KVB 35 - PELAMPIASAN

14.4K 1.5K 62
                                    

Sore ini setelah semua anggota Wolves ikut menyukseskan acara bakti sosial mereka mengubah halaman markas yang semulanya adalah tempat parkir menjadi tempat berkemah yang nyaman

Magma bersama Raga mengangkat kayu bakar kearah tengah dimana api unggun akan dinyalakan nanti malam, sedangkan Asep bersama Ucup tengah mengeluarkan alat pemanggangan dari dalam mobil Aksal

Morgan menenteng dua kresek besar yang berisi bahan bahan untuk keperluan BBQ kemudian ia meletakkannya diatas meja panjang

Aksal melipat lengan bajunya sebelum mulai mendirikan tenda di bantu oleh beberapa anak yang lainnya

Zehan tertidur diatas karpet yang berada di samping pohon lebat. Tidak ada satu orangpun yang mau membangunkannya karena dari raut wajah Zehan menunjukkan bahwa ia sedang kelelahan

Beberapa jam kemudian kegiatan berjalan dengan lancar dan kini seluruh anggota geng motor Wolves sedang menikmati makanan mereka sembari bercerita-cerita dan bernyanyi bersama layaknya anak muda pada umumnya

Aksal menghampiri Zehan yang masih tertidur lalu ia duduk bersandar pada pohon sebelum menyalakan rokok yang berada di sela sela jarinya

Tiba tiba Zehan terbangun dari tidurnya. Ia menggosok kedua matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk sembari mencoba mengumpulkan kesadarannya, tanpa sadar tangannya bergerak menepuk bahu Aksal yang dengan sengaja mengarahkan asap rokok di depan wajahnya

Aksal terkekeh dan membenarkan rambut Zehan yang berantakan

"Nyenyak tidurnya?"

Zehan hanya diam tanpa mau menyahut. Ia menoleh kearah anggota geng motornya yang sedang duduk santai melingkari api unggun

"Gue jadi heran. Pas mereka lagi berisik lo enggak bangun, tapi denger bau rokok gue dikit aja langsung kebangun"

Zehan mengalihkan pandanganya kearah layar ponselnya yang menyala menunjukkan beberapa notifikasi pesan dari Heickal.

Heickal memberitahukan pada Zehan bahwa dirinya akan pulang telat malam ini karena ada meeting dan banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal

Zehan menghela nafas dan terdiam untuk beberapa saat.

"Ngerokok bagi gue sekarang adalah hal candu. Gue bahkan sanggup ngabisin beberapa kotak sehari" Zehan berujar tanpa mau menoleh kearah Aksal

"Lo lagi ada masalah? Coba cerita sama gue" tanya Aksal dengan kedua alisnya yang mengerut mencoba menerka nerka hal apa yang telah terjadi pada sahabatnya. Namun Zehan menanggapi pertanyaan Aksal dengan gelangan kepala

"Lo kira gue enggak hafal sama sikap Lo? Cerita sama gue sekarang. Enggak baik mendam semuanya sendirian." Aksal masih mencoba menegosiasi agar Zehan bisa terbuka padanya

"Percuma. Lo enggak bakalan ngerti." Zehan beranjak dari duduknya dan berdiri

Aksal menarik lengan Zehan dengan kasar sehingga membuat Zehan menaikkan sebelah alisnya

"Yaudah ayo gelut."

"Buat apa?" tanya Zehan merasa heran

"Kalau lo enggak mau cerita berarti opsi keduanya berantem sama gue."

"Enggak minat gue sal." Zehan berbalik badan hendak pergi namun Aksal dengan cepat menarik kerah baju yang dikenakan Zehan

"Jangan kabur! Gue tau lo lagi butuh pelampiasan. Ayo pukul gue sekarang!"

"Gue enggak mau."

"Halah! Ayo buruan pukul gue. Lembek banget lo jadi cowok."

Aksal melayangkan tinjunya kearah wajah Zehan dengan upaya mencoba memancing emosi sahabatnya. Sedangkan Asep dan Ucup memperhatikan keduanya sembari bersedekap dada tanpa ada keinginan untuk melerai. Bukan hal baru lagi diantara hubungan pertemanan mereka untuk saling membantu satu sama lain agar bisa melampiaskan emosinya.

PASSION [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now