LDR 14.

54 6 11
                                    


LDR 14

Jimin mengantar Ariana pulang ke rumahnya setelah makan siang.

"Nona, tuan dan nyonya besar serta tuan muda Hyung Jun sudah menunggu Anda di ruang keluarga," ucap Bibi Choi yang sudah menyambut kedatangan Ariana. Sedangkan Ariana tampak terkejut oleh kabar yang diucapkan oleh Bibi Choi. Ia bergegas untuk menemui mereka. Rautnya tampak sumringah. Ia melangkah secepatnya ke hadapan sang ibu ingin segera memeluknya. Sementara Jimin terdiam memberi salam kehormatan ala orang Korea.

"Ariana."

Seruan itu sontak menghentikan langkah Ariana.

"Ayah." Ariana tertegun. Sosok tegas nan berwibawa itu kini mendekat ke hadapan.

"Dari mana saja kau? Aku mendengar bahwa beberapa hari ini kau tidak masuk ke kantor. Kenapa?"

Ariana tersentak ketika sang ayah meninggikan nada bicaranya.

"Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau mengabaikan tanggung jawabmu?" lanjut sang ayah.

"Ayah, aku sudah mendapat persetujuan dari Jeka untuk libur selama beberapa hari," jelas Ariana secara lembut dan sopan.

"Apakah aku pernah menyuruhmu untuk berlibur?" Ariana kembali tercengang. Saat itu juga Jimin mendekat ke sampingnya secara perlahan.

"Yeobbo." Sang ibu mencoba membujuk.

"Tuan, saya mohon jangan terlalu keras pada nona." Bibi Choi juga ikut membujuk.

"Sekarang kau dengarkan aku. Mulai sekarang kau harus belajar bagaimana menghadapi kenyataan atas ulahmu," ucap sang ayah dengan intonasi yang begitu menakutkan. "Akibat dari kelalaianmu. Kita mendapatkan kerugian. Saham kita menurun. Apa kau dengar itu?"

Ariana pun tercengang mendengar kabar yang ia sama sekali belum ketahui tersebut.

"Apakah ini sebuah pembuktian atas apa yang selalu kau janjikan padaku di masa lalu? Apakah hanya sampai di sini kemampuanmu?"

"Apa maksud Ayah?" Ariana mengatup bibir yang bergetar.

"Sekarang aku tahu bahwa hanya sampai di sinilah nilai dirimu," ucap sang ayah dengan tegas tanpa peduli bagaimana nanarnya kedua iris putrinya tersebut. "Dari dulu kau selalu besar kepala. Kau selalu mengatakan bahwa kau bisa mendapatkan posisi direktur di perusahaan. Sekarang kau dengarkan ini baik-baik. Posisi itu tidak pantas untukmu. Kau hanya boleh menjadi manajer atau kembalilah menjadi staf. Itulah posisimu," cecar sang ayah.

"Tidak!" Ariana sontak menolak membuat semuanya memandang ke arahnya.

"Posisi itu adalah milikku. Aku mendapatkan posisi itu bukan hanya dari persetujuan dewan direksi. Aku mendapatkan posisi itu juga karena kemampuanku sendiri. Ayah tidak bisa menggantikanku begitu saja." Ariana menegaskan ucapannya sampai sang ayah menjadi kalap dan hendak menamparnya.

"Apa katamu?"

"Paman!" Jimin dengan sigap menahan lengan Tuan GO. Ia pasang badan untuk menghadang calon mertuanya itu.

"Aku mohon jangan menyakitinya!" Jimin tidak akan rela jika melihat kekasihnya disakiti oleh siapa pun, termasuk oleh orang tua Ariana sendiri.

Tuan Go menepisnya. Jimin menoleh pada Ariana. Wanita itu kembali tampak bergetar. Wajahnya menunduk, bibirnya mengatup rapat disusul dengan kedua tangan yang mengepal erat.

Jimin membungkuk ke arah Nyonya Go dan Go Hyung Jun.

"Kajja!" Ia menggandeng salah satu tangan Ariana dan membawanya keluar dari rumah itu.

LDRWhere stories live. Discover now