Part 3

88 33 149
                                    

🌼 HAPPY READING 🌼

Setelah jam istirahat berakhir, Naufal langsung bergegas ke kelasnya. Cowok berkacama itu langsung menghampiri Salsa yang sedang duduk sambil bercerita dengan ketiga temannya.

“Salsa,” panggil Naufal.

Dewi terkejut, dia tidak menyadari Naufal yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

“Ngagetin aja lo ketua kelas,” ucap Dewi sambil mendongak menatap Naufal.

“Iya, ada apa, ya?” tanya Salsa sambil tersenyum pada Naufal.

“Lo benaran satu SMP sama Juan?”

Senyum dibibir Salsa langsung luntur. “K-kok lo tiba-tiba nanya itu, sih?”

“Tadi di kantin Juan minta alamat lo, trus gue—”

“JANGAN DI KASIH!” teriak Salsa sambil berdiri.

Naufal langsung tersentak mendengar teriakan Salsa. Keadaan kelas yang tadinya ribut, mendadak hening. Semua langsung mengalihkan pandangan ke Salsa. Salsa yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian langsung kembali duduk.

“Gu-gue nggak ngasih kok.”

Salsa bernapas lega mendengar ucapan Naufal.

“Lo benaran satu sekolah sama dia pas SMP?” Naufal kembali bertanya.

“Iya.”

Cowok itu mengangguk. Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah roti. “Ini, tadi lo nggak sempat ke kantin, ‘kan? 10 menit lagi guru masuk, cepat lo habisin.” Setelah memberikan roti pada Salsa, Naufal kembali ke tempat duduknya.

Salsa menatap roti yang diberikan Naufal sambil tersenyum. Dia memasukannya ke dalam tas. Walaupun dia tidak ke kantin karena bertemu sang mantan, tapi teman-teman barunya membelikannya makanan dan minuman.

“Kalau lo nggak makan rotinya, buat gue aja Sa,” ucap Dewi yang melihat Salsa memasukkan roti pemberian Naufal ke dalam tas.

“Gue makan kok, nanti pas di rumah.”

Dewi mengangguk paham.

***

Salsa turun dari bus dan berjalan menuju rumah neneknya. Sejak kedua orang tuanya bertengkar hampir setiap hari, Salsa memilih tinggal bersama neneknya. Dia benar-benar tidak tahan harus mendengar kedua orang tuanya bertengkar tentang masalah kecil, bahkan masalah besar seperti perceraian.

Seorang cowok mengikuti Salsa dari belakang. Sampai di sebuah rumah bercat putih, cowok itu berhenti. Dia melihat Salsa masuk ke dalam rumah yang berada di sebelah rumahnya.

“Jadi, dia emang tetangga gue,” ucap Dion.

“Kakak ngapain perhatiin rumah Nenek Ari?”

Seorang gadis dengan seragam SMP mengagetkan Dion.
“Astaghfirullah … gue pikir kuyang,” ucap Dion mengelus dadanya.

“Apaan sih, cewek cantik kayak putri gini dibilang kuyang.”

“Idih, mana ada putri hitam, dekil, rambut berantakan kayak kamu. Lebih mirip penyihir, sih.”

“Kak Dion!! Gini-gini, Kirana direbutin cogan tau.”

Dion tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan adiknya. “Halu,” ucapnya lalu masuk ke dalam rumah.

Kirana menatap kakaknya dengan kesal. Dia menoleh ke rumah bercat abu-abu di samping rumahnya, matanya menyipit melihat seorang gadis seusia kakaknya sedang duduk sambil bermain HP. Senyum jahil terukir dari bibir Kirana. Gadis itu langsung berlari ke rumah tetangganya.

“Kakak,” panggil Kirana sambil tersenyum memamerkan giginya.

Salsa yang berniat menelpon Mimi menoleh. Dia mengernyitkan dahinya. “Iya, kenapa dek?”

Kirana berjalan sampai di teras rumah, menghampiri Salsa.
“Kakak cucunya Nenek Ari, ya?”
Salsa mengangguk, “Iya. Kenalin nama kakak, Salsa. Baru pindah semalam kok.”

“Kalau aku Kirana, kak. Rumah aku tuh, di situ. Tetanggaan sama kakak.” Kirana menunjuk rumahnya.

Salsa menoleh ke arah yang ditunjuk Kirana.

“Emm … Kak Salsa sekolah di SMA Arrofannya juga?”

“Iya, emang kenapa?”

“Sama loh, kakak aku juga sekolah di situ. Namanya Kak Dion, kamarnya selalu berantakan. Paling malas kalau disuruh beresin kamarnya. Kalau disuruh beresin kamarnya pasti kabur pergi main bareng Kak Joji sama Kak Rizky.”

Salsa terkekeh, “Emang kakak kamu kelas berapa?” tanyanya penasaran.

“Emm … sebelas.”

Salsa menganggukkan kepalanya.

“Oh iya, kalau Kak Salsa bosan datang aja ke rumah aku. Nanti kita gosip,” ucap Kirana sambil tersenyum. “Kalau gitu, aku ke rumah dulu kak. Daah … .” Kirana melambaikan tangannya pada Salsa.

Salsa tersenyum pada Kirana. Setelah Kirana masuk ke dalam rumahnya, Salsa menggelengkan kepalanya. Gadis itu tiba-tiba terdiam memikirkan sesuatu. Tadi Kirana mengatakan kalau kakaknya kelas sebelas, berarti dia seusia dengan Salsa. “Ada kemungkinan, kalau dia mengenal Juan. Gawat, bagaimana kalau mereka berteman? Bahaya! Bagaimana kalau kakaknya adalah mata-mata yang diutus Juan?” Salsa buru-buru masuk ke dalam rumahnya dan mengunci pintu dengan rapat.

***

Salam manis dari Adiknya Eun Byeoul, istri kedua Sasuke🥰

Hei, boy!Where stories live. Discover now