Part 11

20 4 16
                                    

🌼 HAPPY READING 🌼

“Jangan coba-coba lo ambil Bila dari gue,” ucap Juan pada Rizky.

Mimi yang melihat Juan menarik lengan sahabatnya dengan kasar, berniat untuk menghampiri cowok itu. Namun Dion menghalangnya karena melihat Juan yang sudah naik pitam. “Jangan, nanti lo kenapa-kenapa. Dia lagi emosi.”

Dion memberikan karung goni mini berisi coklat pada Mimi, “ Mending lo pegangin coklat Kirana.”

Mimi menutup mulutnya saat Dion berdiri di depannya, seakan-akan melindunginya.

Omo … Dion udah mulai suka sama gue?

“Lo apa-apaan, sih! Lepasin tangan gue!” Salsa berusaha melepaskan cekalan tangan Juan dari lengannya. Sayangnya, genggaman tangan kekar itu sangat kuat. Salsa meringis saat Juan memperkuat genggaman tangannya.

“Mending lo diam,” ucap Juan tajam melirik Salsa.

Salsa langsung terdiam, mengigit bibir bawahnya menahan sakit di lengannya. Baru kali ini Juan memperlakukannya seperti ini.

Rizky menguatkan rahangnya melihat Salsa meringis kesakitan. Dia menghampiri Juan dan langsung melayangkan tinjunya hingga wakil ketua OSIS itu jatuh tersungkur. “Apa hak lo nyentuh pacar gue?!” bentak Rizky sambil membawa Salsa dalam pelukannya.

Atta dan Erik yang melihat Juan terjerembap di tanah langsung membantu sahabatnya untuk berdiri. Sementara Naufal memperhatikan Salsa yang sedang memeluk Rizky.

Juan menghapus kasar sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya. Cowok itu tersenyum, “Pacar? Sejak kapan lo kenal Bila? Dia bahkan baru pindah beberapa hari yang lalu. Gue juga nggak percaya dia mau pacaran sama cowok berandalan kayak lo!” Juan menunjuk Rizky dengan emosi.

“Kenapa? Lo iri?” Rizky terkekeh.

“Berengsek lo! Lepasin Bila!” Juan menarik paksa Salsa dari pelukan Rizky, tiba-tiba Joji menendangnya dengan kuat. Juan hampir saja terjatuh, untungnya Erik dengan sigap menahan tubuhnya.

“Lo punya mata nggak, sih? Dia cewek, bukan barang. Lo nggak seharusnya narik dia dengan kasar kayak gitu!” bentak Joji.

“Berisik lo anjing!” Juan melangkah maju, Erik memegang lengan sahabatnya itu agar tidak melanjutkan bertengkaran ini.
Namun, ditepis kasar oleh Juan.

“Oh, lo mau berantem? Okay, gue ladenin dengan sangat senang hati.” Joji melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Dion.

Juan menggulung lengan bajunya, menatap Joji dengan sengit. Joji tersenyum, dia sudah tidak sabar menghajar Juan habis-habisan. Saat kedua cowok itu akan melayangkan pukulan masing-masing, teriakan seorang gadis menghentikan mereka.

“BERHENTI!” teriak Salsa. Gadis itu menghampiri Juan.

Juan yang melihat Salsa menghampirinya tersenyum manis.

“Bila sayang—”

PLAK!

Salsa menampar pipi Juan begitu keras, hingga membuat sudut bibir cowok itu kembali mengeluarkan darah murni manusia.

“Dasar cowok berengsek,” ucap Salsa membuat dada Juan sakit mendengarnya.

“Bila … kamu kok ngomong gitu? Nggak boleh,” ucap Juan lembut, sambil memegang pundak gadis yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Jangan sentuh gue pake tangan kotor lo!” Salsa menepis tangan Juan.

“Bila, kamu pasti salah paham. Aku bisa jelasin apa yang sebenarnya terjadi. Aku sama Febby—”

“Cukup! Gue nggak mau dengar penjelasan lo lagi. Semuanya udah jelas. Lo cuman jadiin gue pelampiasan!”

Juan menggeleng, “Nggak. Nggak gitu Bila. Aku—” lagi-lagi ucapan Juan dipotong Salsa.

Hei, boy!Where stories live. Discover now