahu Jimin menggunakan kayu ditangannya.




Seokjin dan Jungkook sedang berjalan bersama didaerah sekitar taman,

"Hey Jungkook, apa kau mendengar suara?" Jungkook menggeleng, samar-samar Seokjin mendengar suara srperti suara orang yang tersiksa.

Ia berlari cepat menuju taman belakang dan mendapati Yoongi sedang memukuli Jimin. Ia mengambil batu dan melemparinya dan mengenai kepala Yoongi hingga ia pingsan.

Genk nya Yoongi berlari meninggalkan tempat dan meninggalkan Yoongi yang pingsan.

Seokjin berlari kearah Jimin, wajahnya babak belur

"Jimin... Jiminnn, ayo kita keruang kesehatan biar aku obati" Jimin menatap bunga yang hancur padahal ia Berniat memberikannya pada Seokjin.

"Bunga Ku hyung" mata Jimin berkaca-kaca

"Heum? Tidak apa-apa, ada banyak Bunga cantik ditaman, kau bisa mengambilnya lagi. Ayo bangkit" Seokjin merangkul Jimin, Jungkook yang baru datang terkejut melihat Yoongi yang pingsan serta Jimin yang babak belur

"Nah. Kau ada disini, Sekarang bantu aku membawab Yoongi" suruh Seokjin

"Tidak. Tidak mau" Jungkook menatap benci Yoongi yang pingsan

"Biarkan saja dia ditanah hyung" ucap Jimin.

"Hmm, baiklah.. Jungkook, kau bawa Jimin biar aku yang membawa Yoongi" tawar Seokjin.

"APA?" jawab mereka serempak

"Kita tidak boleh seperti itu, jika mother kembali dan Yoongi mengadu tentu kita yang disalahkan, padahal sebenarnya kita korban" ucap Seokjin

"Huh" Jimin mendelik

"Nah bawa Jimin ya... Tolongggg" Seokjin memaksa, Jungkook mau tak mau harus mengiya kan
.

.

.

.

.

"Permisi, tuan dokter-hyung... Haloo apa ada orang?" Seokjin membarikan Yoongi yang pingsan diranjang, ia memanggil-manggil Taehyung tapi sepertinya ruang kesehatan benar-benar kosong.

"Jimin, kamu duduk disitu" Seokjin menunjuk kursi pasien yang berada disampingnya.

"Buka baju mu" Jimin kaget "a-apa hyung?" Seokjin menatapnya malas
"Cepat atau aku yang buka?" Jimin menunduk malu

"B-buka saja hyung" pipi Jimin memerah

"Hah?"

"Buka kan untuk Ku hyung, tangan Ku sakit" Jimin menatap matanya dengan mata berkaca-kaca

"Huh baiklah" Seokjin mendekatinya, mengangkat tangan Jimin perlahan dan membuka bajunya.

Jungkook disudut memandang cemburu.

"Tcih" dia memilih untuk duduk sambil melipat tangannya didepan dada dan mengerucutkan bibirnya.

"Ya ampun Jim, lukanya membiru" Ia meneteskan alkohol disebuah kapas dan mengelap perlahan disekitar luka dan memar milik Jimin.

"Ahkk, Hyung perlahan" Jimin meringis kesakitan.

Jimin menatap wajah Seokjin dari samping yang begitu dekat dengan wajahnya.

Chup

Jimin mengecup pipinya, Seokjin memandangnya dengan was-was

"Terima kasih Hyung telah membantu Ku" Jimin tersenyum hingga mata nya menyipit.

.

.

.

.

.

.

"Ya ampun, luka dikepalanya Yoongi cukup besar, oh Tuhan maafkan aku" sedih Seokjin

"Tak apa Hyung. Ia pantas mendapatkannya" imbuh Jimin

"Tapi pasti sakit sekali"

"Kenapa kau mengasihaninya Hyung?" Tanya Jungkook dengan nada sarkastik

"Betul, padahal akulah yang seharusnya kau kasihani hyung" tambah Jimin

"Itu benar, tapi ya ntah aku hanya kasihan saja" Seokjin mengobati luka Yoongi dengan hati-hati

"Sssshh" Yoongi meringis dikarenakan alkohol yang terkena lukanya

"Maafkan aku Yoongi" bisik Seokjin ditelinganya.

.

.

.

.

.

.

Taehyung berjalan menuju ruangan Seokjin dan Jungkook, saat ia mengetuk pintu tak ada satu pun yang menyaut, ia mengintip melalui jendela

"Kosong?" Taehyung memasang wajah tidak suka, dan berjalan menuju ruang kesehatan.

Ia mendengar suara dari dalam dan mengintip

"Haissh, ternyata itu dia, tapi mengapa membawa teman-temannya? Sialan.. Padahal aku hanya ingin berdua dengan dirinya" Taehyung menghela nafas "tak apa, setidaknya pemilik bibir yang empuk tidak kemana-mana" Ia menyeringai.

.


.


.



.



Hallloooo, fyuhh akhirnya, sebenernya tadi aku rencana bakalan update besok soalnya gak nemuin ide eh untungnya ada secercap cahaya yang singgah jadi aku bisa nulis chapter ini 😭😭

Okey, jangan lupa voment nya ya

Stay tuned buat chap selanjutnya ;)

I Will Never Let You Go SeokjinWhere stories live. Discover now