2

11.2K 815 6
                                    


happy reading 🐣

°°°°°°°°
  
     cuaca sore hari yang sedang turun hujan meski tidak deras namun cukup untuk membuat pakaian basah jika nekat menerobosnya membuat bryce yang tidak membawa motor kesayangannya dikarenakan kunci motor yang lagi-lagi ditahan oleh papanya karena sikap buruknya yang tercium kembali oleh orangtuanya itu membuat bryce rela menunggu hujan reda di sebuah halte bis yang dengan bangkunya sudah basah.

"kalo tau mau hujan gini mending gue ikut sama alif atau rezi aja tadi,gak perlu dingin-dingin kehujanan disini"
bryce meremas ujung seragam putihnya yang telah menyerap air hujan hingga tetesan air itu membasahi celananya membuatnya berdecak sebal.
bryce meraba ponselnya didalam saku tas dan menekan tombol on lama namun sepertinya benda pipih itu juga sedang tidak mau bekerja sama dengannya karena kehabisan daya.
"terus aja kalian ninggalin gue sendirian disini"
bryce menyimpan ponselnya kedalam saku celana dengan kasar lalu memeluk ranselnya erat.

dia mulai menyingsingkan celana hingga batas lutut dan  berlari kencang dibawah guyuran air dingin yang membasahi tubuhnya hingga menggigil pelan.bryce tetap melanjutkan langkahnya mempercepat lari  hingga kembali berteduh disebuah toko makanan cepat saji yang tidak buka hari ini entah dengan alasan apa.

"geser dikit,gue udah mau mati kedinginan"
bryce mendorong lengan keras pemuda disampingnya yang memakai jaket dengan kepala terlindungi helm tidak menampakkan wajah orang itu.
bahu bryce dan pemuda disampingnya berdempetan karena disana juga terdapat beberapa orang yang ikut berteduh membuat suhu hangat pemuda berjaket disamping bryce terasa ke lengannya yang sudah membeku.tanpa sadar bryce semakin menempelkan tubuhnya karena sialan sekali angin juga ikut memperburuk keadaan bryce yang menggigil kedinginan.

asta melirik bryce yang berdiri disampingnya yang mengusapkan kedua telapak tangannya berharap bisa mengurangi rasa dingin.

tangan asta menjalar menyusuri punggung bryce menyakurkan panas tubuhnya yang diterima bryce tanpa banyak perlawanan karena memang inilah yang dibutuhkannya sekarang.

"lo pucet banget bryce,kenapa gak nunggu reda aja hmm?lo nakal lagi"
asta membuka kaca helmnya dan berbisik halus ditelinga bryce  hingga pemuda itu menoleh terkejut.asta sudah menunggu umpatan lain yang akan diberikan Bryce padanya,namun....
"lo...lo bisa peluk gue gak?gue dingin banget"
suara bryce terdengar serak dan bergetar membuat asta tanpa pikir panjang langsung memeluk tubuh kecil itu.tangannya cekatan membuka kancing seragam bryce lalu memasangkan jaketnya untuk menghangatkan kembali tubuh pria itu.

"lo pakai apa kalo jaketnya dikasih ke gue?"
bryce memegang tangan asta yang sedang menautkan resleting hingga menutupi seluruh tubuh bagian atasnya.
"gue gak bakalan mati cuma karena kedinginan bryce"
asta kembali memeluk tubuh itu yang menatapnya kebingungan.dimana bryce yang selalu berucap kasar?disini asta hanya melihat bryce yang bertingkah seperti anak kucing kecil yang minta dielus bulunya.

"jangan salahin gue kalo lo beneran mati disini"
bryce kembali melihat sekitar dengan hujan yang sudah mulai reda membuatnya tersenyum kecil.
asta ikut tersenyum mendengar kalimat yang diucapkan bryce padanya.biasanya asta tidak akan mudah peduli atau bahkan hanya tersenyum kecil pada orang lain,namun jika dengan pujaan hatinya tentu saja asta dapat melampaui batas yang dibuatnya sendiri.

asta mengenal bryce dari kedua teman pria kecil itu yang juga merupakan teman dekatnya.dia bersekolah ditempat yang berbeda dari mereka berdua karena harus mengikuti kemauan papanya sebagai donatur terbesar sekolahnya sekarang.asta yang langsung menaruh minat pada bryce tentunya berjuang sangat keras hingga bryce sendiri yang mengenalnya tanpa bantuan orang lain.

mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya karena saat dia pergi ke sekolah bryce untuk mengambil berkas dari temannya,dia mendapat pemandangan menarik saat Bryce yang membuli seorang siswa nerd.
asta terkekeh geli melihat bagaimana murid disana tidak ada yang berani melawan,sesuai dengan cerita temannya bahwa sikap bryce sangatlah barbar membuat mereka semua menyegani sosok mungil itu.

"lah?kok udah gila aja?"
bryce beringsut menjauhi asta yang dibalas asta dengan tatapan datar.asta memutar bola matanya malas lalu kembali melirik hujan yang benar-benar sudah reda hingga beberapa orang yang ikut berteduh sudah menghilang dari tempatnya tanpa mereka sadari.
"gue gila karena lo bry"

°°°°°°°°

     hatcuuu...hatcuuu...
bryce kembali menarik beberapa lembar tisu lalu mengusap pada hidungnya yang gatal karena flu.tubuhnya terasa panas dengan hidung yang tersumbat membuatnya kesusahan menarik nafas.dengan terpaksa Bryce membuka mulutnya lebar dan bernafas melalui mulut saja.

"nasib gue tinggal sendiri disini,mau mati aja prosesnya sampai susah gini"
bryce menggigil dengan tubuh berbalut selimut tebal namun tubuhnya tetap merasa kedinginan membuat bryce kembali bergulung melengkung diatas ranjangnya.

   bryce hanya tinggal bersama papanya yang gila kerja bahkan sampai tidak mempedulikan keadaan putra satu-satunya, sedangkan mamanya memilih hidup bersama pria lain yang siap memberikan waktu seperti yang diinginkannya.
bryce meraih segelas air putih yang berada diatas meja dengan sedikit kesusahan.dia meminum air itu rakus karena kerongkongannya yang terasa gatal.

bryce kembali menidurkan tubuhnya dengan posisi telentang hingga kesadarannya hilang berganti deru nafas teratur.

asta sudah berada dirumahnya setelah mengantarkan bryce menuju rumahnya dengan dibumbui sedikit penolakan dari pria itu.tentu saja pria kepala batu itu akan berusaha sebisa mungkin untuk menunjukan sisi kuatnya karena tidak ingin dianggap remeh oleh orang lain,cukup papanya saja.
asta mengusap kepalanya dengan handuk kecil,dia sudah beremdam dengan air panas sekitar 15 hingga tubuhnya kembali rileks.
"lo manis banget bry"
foto bryce yang dikirim oleh alif padanya sudah memenuhi layar ponsel asta.pria itu akan selalu menatap foto-foto bryce untuk menghilangkan rasa rindunya karena sebelum ini dia hanya bisa melihat bryce dari kejauhan.

bukannya asta takut atau apa namanya, namun sekali lagi asta ingin jika mereka bertemu sesuai jalannya seperti yang terjadi hari ini.
senyum tipis kembali keluar dari belah tipis miliknya saat membayangkan bagaimana eratnya rangkulan bryce saat menaiki motornya.

"gue bisa gila sama lo bryce,lo kenapa menarik minat gue banget hmm?"
asta mengelus layar hp nya sebentar lalu beralih membuka lemari pakaian untuk mengambil sebuah training panjang serta kaus tanpa lengan.
"mimpi indah bry,mimpiin gue"

Tbc ......

Scream my name bryce(End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin