run

278 26 4
                                    

Waktu menunjukan pukul dua belas malam. Seokjin membuka matanya dan bangkit perlahan ditempat tidurnya, meraih jarum yang ia temukan disamping tempat tidur, berusaha membuka rantai ditangannya.

"Aku mohon terbukalah"
Klek

"Syukurlah" ia teruskan untuk membuka rantai yang selanjutnya lalu menuju ke kaki.

Terdengar langkah kaki Dari luar, Seokjin berbaring dan berpura-pura tidur.

"Jin?" Itu suara Yoongi.
.

.

.

.

Yoongi baru saja sampai disebuah rumah tempat Seokjin berada saat Taehyung meneleponnya untuk menjaga Seokjin. Ia memasuki rumah dan berjalan perlahan menuju kamar Seokjin. Dibukanya pintu perlahan dan mendapati Seokjin yang tertidur.

"Seokjin?" Yoongi menjilat bibir bawahnya, memasuki kamar Seokjin dan mengeluarkan sesuatu dari pocketnya

"Ku harap saat kau bangun, Kau akan menggunakan cincin ini" Yoongi tersenyum sendu.

"Maaf-, maafkan aku~" ucap Yoongi setengah berbisik.

Ia berjalan mendekat kearah ranjang Seokjin, dan mengecup dahinya yang tertutup poni.

"Selamat malam" Ia membelai singkat wajah Seokjin dan memutuskan untuk kembali keluar.

Saat pintu terdengar menutup, Seokjin bangkit dan menatap kearah pintu. "Aku ingin memaafkan mu, tapi Ku rasa aku belum bisa" bisik Seokjin.

Ia lanjutkan untuk membuka rantainya kembali.

.

.

.

.

Jimin menatap langit-langit rumah kecil yang ia tempati. Ia ternyata mengajak Hoseok menuju rumah pamannya yang ternyata berada didaerah tersebut, rumah itu adalah rumah yang sempat ia tempati sebelum pihak pemerintahan memindahkannya kepanti atas kasus kekerasan terhadap anak, Ya! Paman Jimin dulu selalu menyiksa nya ketika ia tinggal dengannya, Dan tepat 1 tahun setelah ia pindah ke panti dirinya mendapatkan kabar kalau pamannya telah dibunuh oleh rentenir tempat pamannya selalu meminjam uang. Jimin meludah kesamping sebelum berbaring
"Ini semua salah Seokjin-hyung.... Dia harus bertanggung jawab!" bisiknya pada dirinya sendiri. Wajahnya menampilkan senyum licik, Hoseok yang diam-diam mendengarkan perkataannya hanya bisa diam.

Ku rasa semua orang menjadi gila

.

.

.

.

Seokjin berlari dijalan besar yang kosong, dirinya hanya menggunakan celana jeans pendek sepaha dengan kemeja dan hoodie hitam yang menutupi tubuhnya.

Ia berlari sembari menangis.

Berlari tanpa tujuan dan tiada satu pun yang dapat menolongnya.

"Jungkook! Dimana?!" Ia bergumam pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya ia merasa lelah dan berhenti dipersimpangan jalan, berjalan kaki dengan perlahan, tak jauh terlihat sebuah rumah kecil yang kiranya cukup untuk ia singgahi beberapa jam ini. Duduk didepannya dan menyandarkan tubuhnya hingga pintunya berderit.

.

.

.

.

.

.

Cieeettt

Hoseok bangkit karena mendengar suara, ia belum sepenuhnya tertidur
Menengok kesamping dan mendapati Jimin yang tidur mengorok sambil mengigau dan menendang-nendang, bahkan Hoseok pun ditendangnya, Hoseok menepuk wajahnya yang dihinggapi nyamuk, berdiri dan kemudian berjalan kearah luar.

Saat mendekat kearah pintu dirinya mendengar suara tangis, tubuhnya merinding

Apa itu hantu? Pikirnya

Semakin mendekat kearah pintu dan perlahan mengintip dibalik celah. Suara yang tak asing. Perlahan membuka pintu itu dan dirinya bertatapan dengan orang yang ia rindui beberapa minggu ini sembari menyaksikan pemandangan yang cukup membuat dirinya merasa panas.

.

.

.

.

.

Seokjin meringkuk pada pintu kayu, ia menangis sejadi-jadinya memikirkan apa yang menimpanya, hari-hari yang berat pikirnya, dan ntah bagaimana kabar yang lainnya, ia merindukan mereka

"Apa salah Ku ya Tuhan" ia menepuk-nepuk dadanya, rasa sesak menghampirinya. Dirinya disekap dan diperkosa, ia sangat tak menyangka akan mengalami hal menjijikan seperti ini.

Saat sedang menangis dirinya dikejutkan dengan pintu yang perlahan terbuka, menengok kearah belakang dan menemukan seseorang yang ia anggap sahabatnya.

Ia merangkak menyentuh kaki orang itu "Hoseokie... Selamatkan aku, bawa aku bersama mu Ku mohon"

.

.

.

.

.

Hoseok POV

"Hoseokie... Selamatkan aku, bawa aku bersama mu Ku mohon!"
Cukup, aku sudah tidak tahan lagi.
Ku menengok kebelakang melihat Jimin yang masih tertidur. Wajah Seokjin hyung kembali Ku tatap, ntah apakah peluh atau pun air hujan yang membasahinya aku tak peduli, Ku genggam tangannya dan membawanya berdiri.
Sambil tersenyum aku pun menjawabnya

"Ya, ikutlah dan menetaplah bersama Ku" Ku bawa Ia berlari menuju suatu tempat, daripada memberitahukan Jimin bahwa aku menemukan Seokjin-hyung alangkah baiknya jika aku membawanya untuk diriku sendiri. Ku lihat kearah belakang, dirinya terlihat lelah, Ku putuskan untuk menggendongnya, Kali ini keberuntungan berada pada Ku, hal yang sangat cantik biarlah tetap pada Ku. Akan Ku jaga dirinya bahkan Ku simpan dirinya agar tidak disentuh oleh orang lain.
















Author POV

Mereka menembus Hujan, Seokjin yang tertidur dipundak Hoseok pun tak sadar jika ia berada dibelakang panti, Hoseok menempatinya pada semak-semak yang terlindungi oleh terpal sehingga masih kering
memasuki lubang yang ternyata berhadapan langsung dengan ruangan miliknya, mengemasi barang-barangnya dan mengambil sebuah kunci yang ntah kunci apa itu, kembali menggendong Seokjin dipundaknya dan berlari lagi, dirinya bahkan tidak merasakan kelelahan karena berlari menuju panti.













Hoseok membeli 2 karcis untuknya dan Seokjin, mereka menaiki Bus menuju Wonju

Ia menatap Seokjin yang tertidur dikursi sampingnya, berdecak dan kemudian tersenyum
"Memang benar jodoh tidak akan kemana"

Chup ia mengecupi bibir Seokjin yang tertidur dan kemudian menyelimutinya.
"Selamat tidur, sayang"



























































Note : Wonju adalah sebuah kota sekitar 90 mil timur dari Seoul dan ibukota dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dengan bus atau kereta api. Wonju merupakan tempat tiga pertempuran penting saat Perang Korea.




TBC...

I Will Never Let You Go SeokjinWhere stories live. Discover now