Warm

3.1K 265 14
                                    

Katakanlah jika Taehyung merasa jengah dengan apa yang ia rasakan saat ini.

Ia menatap pria yang bertaut 11 tahun dengannya ini. Jadi inilah sifat asli dari Jeon Jungkook itu sendiri.

"Berhentilah bergerak dan tetap disini by."

Sudah hampir 2 jam ia membuka tokonya. Tapi pria dengan gigi kelinci itu tak melepasnya.

Tidak membiarkannya bergerak seinchi pun darinya. Dasar pria kelebihan hemoglobin titisan duyung darat dan mimi peri.g

Ada beberapa pelanggan menatapnya aneh. "Lepas ih! Malu di lihat pelanggan!" cicit Taehyung.

Baru bilang begitu Jungkook melepaskannya. Dan Taehyung pun melayani para pelanggan tadi dengan ramah.

"Maaf atas ketidak nyamanannya." ujar Taehyung.

"V, aku tau mungkin suami mu sedang ingin bermanja padamu."

Taehyung merona sedangkan Jungkook ngakak tanpa suara di bagian kasir.

Si empu langsung melotot. Namun tak di gubris oleh Jungkook.

Hingga jam menunjukkan pukul 9 malam. Taehyung menutup gerainya.

Dalam mobil keduanya hanya diam. Tidak tau mau membahas apa. Hingga tiba-tiba Jungkook mengutarakan sesuatu.

"Sayang." panggilnya.

"Ya?" Taehyung yang semula hanya menatap pemandangan di luar jendela. Kini memfokuskan atensinya pada Daddynya tersebut.

"Apa tidak ingin kembali lagi?"

Taehyung tau arah pembicaraan ini. Tapi entahlah, tidak pernah terpikir sebelumnya.

Ia hanya bisa menggeleng. "Aku belum bisa melupakan rasa sakit ku di sana." jawabnya lirih.

"Kita pindah rumah sayang, apartmu masih kan? Kita tinggal bersama. Mau kan? JT corp juga butuh kamu. Kamu pewarisnya." Jungkook meraih tangan Taehyung untuk di genggamnya.

Mengecupnya lalu di usap penuh sayang."Dad, disana akan ada banyak yang mengenal kita. Apa Daddy siap dengan hubungan kita?"

Tatapan Taehyung penuh sorot putus asa. Disana banyak mata yang akan mengenal mereka sebagai pasangan ayah anak. Bukan seorang kekasih. Pamor JT Corp sendiri bisa jatuh jika mereka menjalin hubungan yang tak seharusnya di lakukan oleh keduanya.

Berat sekali, tapi apadaya seorang Taehyung tidak bisa menghancurkan upaya orang tuanya dalam mempertaruhkan perusahaan tersebut.

Jungkook juga memikirkan hal yang sama. "Aku tak masalah dengan hubungan ini tapi perusahaan..."

"Para invest dan juga perusahaan yang bekerja sama dengan kita akan menganggap kita sebagai orang yang tidak punya akal hanya karna cinta dan itu benar adanya."

Kata-kata Taehyung memang benar. "Hanya ada satu cara, jika kau mau." Ujar Jungkook.

"Apa?"

Jungkook menghentikan laju mobilnya ke area yang sepi.
Menatap kekasihnya dalam diam. Rasa cinta yang ia simpan sedari lama dan sekarang berbalas.

Mana mau jika kekasihnya ini mendapat masalah. Tapi hanya itu satu-satunya cara dan mereka harus melaluinya bersama.

Cup!

Ia mencium tepat di pelipisnya lama. Membisikkan sesuatu pada Taehyung.

"Aku mencintaimu Taehyung, mari berjuang."

---------------------------

"Aku masih ingin disini sementara waktu Dad." protes Taehyung.

Barang-barangnya di kemas rapih. Dan mereka menunggu tiket yang sedang di urus oleh Jimin.

"Aku juga masih betah disini asal kau tau! Tapi gara-gara kamu di seret paksa oleh kelinci jadi-jadian mu itu! Jimin jadi ikut menyeretku juga." cibir Yoongi.

"Kau disini sudah 10 tahun kak, saat aku masih SMP kau sudah disini. Dan kebetulan aku dan Jimin menemukanmu yang marah-marah karna casino mu bangkrut waktu itu." Taehyung tengah mengingatkan masalalu awal mula Yoongi, dirinya juga Jimin bertemu.

"Ya, saat itu usahaku dah pailit dan di sita oleh pihak bank karena hutang ku yang menumpuk. Padahal aku orang kaya. Sialan sekali memang." Yoongi mendecih.

Jungkook mendengar semua itu selepas Taehyung pulang dari sini setelah acara liburannya. Dan gilanya Taehyung memberikan setengah tabungannya yang cukup fantastis itu pada Yoongi.

Jungkook sempat marah, apalagi pada Jimin yang tidak bisa menghentikan kecerobohan Taehyung saat itu.

Ia hanya takut, Yoongi penipu dan membawa kabur uang itu. Tapi,jawaban Taehyung yang kelewat santai membuatnya pusing lagi.

"Dia baik kok Dad, trust me."

Namun kesempatan bertemu Yoongi secara langsung tak pernah terealisasi dan baru sekarang i bertemu manusia berkulit pucat tersebut.

"Jangan lupa, Jimin langsung jatuh cinta pada mu!" kelakar Taehyung.

Yoongi memerah, karena bukan hanya Jimin saja. Tapi dirinya juga jatuh cinta pada Jimin saat itu. Hanya saja ia gengsi lalu umur mereka yang cukup jauh. Layaknya Taehyung dan Jungkook.

"Tak usah malu kak, aku tau bagaimana kau gugup saat melihat Jimin saat itu." lanjutnya.

"Yak!! Dasar beruang! Nggak usah bahas itu!" pekik Yoongi.

Taehyung tertawa lebar sedangkan Jungkook hanya menggeleng saja melihat tingkah keduanya.

Tapi ia senang bahwa Taehyung sudah bisa tersenyum bahkan tertawa lebar.

"Keliatannya asik banget, bahas apa nih?" interupsi Jimin yang baru datang.

"Bahas Kakak yang ketahuan suk..."

"Tae! Ku bunuh kau!!!"

Kedua makhluk manis kucing dan beruang itu kini saling memiting lalu tertawa tiba-tiba.

Pemandangan ini memang sedikit absurd tapi Jungkook dan Jimin senang melihatnya.

"Penerbangannya di jadwalkan besok pagi. Jadi ayo kalian harus segera istirahat." ujar Jimin.

Kedua uke cantik itu pun menyudahi aksi gelut mereka. Jungkook menarik Taehyung dalam pelukannya. Menuju kamar mereka.

"Ingat! Istirahat! Bukan betumbuk kau bangsat!" pekik Yoongi.

"Yaaa! Kau juga sama! Sampai aku mendengar mu berteriak ketagihan awas ya!! Ku ambil Jimin dari mu!!" teriak Taehyung dari dalam.

"Aishhh! Dasar bocah sinting!"

"Udahlah, kalo mereka bermain kenapa kita ngga join aja." tawar Jimin.

"Mati kau Jim!"




_________________
Fin off chapter...

Mau aku update apa lagi hari ini?

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Mau aku update apa lagi hari ini?

My Dad is Boyfie. ||K.V||Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum