15

6.3K 459 5
                                    

Typo 🙏

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°°

      permainan bola voli berlangsung seru dan heboh oleh teriakan supporter dua tim.asta mundur kebelakang lalu berlari kecil dan melompat dengan tangan memukul bola untuk servis yang diterima oleh tim lawan dengan sedikit kepayahan karena servis kuat yang dilakukan asta membuat bola menukik tajam.
mereka bermain dengan semangat diiringi tawa karena beberapa anggota ada yang terjatuh dan menimpa satu sama lain.

"woi alanjing!gak mau ikut lo?"
Putra berteriak kearah alan yang juga ikut menyaksikan permainan voli.alan beranjak berdiri lalu berjalan kearah lapangan bergantian dengan pemain lain.

alan memulai servis bola dengan baik karena olahraga ini cukup digemarinya juga.asta menerima bola dari alan dan memukul pada timnya hingga bola bertahan sedikit lebih lama.mereka menikmati jalannya permainan seiring dengan  sunset yang mulai kelihatan membuat langit sore berubah warna menjadi jingga kemerahan.banyak dari mereka mengabadikan dengan kamera ponsel karena ini dia salah satu keindahan dari pantai,langit sore yang membuat mata semakin mendamba keindahan semesta.

"bryce kita gak jadi perang ya, sia-sia kita bangun istana bagus gini kalo mau dihancurin lagi"
alif menambahkan menara terakhir hingga membuat kerja keras mereka terbayar dengan senyum puas melihat istana berdiri selutut mereka.
"yaudah kapan-kapan aja deh perangnya"
bryce mengeluarkan ponsel miliknya dan merangkul tubuh rezi dan alif lalu mengambil sebuah foto selfie dengan istana pasir sebagai latar.

"ji bantuin gue buat kolam ikan istana,lip lo bangun tembok besar buat benteng pertahanan istana kita"
bryce membagi tugas dan menyerahkan peralatan yang diperlukan pada kedua temannya yang mengangguk senang.bryce memakai sekop kecil untuk membuat kolam bersama rezi sedangkan alif mencetak pasir basah dengan perlahan ditanganya.

"bryce awas!"
asta berteriak keras lalu berlari menuju arah bryce dengan panik.rezi dengan refleks tubuh yang cepat segera menarik tubuh bryce menghindari arah datangnya bola.bryce menghimpit tubuh rezi dibawahnya lalu melotot marah melihat istana yang mereka bangun susah payah kini kehilangan separuh bangunannya.
"lo tanggung jawab ta!"
bryce menghampiri asta yang berlari kearahnya lalu menarik kerah baju pria itu hingga terduduk didepan onggokan tangah yang sudah tak berbentuk lagi.

alif memberikan bola pada arya dan memberikan isyarat agar mereka kembali meneruskan permainan dan menggantikan asta sementara waktu.

"gue gak sengaja sumpah bryce"
asta tersenyum canggung lalu mengecup pipi bryce sekilas.bryce mengusap bekas ciuman asta lalu memberikan sebuah sekop dan ember pada asta menyuruh pria itu agar membangun kembali istana yang rusak.sementara alif dan rezi memilih kembali menggali kolam dan membangun benteng.

"lo mau tidur bareng gue gak ta?"
ucapan asta mengehentikan aktivitas bryce yang sedang membuang air dari kolam yang sudah cukup dalam.bryce melihat tampang serius asta tanda pria itu tidak main-main dengan ucapannya barusan.

"gak deh teman-teman lo jelek semua nanti gue ketularan juga"
bryce menjawab demikian karena dia pikir asta akan tidur bersempit-sempitan dengan anak sekolahnya yang lain,lebih baik bryce tidur setenda dengan rezi dan alif saja pikirnya.

"dan gue gak nerima penolakan baby"
wajah bryce memerah dengan panggilan yang diberikan asta padanya.dia menoleh pada alif maupun rezi, untunglah kedua orang itu tidak menyadari perubahan warna wajahnya jika tidak mungkin bryce akan digoda habis-habisan lagi.

°°°°°°°°°°

       lingkaran besar telah dibuat dipinggir pantai yang diisi oleh murid empat sekolah diikuti para guru pembimbing.hari yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam semakin membuat suasana malam menjadi heboh.mereka semua bernyanyi bersama dengan dipimpin rezi karena memang anak itu memiliki suara yang bagus.
asta menggenggam erat tangan kiri bryce sembari menikmati indahnya malam hari dengan langit bertabur bintang tanpa ada tanda-tanda turunnya hujan.

"jadi milik gue sepenuhnya ya bryce?"
asta berbisik ditelinga bryce cukup keras karena suara bising nyanyian teman-temannya.jantung bryce berdegup kencang dengan tangan mengerat pada asta.
"gue mau,tapi lo harus yakinin papa dulu, gimana berani gak?"
bryce menaik turunkan alisnya menggoda asta yang dibalas asta dengan anggukan mantap walaupun kerongkongannya seketika kesusahan menelan ludah.
"gue bakalan usaha lebih lagi buat om juna nerima gue bryce"
asta mengecup punggung tangan bryce lalu kembali memperhatikan acara yang sedang berlangsung.asta susah menahan dirinya untuk tidak memeluk tubuh Bryce dan menciumi pipi itu sehingga dia harus mencari pengalihan.sementara bryce mengulum senyumnya dan berusaha menetralkan deru nafasnya,sial jatuh cinta rasanya seperti mencicipi anggur terenak,harum manis namun memabukkan.

  alan berdecih pelan melihat asta dan bryce yang saling melempar senyuman bahagia sementara dia disini mati-matian menahan emosi.memang benar dia hanya bertemu bryce beberapakali,namun siapa bisa mencegah jika rasa dihatinya tumbuh begitu cepat dan semakin bertambah besar dari waktu ke waktu.

"lo ngapain liatin orang pacaran huh?kayak gak pernah pacaran juga"
rezi menyenggol lengan alan hingga pemuda yang duduk disampingnya menolehkan kepala.rezi menelan ludahnya gugup saat alan menatap matanya dalam seperti mengingat-ingat sesuatu yang rezi yakin jika pemuda itu tidak mengingat apa-apa.

"lo gak marah lagi sama gue?"
alan menatap wajah rezi bingung karena beberapakali mereka bertemu,rezi dan temannya yang satu lagi akan menatapnya benci.rezi terkekeh geli lalu bangkit meninggalkan alan yang dipenuhi tanda tanya mengala rezi terkesan menyembunyikan sesuatu darinya.
alan kembali memperhatikan penampilan beberapa anak yang sedang membuat pertunjukan komedi hingga semua yang menonton tertawa terpingkal-pingkal.

asta memakaikan jaket miliknya menutupi tubuh bryce dari angin malam yang berhembus dingin.malam yang sudah larut tentu membuat beberapa orang mulai mengantuk.para siswi sudah berjalan kembali menuju tenda mereka sedangkan para siswa memilih main kartu atau sekedar merokok.pertunjukan juga sudah selesai yang diakhiri dengan penampilan penutup dari alan dengan petikan gitar serta suara lembutnya.

"mau tidur sekarang bry?"
asta mengusap pipi bryce yang sudah memerah kedinginan dan dibalas anggukan oleh bryce.matanya sudah sangat berat ingin segera menidurkan diri membuat asta membungkuk didepannya.bryce tidak pikir panjang langsung menaiki punggung asta dan mengeratkan pelukannya dileher asta.

"ji bryce tidur ditenda gue"
asta menyenggol bahu rezi yang tengah bermain kartu dengan alif dan teman-teman baru dari SMK.
"oke ta,lo jagain bryce baik-baik"
rezi mengangguk lalu kembali melempar kartunya disusul oleh lemparan kartu  dari alif.
asta berjalan pelan sesekali menoleh melirik wajah bryce yang tertidur dibahunya.asta mengeratkan genggaman pada pantat bryce agar pria itu tidak melorot kebawah.dia tersenyum merasakan benda kenyal itu dalam genggamannya.

Tbc....

Scream my name bryce(End)Where stories live. Discover now