KVB 7 - SALAH TARGET

46.2K 5.7K 409
                                    

Sore ini Zehan sedang mengemasi barang barang yang akan di bawanya kedalam tas. Rencananya ia dan ketiga temannya mau pergi ke pantai saat ini karena ingin menyaksikan sunset bersama sama

Zehan menyampirkan tasnya pada salah satu bahunya sembari berjalan keluar rumah. Saat sudah berada di teras hendak menampakkan kakinya di halaman tiba tiba segerombolan bodyguard berpakaian hitam menghalangi jalannya

"Minggir. Gue mau pergi!" ucap Zehan galak

"Anda tidak di izinkan oleh tuan muda untuk berpergian jauh."

Zehan mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya sembari melayangkan tatapan tajamnya pada bodyguard yang baru saja berbicara di hadapannya.

Sebelumnya Zehan sudah menghubungi Heickal dan meminta izin untuk pergi jalan jalan ke pantai bersama teman temannya. Namun yang ia dapatkan malah penolakan tegas dari kekasihnya

Zehan tahu bahwa Heickal khawatir akan terjadi apa apa kepada dirinya seperti musibah dua tahun yang lalu. Pria itu tidak akan tenang jika harus memberikan Zehan izin berpergian jauh apalagi membutuhkan waktu dua jam untuk sampai ke tujuan

Namun Zehan merasa bahwa kekasihnya itu sangat berlebihan. Padahal dirinya berpergian bersama ketiga temannya, jelas jelas tidak sendiri.

Heickal memberikan satu syarat jika Zehan memang ingin berpergian ke pantai sore ini. Pria itu akan mengirimkan sepuluh mobil yang berisi bodyguard untuk mengawal Zehan selama perjalanan

Zehan sudah pasti menolak. Tujuannya pergi ke pantai bersama teman temannya untuk bersenang senang. Ia tidak ingin momennya terganggu oleh para bodyguard bertubuh besar yang tidak pernah menunjukkan senyumannya .

Zehan menghembuskan nafasnya sejenak sebelum masuk kedalam rumah sembari menghentakkan kakinya karena teramat kesal. Ia menyesal tidak menerima ajakan Maminya yang ingin pergi jalan jalan bersama Rafael

Zehan melempar tasnya keatas sofa. Ia merebahkan tubuhnya diatas karpet kemudian mengguling gulingkan tubuhnya disana

Selama satu jam aktivitas yang di lakukan Zehan yaitu membuat ruang keluarga menjadi berantakan. Bantal sofa berada diatas lantai serta bungkus makanan ringan yang berserakan dimana mana

Saat ini Zehan tengah menonton televisi dengan posisi tidur yang tidak waras. Tubuh berada di sofa dengan kaki yang dinaikkan keatas sandaran sofa sedangkan kepalanya berada diatas karpet

Zehan beranjak dari posisinya setelah mendengar suara mesin mobil dari arah luar. Ia berlari kelantai atas tanpa memakai alas kaki apapun, matanya menyipit tak kala memperhatikan segerombolan bodyguard yang tengah berkumpul mengelilingi mobil berwarna silver

Entah mengapa melihat segerombolan bodyguard itu membuat emosinya kembali memuncak. Zehan merasa tidak akan pernah puas jika belum melampiaskan emosinya saat ini.

Kembali berlari meninggalkan balkon lalu pergi menuju kamar mandi, Zehan berjalan dengan cepat setelah membawa segayung air yang berada di tangannya. Ia tersenyum kemudian langsung menyiram para bodyguard tersebut

Sedetik kemudian Zehan terpaku sejenak melihat bahwa air yang ia siram tidak mengenai bodyguard bodyguard yang sedang memperhatikan dirinya dari bawah. Melainkan air itu mengenai tubuh seorang pria berjaz hitam yang baru saja keluar dari dalam mobil

Zehan segera berbalik badan tidak ingin melihat ekspresi wajah kekasihnya yang saat ini sudah pasti tengah memperhatikan dirinya. Punggungnya terasa panas seperti terbakar oleh tatapan mata tajam Heickal

Zehan melempar gayung yang semulanya berada di genggaman tangannya ke sembarang arah. Ia berlari dengan sekuat tenaga meninggalkan kamarnya

Kedua kakinya bergerak dengan sangat lincah menuruni puluhan anak tangga. Zehan berlari hingga dirinya berada di halaman belakang, melewati luasnya kebun bunga milik Zenith serta kolam renang yang begitu besar. Kini Zehan telah sampai di bawah sebuah pohon besar yang tampak lebat dengan akarnya yang besar hingga menjalar kepermukaan tanah

Zehan mengatur nafasnya sejenak sembari menghirup banyak oksigen. Ia panik bukan main ketika menyadari bahwa rencanakan tidak berjalan dengan sempurna

"Sialan. Padahal kan gue mau nyiram kepala botaknya bodyguard jelek!" umpat Zehan dengan kesal

Zehan tidak tahu harus pergi kemana untuk menghindar dari amukan Heickal. Ia tahu bahwa kekasihnya itu bukan orang yang bodoh, sangat mudah untuk menemukan lokasinya saat ini hanya dengan memperhatikan layar CCTV.

Maka dengan segala ide cerdasnya. Zehan memanjat pohon tersebut hingga dirinya kini duduk diatas ranting yang teramat tebal. Zehan tersenyum karena merasa bahwa dirinya sudah aman

Menikmati angin yang berhembus dengan kencang hingga membuat rambutnya bergoyang goyang, Zehan memetik daun pohon yang berada tepat di sampingnya. Ia menggulung daun tersebut dan memposisikannya di depan salah satu matanya

Zehan menjadikan daun itu sebagai teropong untuk melihat situasi yang terjadi di dalam rumah. Ia mengernyit tak kala mendapati segerombolan bodyguard berbondong bondong berjalan kearahnya

"Mampus!"

Zehan menyembunyikan tubuhnya di dalam daun daun yang sangat lebat. Ia menggigit jari jempolnya mulai merasa cemas

Disisi lain kini Heickal berjalan dengan cepat memimpin para puluhan bodyguard yang berhasil menemukan lokasi Zehan berada. Penampilannya saat ini masih menggunakan seragam kantor namun tidak dengan jaz nya karena basah.

Sebuah handuk kecil melingkar di leher Heickal setelah pria itu mengeringkan rambutnya. Ia menggulung lengan kemejanya sembari fokus menatap ke depan

Ekspresi wajah Heickal menggelap seketika menyadari situasi yang terjadi saat ini. Ia dapat melihat dengan jelas salah satu kaki Zehan yang bergelantungan diatas pohon besar

Tidak ada yang dapat menebak jalan pikiran Heickal saat ini, ekspresi datarnya sama sekali sulit untuk di baca oleh orang-orang yang melihatnya. Mereka hanya dapat melihat betapa buruknya suasana majikan mereka saat ini.

Kedua netra abu abu Heickal menatap kearah sosok Zehan yang sedang memeluk ranting pohon dengan santai

Heickal berdehem sejenak. Ekspresi wajahnya mungkin terlihat datar namun, jantungnya berdetak kencang begitu melihat posisi berbahaya kekasihnya saat ini. Ia merasa khawatir akan Zehan namun di sisi lain dirinya ingin marah.

Heickal ingin marah karena Zehan tidak memikirkan keselamatannya ketika sedang melakukan sesuatu.

Perlahan Heickal menghela nafasnya sebelum kedua mata yang menggelap itu menatap sosok yang terlihat gugup di salah satu dahan pohon di hadapannya kini

"Are done playing, baby?" Baritone rendah Heickal mengalun dengan sangat kental membuat jantung Zehan berdegup tak karuan karenanya.

••••

[TBC.]

PASSION [PROSES TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora