LDR 8.

49 6 7
                                    


8. LDR 8

Jo Tae Yong sedang menyiapkan penampilannya. Hari ini ia akan mulai menunjukkan gaya kencannya pada Ariana Go. Seperti apa yang wanita itu inginkan sebelumnya, bahwa ia tidak akan menutupi apa pun.

Nyonya Jo berpamitan pada Tae Yong untuk pulang karena putranya itu sudah membaik.

"Baiklah, ibu harus pergi. Ibu harap kau menjaga diri dengan baik," ungkap sang ibu dengan penuh perhatian.

Pria itu mengangguk kemudian membungkuk memberi hormat pada sang ibu. Beliau mendekat dan mengusap pundak putranya dengan penuh kelembutan.

"Tolong sampaikan salamku pada Ayah, Bu," pinta Tae Yong.

"Apakah tidak sebaiknya kau pulang saja ke rumah? Ayahmu pasti akan lebih senang. Bukankah kalian sudah lama tidak mengobrol. Ayahmu pasti kesepian. Ia merindukan putranya."

"Aku pasti akan pulang ke rumah, tapi bukan sekarang."

"Benarkah? Kapan itu?"

"Kapan-kapan saja, Bu," ucap Tae Yong sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Kau ini." Sang ibu menepuk pundaknya sampai Tae Yong mengaduh.

"Apakah kau akan menemui Nona Go?" Jo Tae Yong memberinya anggukan.

"Apakah kau ingin ayah dan ibu melakukan sesuatu untuknya?" Jo Tae Yong hanya tertegun mendengarnya.

"Tae Yong." Nyonya Jo menyentuh bahu kekarnya.

"Ma- malam ini aku ingin mengajaknya ke mari, Bu," celetuk Tae Yong.

"Oh, apakah kau perlu bantuan ibu?"

"Ti- tidak, Bu. Sebaiknya Ibu pergi saja dan jangan kemari."

"Apa?" Nyonya Jo membelalak, terheran-heran dengan gelagat anaknya. "Ibu tahu, kau menyukainya."

Tae Yong menjadi canggung.

"Bicaralah pada ibu, jika kau ingin serius padanya. Ayah dan ibu akan sangat mendukungmu. Kami akan dengan senang hati melamarnya untukmu." Penuturan sang ibu membuat Tae Yong menjadi malu. Wajahnya bersemu merah. Pasalnya dari dulu hingga sekarang ia belum pernah terlibat obrolan serius dengan sang ibu mengenai seorang wanita.

"Ada apa, Nak? Apakah kau merasa ragu? Atau jangan-jangan Ariana sudah mempunyai kekasih?" Nyonya Jo memperhatikannya dengan intens.

"Tidak, Bu. Ariana akan menjadi kekasihku!" tegasnya.

Sebagai seorang ibu, beliau hanya mampu tersenyum dan berharap bahwa keinginan putra semata wayangnya itu bisa terwujud.

***

Tepat sore hari, Jo Tae Yong menemui Ariana di kantor perempuan tersebut. Bermaksud ingin mengajak Ariana makan malam. Ia masuk ke dalam ruangan Nona Direktur itu setelah sekretaris mengantarnya.

Ariana memang kerap tidak menyadari ada siapa pun yang masuk ke dalam ruangannya jika sedang sibuk bekerja. Barulah ia menoleh setelah terdengar satu sapaan yang dikumandangkan oleh jo Tae Yong menyambangi telinga.

"Nona Go."

Jemari lentik Ariana otomatis berhenti menari di atas laptopnya. Disusul oleh pandangan yang tertuju pada sosok Jo Tae Yong yang sedang berdiri tepat di hadapan meja kerjanya.

"Tae Yong." Ariana terkejut seraya berdiri dari tempat duduknya.

"Sepertinya kau sedang sibuk, Nona Go."

"Oh, aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku!" ungkap Ariana seraya menoleh pada layar laptopnya.

Pria itu mengangguk, sedangkan Ariana mengernyit merasa heran karena pria di hadapannya kini hanya lebih banyak diam hingga menjadi lebih misterius dari biasanya.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang