never ending pain

223 15 2
                                    

halaman rumah kecil itu luas dengan dua pohon jeruk dihalamannya dan sisanya ditanami sawi, terung, dan nanas.
pria itu sedang memanen beberapa buah jeruk untuk ia gunakan sebagai manisan.

sore hari yang cerah membuatnya sangat bersemangat, langit oranye keunguan itu menambah kesan romantis tak-kala seorang pria lain dengan paper bag datang menghampirinya, pria yang memegang keranjang itu menumpu tangan kanannya didada pria lain itu, dan mereka berciuman.

"sayang, apa yang sedang kau lakukan?" kembali mencium pipinya

"memanen beberapa jeruk untuk manisan? ku rasa kau akan menyukainya Hoseokie" tersenyum manis dengan warna bibir cerah.

"aku menyukai semua yang kau buat, akan ku makan semuanya dan kemudian akan ku makan dirimu Seokjin ku" mengerling hingga membuat Seokjin tersipu.

seokjin memukul dada Hoseok pelan, "dasar mesum" kemudian melangkah menjauh memasuki rumah, Hoseok terkekeh dan menyusulinya, "Pria manis ku marah, padahal itulah yang selalu kami lakukan tiap malam~~" bersenandung, Seokjin menaruh keranjangnya dimeja dan menghampiri Hoseok kemudian merebut paperbag ditangannya, "diam! malam ini tidak bisa! katanya besok kau ada urusan pagi-pagi sekali" Seokjin cemberut, berjalan kearah meja.

Hoseok memeluknya dari belakang, "aku masih bisa bangun pagi meski melakukannya hingga berkali-kali" jeda sebentar untuk mencium pipi Seokjin, "kau saja yang tidak bisa bangun, bahkan saat bangkit dari tempat tidur unyuk kedapur, kau mengangkat" Seokjin kesal, ia melepaskan pelukan Hoseok dan mencubitnya.

"diam! kau sangat menyebalkan" Hoseok kembali mendekapnya, "tapi itu kenyataannya sayang, aku mencintaimu" Seokjin diam tidak menjawab, hanya mengangguk didekapan Hoseok.

sudah 6 bulan mereka Berada di Wonju, Seokjin hampir melupakan bagaimana wujud dari teman-temannya dulu.

teman-teman, entah apakah masih bisa disebut begitu.. mereka sudah terpisah, Yoongi yang menghianatinya, Jimin yang dikata Hoseok membencinya, Jungkook... Jungkook dimana kamu.

perasaan rindu yang amat sangat menyayat hati.. orang kedua yang membuatnya kembali mencinta setelah kematian Namjoon-hyung nya... Namjoon.. hyung..

Hoseok menutup pintu, kemudian menarik Seokjin untuk duduk.
memeluknya sambil mengantuk.
Seokjin samgat bosan, hidupnya terus-terus saja seperti ini.. terkurung, sesudah terkurung bersama Taehyung, ia malah dikurung oleh Hoseok..

"Hoseok.. aku, aku ingin pergi ke toko.. ada beberapa hal yang ingin ku beli," Hoseok melonggarkan pelukannya, membalikan badan Seokjin dan tersenyum.

"kau tau bahwa diluar sana berbahaya bagimu kan? bagaimana jika Taehyung kembali menemukan mu? kau ingin kembali terkurung bersamanya?" Seokjin menggeleng, diraihnya tangan Hoseok, "ak-aku bosan.. tidak ada televisi, maupun telefon genggam, kau memiliki ponsel, tapi kenapa aku tidak?" Hoseok mendorong Seokjin hingga jatuh kelantai, merapikan rambutnya menggunakan tangan dan melonggarkan dasinya.
"kau tau apa memangnya? aku melindungi mu dari dunia luar dan sekarang kau ingin kembali tertangkap?" Hoseok tersenyum, senyuman yang membuat Seokjin tertekan, ntah mengapa ia merasa lebih baik disandera oleh Taehyung, karna saat bersama Taehyung ia tidak akan...

"ARGHH, TIDAK! Hoseokie.. maaf, maafkan akuu, aku tidak akan menanyakan hal itu lagi" Hoseok menarik rambut Seokjin, menyeretnya hingga Seokjin terpaksa merangkak mengikuti arah, Hoseok memaksanya bersandar pada meja, gelas tumbang, tergelinding kemudian pecah, Hoseok menurunkan dengan kasar celana Seokjin, hingga kepala ikat pinggang melukai pinggul ramping itu. tanpa persiapan Hoseok memasukan jarinya kedalam lubang anal Seokjin yang masih kering.

"arghh, k-ku mohon.. jangan Hoseok, jangan.." Seokjin menangis, ia tak menikmati saat disiksa seperti ini, Hoseok seorang masokis, ia sangat takut..

"kau tau? aku melindungi mu.. melindungi mu!, membawa mu ke Wonju bukanlah masalah besar untuk ku, tapi kini kau ingin bebas pergi kesana kemari? kau bodoh Seokjin" mendengar kata itu, Seokjin menangis, jari didalam analnya bergerak secara kasar hingga kakinya mengejang, ia melolong sakit, tapi hal itu tak membuat Hoseok prihatin, ia malah semakin terangsang. dan malam panjang menyakitkan menanti mereka.

.

.

.

.

.

pukul 1 malam, Seokjin tidak bisa tidur, analnya sakit bukan main, Hoseok sangat kasar bahkan pahanya sampai lecet, ia bangun menuju nakas dan mengambil salep, usai melakukan 'itu' Hoseok menerima telepon dan sudah  pergi jam 12 lalu, Seokjin meringis kesakitan takala kemerahan dianalnya ia olesi salep, tubuhnya memar. menuju lemari dan mengambil piyamanya, hanya piyama hitam polos tanpa hiasan apapun, rambut coklatnya yang berantakan disisirnya. hingga suara ketukan dipintu terdengar, Kenapa Hoseok mengetuk? tidakah ia juga punya kunci?, pikirnya, tak mungkin Juga tamu datang pada dini hari begini.

saat dirinya membuka pintu, dirinya dikagetkan dengan 3 orang pria bertubuh kekar, besar dan tinggi menyeret seseorang uang penuh darah ditangan.

"Seokjin.." suara pria yang memwgang tubuh Hoseok sibalik kegelapan teras itu terdengar, Seokjin membelalakan mata saat melihat darah menetes dari mata Hoseok.

"Hoseok!.. kau! kau siapa!" pria paling depan itu maju selangkah, menampakan wajahnya dengan rambut pirang serta senyum tampan diwajahnya, wajah berciprat darah itu adalah, "Jimin..."

Jimin melempar tubuh Hoseok kedalam, Hoseok yang tak bisa melawan hanya bisa mengumpat, "kurang ajar" hinga peluru menembus kepalanya. Hoseok mati.

Seokjin kembali membelalakan mata, ia memghampiri Hoseok tepat sebelum meraih tangan yang terbujur kaku itu, tubuhnya ditarik dan diangkat diatas bahu Jimin, "HOSEOK! JIMIN! APA YANG KAU LAKUKAN! LEPASKAN! LEPASKAN!," masa bodo, Jimin tersenyum sangat senang, membunuh Hoseok, dan membiarkan tubuhnya dirumah papan itu, dan membawa Seokjin pergi.

dua orang lainnya menyiapkan mobil, dan saat Jimin sampai, ia melemparkan tubuh Seokjin dikursi belakang dan mengikat kedua tangan dan kakinya sebelum melawan.

"6 bulan lalu.. aku ditinggalkan oleh Hoseok yang ternyata membawa Seokjin yang manis bersamanya" Jimin membelai wajah Seokjin, hingga Seokjin merinding.. "3 bulan lalu, aku berkeliling korea untuk mencari mu.. dan Hoseok sampah itu, komplotan Kim Taehyung juga menjadikan ku buronan mereka.. aku lari sambil mencari.. mencari mu.." Jimin membuka jaketnya, "Kim Taehyung pikir kau bersama ku.. tapi nyata nya? tidak.. tapi sekarang kau bersama ku!.. aku.. aku tidak akan melepaskan mu" Jimin menjentikan jarinya, 2 pria didepan dengan sigap menutup pembatas antara pintu belakang dan depan, membuka ikatan kaki Seokjin dan berada diantaranya, membuka satu persatu kancing piyama itu dan melihat memar ditubuh Seokjin. Jimin tersenyum menyeramkan, membelai setiap memar ditubuh itu hingga Seokjin merasa geli, mulutnya dilakban hjngga ia tak dapat bicara, "harusnya ku beri siksaan lebih pada si Hoseok itu.. tapi, karna sekarang kau ada pada ku.. ku relakan saja ia mati begitu" Jimin tertawa dengan kejam, kembali membelai seluruh tubuh Soekjin dan menjilat nipplenya, dan mencium kedua bibir Seokjin.

pikiran Seokjin masih syok atas apa yang terjadi.. ia bahkan tak bisa melawan, hinggga analnya yang lecet kembali berdarah semalaman seolah ia seorang perawan.











VOMENT!
KEEP STREAMING BANTAN MV GUYS.

btw, pls choose this couple for my oneshoot ff

-NamJin
-KookJin
-TaeJin
-2Seok
-MinJin
-YoonJin
other?

goodbye to the next chapter, please be patient for waiting okay (。ì _ í。)

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jun 29, 2023 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

I Will Never Let You Go SeokjinUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum