Part 1

246 70 333
                                    

🌼 HAPPY READING 🌼

Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru," ucap Bu Dania, selaku wali kelas 11 Ipa 3. Wanita berbadan gemuk itu menatap ke pintu kelas. "Sekarang kamu boleh masuk."

Kini pandangan semua murid tertuju pada pintu kelas. Banyak yang bertanya-tanya tentang sosok murid baru yang akan menjadi teman kelas mereka. Seorang gadis dengan rambut sebahu melangkah masuk. Dia sedikit gugup karena menjadi pusat perhatian.

Salsa tersenyum canggung, "Halo semua. Kenalin, nama gue Salsabila Dwi Permalasari. Kalian bisa panggil gue Salsa. Semoga kita bisa jadi teman baik."

"Halo Salsa ... ."

"Nak Salsa, silahkan duduk di samping Tara," ucap Bu Dania ramah sambil menunjuk seorang gadis berambut panjang yang duduk di kursi ketiga bagian tengah. Salsa pun mengangguk dan melangkah menghampiri Tara.

"Akhirnya gue punya teman sebangku." Tara mengambil tasnya yang sebelumnya dia letakkan di bangku sebelahnya. "Silahkan duduk Salsa," ucap Tara sambil tersenyum.

"Makasih."

"Baiklah, silahkan kalian berkenalan dengan Salsa sambil menunggu Pak Ibrahim masuk. Ingat, jangan ribut," ucap Bu Dania sebelum meninggalkan kelas.

Dua gadis yang duduk di depan bangku Salsa berbalik. "Halo Salsa, kenalin gue Dewi dan di samping gue Desi." Dewi dan Desi tersenyum ramah pada Salsa.

Salsa membalas senyuman kedua gadis itu, "Iya, salam kenal kalian," ucapnya sedikit gugup.

"Nggak usah gugup gitu Sal, kita kan teman-teman lo sekarang," ujar Tara.

Salsa hanya terkekeh.
"Makasih udah mau jadi teman gue." Dia pikir akan susah mendapatkan teman di sekolahnya yang baru ini, ternyata teman-teman sekelasnya sangat ramah. Salsa merasa sangat beruntung.

"Istirahat nanti kita ajak lo keliling sekolah, ya," ucap Desi. Salsa hanya mengangguk sebagai jawaban.
Beberapa menit kemudian Pak Ibrahim masuk ke dalam kelas.

***

Setelah bel istirahat berbunyi, Tara dan kedua temannya langsung mengajak Salsa untuk berkeliling sekolah. Salsa sangat terpukau, ternyata SMA Arrofanya lebih luas dari sekolahnya yang sebelumnya. Banyak gedung sekolah yang berukuran besar dan terlihat megah. Salah satu gedung yang sangat menarik perhatiannya yaitu perputakaan. Bagaimana tidak, bentuk gedung perpustakaan SMA Arrofanya seperti buku yang terbuka dan dibangun dengan kayu. Saat masuk di dalam, Salsa langsung disambut dengan begitu banyaknya buku yang tersusun rapi. Terdapat tangga corong yang menghubungkan lantai yang dipenuhi buku ke arah langit dan area tempat duduk yang nyaman dan tersembunyi. Perpustakaan ini, bisa disebut surga bagi para pecinta buku seperti Salsa. Tidak cukup sampai disitu, fasilitas yang disediakan SMA Arrofanya pun terbilang sangat mendukung. SMA Arrofanya memberikan fasilitas wifi dan laptop gratis kepada setiap siswanya.

"Tujuan kita selanjutnya kantin," ucap Tara kepada Salsa saat mereka keluar perpustakaan.

"Kantin?" gumam Salsa.

"Lo nggak lapar, Sa? Gue lapar banget, apalagi pelajaran selanjutnya Matematika." Dewi memegang perutnya.

"Gue juga lapar," ucap Desi.

"Yaudah, yuk kita ke kantin." Salsa menggandeng lengan teman-temannya dan melangkah menuju kantin.

Saat sampai di pintu kantin, mereka langsung disambut dengan aroma wangi berbagai jenis makanan yang sangat menggiurkan.

"Air liur gue sampai menetes nyium wangi bakso." Dewi menyeka air liurnya yang sedikit keluar.

"Yuk, kita cari bangku yang masih kosong. Kelamaan berdiri di sini, Dewi bisa panen air liur," ujar Desi sambil ketawa. Tara dan Salsa juga ikut tertawa.

"Apaan sih, lo." Dewi memukul lengan Desi.

Keempat gadis itu pun, masuk ke dalam kantin. Baru dua langkah memasuki kantin, Salsa langsung berhenti. Matanya melotot begitu melihat seorang cowok yang sedang bercanda gurau dengan seorang gadis.

What the F!!

Buru-buru Salsa beranjak meninggalkan kantin saat cowok itu hendak menoleh padanya. Sialnya saat membalikkan badan, Salsa tidak menyadari ada seorang cowok yang berdiri di belakangnya. Alhasil, Salsa menabrak cowok itu.

"Lo nggak apa-apa?"

Salsa hanya menggeleng. Matanya melirik ke belakang, menyadari cowok yang dia lihat tadi sudah melihatnya, Salsa tanpa sengaja mendorong cowok yang dia tabrak tadi lalu berlari meninggalkan kantin.

"Lah, apa-apaan tuh, cewek." Joji membantu Rizky yang terjatuh karena di dorong oleh Salsa. "Lo nggak apa-apa Riz?"

"Gue nggak apa-apa kok," ucap Rizky menatap punggung belakang cewek yang baru saja mendorongnya.

"Tuh, cewek aneh banget. Bukannya minta maaf, malah dorong lo," ujar Joji.

Dion memegang dagunya, dia tidak asing dengan cewek yang baru saja mendorong sahabatnya. "Kayaknya dia tetangga gue, deh," ucap Dion.

"Hah? Tetangga lo?" tanya Joji.

Dion hanya mengangguk.

Tara yang menyadari Salsa meninggalkan kantin langsung meneriakinya, "Hei! Salsa!"

"Loh, kok Salsa pergi?" tanya Desi.

Dewi hanya mengedikkan bahunya.

***

Hei, boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang