°

2.8K 300 23
                                    

Seminggu Taehyung di rawat intensif. Ia hanya diam. Yoongi benar-benar tak tau cara menangani Taehyung yang sekarang.

Diam, dan tak ingin di dekati oleh siapapun. Ia menghubungi Jimin dan pria flamboyan itu langsung datang setelah merombak semua jadwalnya.

"Jimin." panggil Taehyung lirih sekali.

Yoongi dan Jimin yang tengah duduk istirahat di sofa terkejut mendengarnya.

Mungkin jika AC mereka berisik bisa saja suara itu tak terdengar.

"Ya, apa Tae? Kau mau apa?" dengan sigap Jimin langsung menyerbu mendekati Taehyung di susul oleh Yoongi.

"Pulang." mata itu kosong.

Kenapa harus keras kepala, jika sudah mencinta. Semuanya nampak gila di mata Jimin.

Cinta itu sederhana. Namun begitu rumit di saat yang bersamaan. Menyiksa diri dengan memendam perasaan tidak membuahkan apapun.

Justru sakit yang semakin dirasakan. Menahan sesak karena menolak kehadiran  cinta tersebut.

"Kondi...

"Pulang Jim."

Jimin bisa apa? Ia menoleh ke arah Yoongi dan tau maksud kekasihnya tersebut.

Yoongi keluar mengurus berkas kepulangan mereka.

"Talk to me, katakan apa yang terjadi? Kamu buat aku dan Yoongi khawatir Tae." Jimin mencoba mengulurkan tangannya.

Berharap Taehyung menyambutnya kali ini setelah satu minggu ia dan Yoongi di tolak.

Grep!

Perasaan lega menyelimuti hati Jimin. Yang lebih tua mulai mengusap pelan kepala yang lebih muda.

"Dia...

"Dia?" Jimin mencoba mengulik secara perlahan.

"Aku bertemu dengannya."

Tangan Jimin terpaku, ia diam seribu bahasa tau apa yang tengah Taehyung coba bicarakan padanya.

"Kapan?" tanya nya. Ia harus tenang, tidak mungkin ia meledak di waktu seperti ini.

"Minggu lalu, tidak sengaja. Jaehyun yang pertama kali melihat ku di ruko." jelas Taehyung.

Pemuda musim dingin itu semakin mengeratkan pelukannya. Jimin naik dan duduk di brankar yang sama agar Taehyung nyaman dengan posisi mereka.

"Lalu?"

"Aku di peluk, dia bilang merindukanku. Dia memanggilku baby bukan Boy. Lalu menarikku agar ikut dengannya. Tapi Jim.."

"Apa?" Jimin mulai menatap Taehyung dalam rengkuhannya.

"Aku tidak bisa." keluhnya.

"Apa yang tidak bisa kau lakukan? Kau Kim Taehyung. Sahabat ku, adik kesayanganku dengan Kak Yoongi." terang Jimin.

Jimin mendorong tubuh yang sedikit lebih kurus itu agar bisa menatapnya.

"Dengarkan aku, kita tidak bisa menyalahkan bagaimana cinta itu tumbuh. Lagi pula, kalian benar-benar tak terhubung oleh apapun. Kalian bebas Tae, kalian bisa bersama." Jimin mencoba menjelaskan segalanya.

"Apa itu bisa?" tanya Taehyung.

"Ya! Kau bisa! Jangan mengacuhkan perasaan mu lagi. Kau belum mencoba. Apa yang kau tau selama dirimu tinggal disini?"

Taehyung menggeleng tak tau mendengar pertanyaan tersebut.

"Aku tidak tau harus bagaimana."

Jimin tersenyum, lalu memeluk tubuh itu lagi dengan penuh kasih sayang. Yoongi yang melihat dari kaca pintu tersenyum.

My Dad is Boyfie. ||K.V||Where stories live. Discover now