penolong

218 22 1
                                    

Lorong itu gelap dan sunyi, Ia menoleh kekanan dan kekiri, terdapat pecahan beling dimana-mana dan ia tak memakai alas kaki

'Jungkook' suara itu memanggil namanya. Ia berjalan semakin dalam menuju sebuah lorong yang sangat gelap

'Jungkook' suara itu lagi, ia mengenal suara ini, hanya saja saat ia mencoba mengingat, kepalanya menjadi sangat sakit.

Ia menoleh kebawah, tepat dimana kakinya menginjak genangan air penuh beling, ia melihat bayang-bayang orang yang dirindukannya selama ini

"Jin hyung.... Seokjin hyung' ia berlari kearah sebuah pintu yang tampak elegan Dan usang, mencoba membukanya sekuat tenaga, hingga suara langkah kaki dibelakang dirinya terdengar.
Saat ia menoleh kebelakang, dirinya melihat seseorang yang sangat ingin dia bunuh

"Dia milik Ku"

Bugh Jungkook dipukul.

"HHHHH hah hah, Seok-Seokjin hyung" ia terbangun dari mimpi buruk yang akhir-akhir ini sering terulang.

Ia terbaring disebuah lantai kotor dan basah, sudah 2 hari ia dikurung disini tanpa makan, Jungkook kembali merasakan sakit kepala, ia bangkit berdiri, kemudian mengingat kembali bagaimana wajah Seokjin yang cantik memanggil namanya dengan lembut, Jungkook marah, ia dengan sekuat tenaga menarik kakinya yang dirantai

Terus menerus menariknya meskipun kakinya dipenuhi luka, wajahnya yang lebam terus mengeras kala ia menarik kakinya, hingga kemudian dinding yang terpasang ujung rantai itu terlepas dan ia tersungkur kelantai, Jungkook kembali bangkit, menengok kelangit-langit ruangan, dan menemukan sebuah pintu ventilasi, ia melihat tong dipojokan, mengangkatnya dan kemudian menaruhnya dibawah pintu ventilasi, menaikinya dan merangkak masuk kedalam lubang ventilasi itu, ia merangkak dengan hati-hati agar tak menyebabkan suara, tempat tersebut cukup pengap, hingga ia temukan lubang dibawahnya, tempat dimana terdapat 3 orang pria yang tertidur, dan terlihat botol soju diantara mereka, Jungkook kembali merangkak, ia terus berkelok-kelok, hingga menemukan sebuah ujung, dengan perlahan membuka penutupnya dan dengan hati-hati mencoba keluar, sayang tangannya tergelincir hingga ia terjatuh, beruntung hanya tangannya yang terkilir, kembali ia berjalan terseok-seok, ia sampai dijalan besar yang sepi, ia tak tahu sekarang berada dimana, ia terus berjalan, tak terasa dirinya Sudah semakin jauh, Jungkook sudah tak kuat, kemudian ia terjatuh pingsan.

Sebuah Mobil sedan datang melewati jalan besar itu, sepertinya habis dari perjalanan bisnis, seorang pria kaya raya didalamnya duduk dengan elegant sambil memejamkan mata, ia membuka matanya saat merasa Mobil berhenti

"Ada apa pak Jo?" Tanya nya pada sang supir
"A-anu Tuan, ada orang yang terbaring dijalan, se-sepertinya itu hantu" jawab sopirnya dengan ketakutan. Pria kaya itu mendecak, kemudian berjalan keluar mengecek sendiri

"Tu-tuan, tunggu saya" sang sopir ikut keluar.

"Cek keadaannya" sopirnya mengangguk, kemudian menyentuh tengkuk Jungkook.

"Orangnya masih bernafas tuan, tetapi badannya dingin sekali"

"Bawa kemobil, dan mari bawa kerumah sakit"

"Baik Tuan" Jungkook dibawa pergi

.

.

.

.

.

.

.

Yoongi berjalan disekitar panti asuhan, setelah kekacauan yang terjadi ia sering menyempatkan waktu untuk mengurus anak-anak seakan-akan tidak ada yang terjadi.

Anak-anak tidak tau jika Seokjin telah dibawa pergi, Jungwoon, bayi kecil yang sering Seokjin rawat jadi tidak mau makan jika bukan Seokjin yang menyuapi, ia jadi lebih sering menangis.

Yoongi menghampiri pengasuh yang sedang merawat bayi Jungwoon yang sedang menangis, memberi kode pada pengasuh untuk memberikan bayi Jungwoon padanya.

"Hai bayi Jungwoon" Yoongi menyapanya, Jungwoon sesaat berhenti menangis kemudian menangis lagi tetapi memeluk Yoongi dengan erat

"Ssh shh shh, bayi Jungwoon harus makan ya, Mama Seokjin sedang sibuk, biar papa Yoongi yang suap ya" baby Jungwoon kembali tenang, ia memakan bubur yang Yoongi suapi kemudian tertidur. Yoongi merasa bersalah karena membantu Taehyung, itu semua karna ia terpaksa. Ia membaringkan bayi Jungwoon diranjang miliknya, kemudian menyelimutinya

"Maafkan aku~" ia berjalan keluar kemudian menutup pintu perlahan.

"Kau akan bertemu dengannya lagi~ aku janji"

.

.


.

.

.


Janlup voment, tbc

I Will Never Let You Go SeokjinWhere stories live. Discover now