7

8.3K 539 3
                                    

7

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°

     "lo yakin bisa jalan kedalam bryce?"
asta berdiri didepan pagar rumah bryce melihat pemuda yang berjalan dengan tangan memegang pinggangnya.bryce memberikan tanda jempol sebagai jawaban kalau dia baik-baik saja.asta menggeleng kecil melihat sikap keras kepala bryce yang berjalan berdiri saja sudah susah namun masih memaksakan kakinya berjalan menuju rumah yang lumayan jauh dari gerbang masuk.

"asta turunin nanti papa gue lihat!"
tubuh bryce melayang dari tanah saat asta menggendongnya tanpa keberatan membuat bryce memukul punggung pria itu berharap asta langsung melepaskan tubuhnya.
"keras kepalanya kurangin dulu bryce"
asta menepuk bokong bryce pelan membuat tubuh itu melengkung kesakitan.bryce berhenti memukuli asta lalu tangannya beralih mengusap pantatnya yang perih.

mereka berdua sudah berdiri didepan pintu rumah bryce lalu membuka pintu itu pelan.
"huffhhh...untung papa udah tidur"
bryce menghela nafas lega saat keadaan rumahnya sudah gelap tidak menunjukkan tanda-tanda papanya masih berkeliaran disana.
asta mengikuti langkah bryce lalu meraba dinding mencari tombol lampu.beruntung lah dulu dia pernah mengunjungi bryce kesini saat pemuda itu demam dulu sehingga dia tidak kebingungan dengan tata letak barang dirumah bryce.

"lo ngapain pakai nyalain lampu segala sih bangsattt..."
bryce memukul tangan asta membuat pemuda itu memberengut lalu beralih memeluk tubuh bryce.bryce memasrahkan diri dipelukan asta karena kakinya masih bergetar jika berdiri sendiri.

"ehemmm....udah puas mainnya hmm? mau papa temenin gak?"

mereka berdua dibuat terkejut dengan kehadiran sosok Arjuna yang duduk disofa memandang sengit kearah asta yang seenak hatinya saja memeluk putranya.
bryce melepaskan tangan asta dari tubuhnya dan melangkah cepat menuju papanya yang sudah berdiri dengan wajah memerah marah dan kesal tentunya.
"papa belum tidur?udah malam banget lo pa"
bryce mencoba mengalihkan pembicaraan namun arjuna hanya menatap bryce sekilas.

"maaf saya pulangin bryce kemalaman om,saya salah disini"
asta mendekati arjuna lalu meraih tangan orangtua bryce untuk diciumnya sebagai ucapan maaf.bryce memegang lengan papanya untuk dijadikan tumpuan karena bagaimanapun kakinya sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya sendiri.

"pa udah,papa tidur sekarang ya bryce juga mau istirahat"
bryce mendengus malas melihat sikap papanya yang kembali bertindak berlebihan membuat arjuna meneliti kondisi tubuhnya.

"kamu kenapa gemetaran gitu?coba berdiri baik-baik"
asta melihat perdebatan kedua anak dan ayah itu dengan wajah berminat,dia duduk dilengan sofa sembari menatap wajah manis bryce.

"papa perih!"
bryce berteriak sakit saat arjuna memutar tubuhnya tanpa aba-aba sedikitpun sehingga tangannya juga ikut memegang bagian bawahnya yang masih berdenyut nyeri.
wajah arjuna berubah kaku lalu beralih menatap asta dengan pandangan tajam seakan ingin melenyapkan orang itu dengan tatapannya.

"aww....om sakitt om...ampunn..."
tubuh asta berdiri mengikuti arah tangan Arjuna yang menarik telinganya keras.rasanya jika asta bergerak berlawanan arah maka satu telinga yang berada diantara jari pria dewasa itu akan tercabut.
"om lihat resleting celananya belum dinaikin tu"
asta menunjuk kearah celana arjuna hingga membuatnya menoleh percaya dengan omong kosong asta.
melihat kesempatan bagus,asta segera melepaskan tangan arjuna dari kupingnya dan melompati sofa untuk berjaga jarak dari sialan tua yang sedang mengamuk.

"kalian lanjutin aja,gue mau tidur dulu"
bryce berlalu meninggalkan kedua sosok yang saling bertukar tatapan itu dengan santai.dia yakin papanya pasti mengetahui yang terjadi sehingga langsung memburu asta seperti itu.dia juga tidak mau memberikan sebuah pembelaan bagi asta karena memang pemuda itu harua sedikit diberi pelajaran.

"kamu paksa bryce ya?saya gak akan biarin kamu lolos gitu aja"
arjuna kembali berjalan mendekati asta namun secepat itu pula asta menghindarinya,hingga mendapat kesempatan asta pun berlari keluar rumah bryce.
"maafin saya om,tapi kita berdua sama-sama mau kok"
asta berteriak kencang membuat wajah arjuna semakin kusut.lihat saja nanti,dia tidak akan membiarkan anaknya dekat-dekat dengan bajingan itu.arjuna mengambil sebuah sapu dan ikut mengejar asta keluar rumah dengan mulut yang tidak berhenti menereaki asta agar tidak kabur darinya.

°°°°°°°°°

     "bryce masuk dulu pa,nanti papa gak perlu jemput bryce balik sama alif aja"
bryce turun dari mobil papanya lalu berdiri didepan pagar sekolah melihat ramainya murid-murid meskipun waktu masuk masih sekitar 10 menit lagi.bryce heran mengapa hari ini dia datang tidak terlambat seperti biasanya,dia rasa sangat bersemangat sekolah hari ini entah apa alasannya.

tinn...tinn....
bryce menolehkan kepalanya melihat kearah pengendara yang mencari ribut dengannya namun memilih mengabaikan saja setelah melihat siapa yang berada diatas motor sport itu.
"bryce lo sini dulu!"
asta menarik tangan bryce yang akan pergi meninggalkannya,dia sudah bergegas menuju sekolah pria itu namun setelah disini bryce seakan tidak peduli padanya.
"apa lagi sih?!"
bryce berdecak malas lalu mendekati asta yang sedang membuka helm full face miliknya.

"astanya kangen tuh bryce,lo cium dulu dong"
riko berucap keras membuat wajah bryce memerah menahan malu karena sempat dilirik oleh beberapa anak sekolahnya.lihat saja nanti si riko itu, bryce akan memberi sebuah tendangan hingga dia tidak berani bicara sembarangan lagi padanya.
teman-teman asta yang ikut berhenti disekolah bryce tertawa menanggapi ucapan riko disusul oleh asta yang menarik tubuh bryce kedekapannya.

"gue kangen pengen charge energi dulu"
asta membubuhkan sebuah kecupan disudut bibir bryce yang terluka karena tidak sengaja tergigit olehbya semalam.
bryce segera melepaskan pelukan asta karena sialan asta itu benar-benar menempeli tubuhnya namun sia-sia saja. orang-orang melihat mereka dengan tatapan aneh membuat bryce tidak nyaman,biasanya mereka akan menunduk saat bertemu dengannya, bisa-bisa nanti mereka tidak takut lagi padanya pikir bryce kalut.

"lo anjing, berhenti bertindak semau lo,gue peringati lo dari sekarang!"
asta tidak peduli dengan kalimat-kalimat kasar Bryce,dia mencium leher jenjang bryce dan menghirup aroma tubuhnya dalam membuat bryce menggeling karena itu merupakan daerah yang sensitif baginya.

bryce berlari tertatih melewati gerbang setelah asta melepaskan pelukannya dan tersenyum kecil.bryce memberikan jari tengah pada asta yang dibalas asta dengan sebuah flying kiss membuat teman-temannya yang menyaksikan berlagak muntah.sungguh orang ini sangat berbeda dengan asta yang biasa mereka temui,asta yang kalem dan tidak banyak bicara dapat berubah karena seorang lelaki tempramen.

"yok cabut sebentar lagi mau bel"
asta memasang helmnya kembali lalu mendahului temannya meminpin dijalan.

Tbc.....

Scream my name bryce(End)Where stories live. Discover now