Syahira

6.1K 486 103
                                    

Apa yang dikhawatirkan oleh Alvin kini benar benar terjadi. Niki seperti ibu dari Abian yang siap mencakar, menendang bahkan membunuh jika anak perawannya (eh udah enggak ya) diganggu oleh om om seperti dirinya.

Bahkan kini Niki sering tidur dengan Abian, kalaupun lagi tidur dengan Jalu, maka Niki ditengah malam ataupun menjelang pagi, dia akan datang tiba tiba saat Alvin ingin curi curi meski hanya memeluk tubuh Abian saja.

Seperti sekarang ini, Alvin jam 2 pagi sudah mengendap endap ingin masuk kamar yang Abian tempati, ia sudah memastikan jika Niki tidur bersama Jalu.

Alvin benar benar berjalan seperti seorang pencuri handal dan tidak menimbulkan suara sama sekali.

Lalu Alvin membuka kamar Abian dan membukanya perlahan kemudian Alvin masuk lalu menutup pintunya kembali.

Kali ini ia merasa berhasil, Alvin melihat Abian yang tidur terlelap, Alvin berniat ingin tidur disampingnya namun sebelum itu terjadi ada bunyi.....

Krieeeeet

Alvin menoleh kebelakang namun tak melihat apapun.

Krieeeeet

Bunyi itu semakin keras Alvin menatap horror lemari baju Abian terbuka dengan sendirinya.

Alvin meneguk ludahnya kasar, kondisi kamar yang gelap membuat jarak pandangnya terbatas.

Keringat dingin mulai keluar dari pelipis Alvin saat melihat tangan keluar dari dalam lemari itu.

Dengan langkah susah payah Alvin melangkah keluar.

"Cih penakut" ucap Niki lalu keluar dari lemari Abian. Untung firasatku benar. --------- "Tenang Abian, aku tidak akan gagal menjagamu kali ini" gumam Niki lalu mengusap air matanya.

.

Paginya, seperti biasa keributan dirumah itu sudah menjadi hal biasa, Gany yang sibuk dengan persiapan sekolahnya dan Niki yang Absurd membuat suasana semakin riweh namun hangat.

"Papi, coklatku dali Palis dimana pi?"

"Sudah papi makan semuanya, ini sudah papi beliin yang baru jangan cerewet"ucap Niki sambil menyodorkan coklat merk silverking pada Gany.

Hidung Gany sudah kembang kempis ingin menangis namun Niki seperti biasa langsung mengeluarkan ancamannya.

"Kalau kau menangis, papi akan menikahkanmu dengan nenek nenek penjaga toko sebelah, mau"

Gany lalu membekap mulutnya sendiri, menahan tangisnya.

"Astaga Nik, kasian Gany" ucap Jalu sambil memasang dasinya keluar dari kamarnya. "Ini sayang coklat kamu, papi lupa narohnya dimana kemarin, tapi papi rela loh bangun pagi pagi buat beli gantinya, terima kasih dulu sama papi" imbuh Jalu sambil memberikan sekotak besar coklat itu pada Gany.

"Telima kasih pi, telima kasih pa"

"Iya bocil. Dan kamu, apaan sih Lu, akukan cuma bercanda"
Sahut Niki.

Jalu menguaap rambut kepala Niki lalu membuatkan susu untuk Gany juga Niki.

"Oh ya Nik, aku ada proyek baru diluar kota satu minggu, kamu mau ikut atau tidak?"

"Kayaknya enggak deh Lu, Ganykan harus sekolah"

"Gany bisa aku izinin Nik, kamu ikut ya, aku gak bisa jauh jauh sama kamu?"

"Dih, apaan sih Lu, kalo kamu kangen kan tinggal telfon aja, nanti Gany ketinggalan pelajaran, aku gak mau nanti Gany diremehin orang"

"Astaga Nik, Gany masih TK paling cuma nyanyi nyanyi doang"

Alvin (Sequel Jalu Dan Niki) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang