LDR 16.

33 5 3
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


16. LDR 16

Ariana menggeliat di atas tempat tidur saat Bibi Choi membuka tirai jendela. Ia kemudian membuka mata dan terduduk lesu. Suara tawa yang terdengar samar mampu mengalihkan suasana.

"Siapa itu?" Ariana memfokuskan pandangan ke arah jendela.

"Tuan Muda Hyung Jun dan Nona Lee sepertinya sedang bercengkerama. Nona Lee tidak menyerah untuk membantu tuan muda agar bisa berjalan seperti semula," ujar Bibi Choi.

Ariana berpaling muka. Ada sedikit rasa iri ketika mendengar penuturan itu. Ia pun turun dari kasur dan melangkah ke hadapan jendela untuk memandangi kakak laki-lakinya. Benar saja mereka sedang tertawa terlihat bahagia. Ariana termangu membayangkan bahwa dahulu dirinya beserta Jeong Jimin juga sebahagia itu.

"Nona, pagi ini Anda sudah mendapatkan banyak telepon dari Tuan Muda Jo Tae Yong," ucap Bibi Choi.

"Untuk apa dia menghubungiku?"

"Tuan muda bilang kalau nyonya Jo ingin bertemu dengan Anda."

"Lalu apa yang Bibi katakan?"

"Nona masih tidur."

Ariana termangu memandang Bibi Choi.

"Hari ini Anda terlambat bangun. Tuan besar bilang tidak akan mempermasalahkan hal ini karena hari ini Nona boleh melakukan apa pun sesuka hati. Tuan besar juga bilang, kalau mulai sekarang Tuan akan memberikan kebebasan pada Nona sebelum pernikahan dan itu semua atas bujukan Tuan Muda Jo Tae Yong," ujar Bibi Choi. "Untuk itu saya ucapkan selamat, Nona," imbuhnya sekali lagi.

"Apakah Bibi merasa bahagia dengan perjodohanku ini?"

"Nee?" Bibi Choi tertegun mendengar pertanyaan Ariana.

Ariana memandangnya dengan tatapan nanar. Raut wajahnya tampak sedih dan mulai berkaca-kaca. Ia pun mendekat dan menyentuh kedua tangan Bibi Choi. "Apakah Bibi juga tidak mengerti diriku? Apakah Bibi juga tidak memahami perasaanku?"

"Ah, Nona." Bibi Choi tercengang menatap kesedihan pada Ariana.

"Mengapa semua orang tidak peduli padaku?" Ariana mulai menangis.

"Ada apa denganmu, Nona?" Bibi Choi tak kuasa melihat air mata itu, ia merangkul Ariana dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Aku sangat kesepian, Bibi. Aku tidak menginginkan yang lain. Aku hanya menginginkannya." Ariana tersedu-sedu. Bibi Choi menatapnya dan menyeka air matanya. "Tuan Muda Jimin?"

Ariana mengangguk dengan penuh air mata, kemudian melesakkan diri ke dalam pelukan wanita yang sudah seperti ibu dan teman baginya.

"Aku tidak bisa menerima hubungan ini. Aku hanya mencintanya, Bi. Aku mencintai Jeong Jimin."

LDRWhere stories live. Discover now