LDR 3.

65 6 1
                                    


LDR 3

Ariana mendapatkan telepon dari Jeka yang memaparkan bahwa ia telah menyiapkan sebuah pesta perayaan untuk Ariana sebagai direktur di kantor. Jeka menuturkan bahwa satu orang belum masuk ke dalam daftar undangan, yaitu Jeong Jimin.

"Mengapa Kau diam saja? Apakah kau sedang berkonsentrasi untuk memilih gaun mana yang akan kau kenakan nanti malam? Kuberitahu satu hal, jangan terlalu minim dalam berpakaian karena nanti malam akan ada si playboy Jo Tae Yong," ujar Jeka.

"Jangan menghubunginya karena aku sendiri yang akan mengundangnya," pungkas Ariana.

"Apa kau yakin?"

"Aku akan menemuinya."

"Baiklah, kuberitahu lagi satu hal. Jangan mengenakan gaun terlalu minim. Karena nanti malam akan ada si playboy Tae Yong," ungkap Jeka memberi saran.

"Hah, terserah kau saja." Ariana pun menutup teleponnya.

***

"Ha- halo ...?" Jeka memandangi ponselnya. "Hah! Dasar egois," umpat pria tersebut lalu menaruh ponselnya ke atas meja.

Jeka menoleh pada Tae Yong yang memberinya sebuah seringaian. Pria tampan bak dewa itu sedang duduk di seberang meja.

"Mengapa kau tersenyum seperti itu?"

"Apa kau berani taruhan?" tawar Tae Yong.

"Memangnya apa yang akan kau pertaruhkan?" tanya Jeka.

"Bukankah Ariana dan Jimin sudah putus? Lalu apakah nanti malam Jimin akan datang? Bagaimana menurutmu?" tanya Tae Yong.

"Jimin dan Ariana akan bertemu di pesta," pungkas Jeka.

"Apa kau yakin?" sahut Tae Yong.

Jeka lalu mendekat ke hadapannya. "Satu hal yang tidak membuatku yakin adalah jika kau menculik Ariana nanti malam." Pria itu ber-smirk hingga Jo Tae Yong mengulum senyuman.

"Sudahlah! Kuharap kau tidak berpikir terlalu jauh. Kuperhatikan kau mulai tertarik dengan perpisahan mereka. Ada apa? Kuharap kau tidak berniat mengencani sepupuku. Itu hanya akan membuang waktumu saja." Jeka kembali ber-smirk.

"Memangnya kenapa kalau aku mengencaninya? Apakah kau merasa cemburu?" tanya Tae Yong.

"Hmm, kau memang gila. Sebagai sepupunya aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

"Benarkah? Lalu bagaimana kalau Ariana sendiri yang menginginkannya?"

"Apa maksudmu?" Jeka mengernyit.

"Mungkin saja aku bisa menawarkan diri padanya untuk menggantikan Jimin."

"Hahaha ...." Jeka tertawa seketika.

"Wae?" Tae Yong bengong karenanya.

"Hahaha ... kau ini lucu sekali pecundang. Itu tidak mungkin. Kau sama sekali tidak mengenal bagaimana sepupuku itu," ujar Jeka.

Jo Tae Yong mengerlingkan mata, mencoba memikirkan bagaimana Ariana Go yang sebenarnya.

"Memangnya bagaimana sepupumu itu?"

"Hmm, kau bisa tanyakan sendiri nanti malam pada Jimin." Jeka menepuk pundak Tae Yong dan berlalu dari hadapannya.

***

Ariana tidak bisa berdiam diri dengan hanya tinggal di rumah, sama sekali bukan kebiasaannya. Ia ingin bergerak ke sana ke mari, mengapresiasikan dirinya sebebas mungkin. Siang ini ia harus menemui Jimin untuk membicarakan segalanya.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang