Part 16

4 1 0
                                    

🌼 HAPPY READING 🌼

Seorang wanita tersenyum begitu melihat kehadiran putranya di dapur. "Rizky, ayo sini kita sarapan."

Rizky yang sedang membuka kulkas untuk mengambil air dingin menoleh ke belakang. Seorang wanita tersenyum hangat padanya, di samping wanita itu ada Febby yang tengah menatapnya dengan datar sambil meletakkan sup di atas meja makan. Rizky acuh dan memilih berjalan menuju pintu utama.

"Mau ke mana kamu sepagi ini?" suara bariton pria yang sedang duduk di sofa itu menghentikan langkah Rizky. Afganansyah melipat korannya dan meletakkannya di atas meja, "Apa kamu tidak dengar, ibumu memanggilmu untuk sarapan?" tanya pria itu lagi pada putranya.

"Ibu?" Rizky terkekeh. "Maaf Tuan Afganansyah, tapi ibu saya sudah meninggal. Dan soal saya mau ke mana, itu bukan urusan Anda." Rizky kembali melanjutkan langkahnya.

"Ayo kita sarapan dulu Rizky. Setelah itu kamu bisa pergi," ucap Adriana-ibu tiri Rizky. Wanita itu memegang lengan Rizky, bibirnya membentuk senyum tulus.

"Jangan berani sentuh gue pake tangan kotor lo!" Rizky mendorong tubuh Adriana hingga terjatuh. Tatapan tajam dia tujukan pada ibu tirinya itu, "Gue jijik disentuh sama pembunuh!"

"Mama!!" pekik Febby berlari membantu mamanya untuk berdiri. "Mama nggak apa-apa?" tanyanya khawatir.

Adriana menggeleng sambil tersenyum, "Mama nggak apa-apa kok, sayang," jawab wanita itu.

Mendengar mamanya baik-baik saja, Febby bernapas lega. Dia menatap Rizky yang berdiri di depannya, "Bisa nggak, lo sedikit aja sopan sama Mama. Mama sengaja bangun pagi-pagi banget untuk buatin lo sarapan."

Sudut bibir Rizky terangkat, "Emangnya gue peduli?"

PLAK!

Afganansyah yang sudah marah menampar pipi putranya. "Siapa yang sudah mengajarimu berperilaku tidak sopan seperti itu? Adriana sudah berusaha menjadi ibu yang terbaik untuk kamu, Rizky!"

Rizky terdiam mendengar telinganya yang sedikit berdegung akibat tamparan dari Afganansyah. Dia memegang pipinya yang terasa sangat panas sambil tersenyum kecil. Sudah biasa baginya menerima tamparan dari ayah kandungnya itu.

"Udah?" tanya Rizky menatap sang ayah dengan dingin, membuat Afganansyah tertegun.

"Kamu benar-benar buat papa marah!" Afganansyah berniat menampar putranya lagi, namun dihentikan oleh Adriana.

"Jangan sayang, kasihan Rizky," ucap Adriana dengan air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya.

Rizky hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Langkah lebarnya berjalan keluar rumah, memakai helm dan melajukan kendaraan beroda dua itu keluar pekarangan rumahnya.

***

Setelah merapikan rumah, Salsa berjalan ke ruang tengah untuk menonton kartun kesukaannya ditemani dengan beberapa snack dan minuman bersoda. Gadis itu tertawa terbahak-bahak melihat tingkah si bintang laut merah muda dan sahabatnya spons kuning sedang berburu ubur-ubur.

Ting!

Ting!

Dua pesan masuk ke ponsel Salsa.

Gadis itu sampai melompat kaget menatap layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu sampai melompat kaget menatap layar ponselnya. Segera Salsa berlari ke jendela, benar saja cowok itu sedang menunggunya. Rizky melambaikan tangan melihat Salsa di jendela, Salsa membalasnya dengan wajah yang masih kaget.

"Cowok bangke," gumam Salsa yang masih melambaikan tangan. Gadis itu mengirimkan pesan pada Rizky.

Setelah mengirim pesannya, Salsa lari terbirit-birit menuju kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengirim pesannya, Salsa lari terbirit-birit menuju kamarnya. Dia seperti kesetanan masuk ke dalam kamarnya, memikirkan baju apa yang harus dia pakai. Di lemarinya terdapat begitu banyak baju, namun rasanya tidak ada yang cocok dengannya.

"Anjir ... kok gue tiba-tiba nggak punya baju!" ucap Salsa ketika membuka lemarinya. "Mana belum mandi. Ah! Tuh, cowok kenapa nggak ngasih tau sejam atau dua jam yang lalu, sih! Bangke lo, Rizky!!" umpat Salsa dengan kesal. Kemudian mengambil asal bajunya.

Sekarang sudah jam 7 pagi, Salsa memang dari subuh merapikan rumahnya dan berniat bersantai-santai sampai sore. Dia berpikir, kalau Rizky akan mengajaknya keluar sore nanti, jadi Salsa tidak mandi pagi. Toh, hari ini juga hari Minggu.

Salsa menatap dirinya di cermin, "Astaghfirullah ... jelek banget, gue." Dia menyentuh rambutnya dan menciumnya. Sudah dua hari Salsa belum keramas, "Uuh ... bau banget. Mandi nggak, ya?" Salsa menatap jam di layar ponselnya.

"Kampret, 2 menit lagi." Salsa dengan cepat mengikat rambutnya, lalu memakai topi. Gadis itu menyemprot habis 1 botol parfum ke seluruh tubuhnya. Berharap Rizky tak mencium bau tubuhnya yang belum mandi.

"Make up nggak, ya?" gumam Salsa merasa dirinya belum perfect. "Shit! Nggak ada waktu." Gadis itu buru-buru memakai sepatunya dan berlari menuruni tangga.

"Okay, gue udah perfect sekarang. Kebanyakan cowok suka cewek yang natural," ucap Salsa meyakinkan dirinya sebelum keluar rumah.

"Lo mau ke mana?" tanya Mimi. Gadis itu baru saja pulang dari pasar. "Ciee ... pasti jalan sama Rizky, 'kan?" Mimi menunjuk wajah Salsa sambil tersenyum.

"Menurut lo, gue udah cantik nggak?" tanya Salsa meminta pendapat dari sahabatnya itu.

Mimi memperhatikan Salsa dari ujung kaki hingga ujung rambut, "Cantik kok, walau belum mandi," jawabnya tersenyum lebar.

"Ketahuan ya, kalau gue belum mandi??" panik Salsa. Dia mulai mengendus-endus bau badannya.

Mimi menggeleng. "Rizky nggak bakal nyadar kok. Apa lagi, wangi badan lo bukan main. Lo pake parfum satu botol, ya?"

Salsa hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk tenguknya.

Mimi lagi-lagi menggeleng melihat sahabatnya yang tersenyum kikuk, kemudian mendorong Salsa keluar rumah. "Buruan sana, cowok paling nggak suka dibuat tunggu," ucapnya.

Salsa menghampiri Rizky dengan perasaan khawatir. Takut kalau cowok itu menyadari dia belum mandi. "Pa-pagi Rizky," sapa Salsa sedikit gugup.

"Lo wangi banget Sa. Mandi kembang tujuh rupa, ya?" canda Rizky sambil terkekeh.

Salsa mengangguk antusias, "Iya dong. Gue dapat kembang tujuh rupa itu dari goa hantu loh," ujarnya.

"Biar apa, tuh?"

"Biar gue tetap cantik dan awet muda."

Rizky tertawa kecil, membuka topi Salsa lalu memakaikan gadis itu helm. "Walau nggak mandi kembang tujuh rupa, lo tetap cantik kok Salsa," ucap Rizky menyalakan mesin motornya. "Ayok naik."

Salsa mengangguk lalu naik motor Rizky. Tiba-tiba saja jantungnya berdebar mendengar ucapan Rizky tadi. Cuman perasaan Salsa saja, atau pipinya terasa panas sekarang. "Apa karena tadi gue lari-lari ya, turun tangga?" gumamnya.

***
To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hei, boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang