3

9.6K 684 1
                                    

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°

     rezi berjalan mondar-mandir didalam kelas dengan wajah khawatir dan terus melirik pada ponselnya berharap benda itu bergetar karena panggilan masuk.

"gimana lif?lo udah ada kabar dari bryce?gue hubungin nomornya gak aktif terus,kemana sih tu anak bikin khawatir aja"
rezi kembali mencoba menghubungi bryce namun tetap sama, nomor bryce tidak dapat dihubungi sama sekali.alif meraih tangan rezi agar duduk tenang di kursinya karena jika terus melihat pemuda itu berjalan-jalan semakin membuat pikirannya kacau juga.

"lo duduk dulu,nanti kalo bryce gak ada kabar juga,kita samperin dia kerumah"
alif menatap wajah rezi menenangkan sehingga membuat pemuda itu akhirnya mengangguk pasrah.bagaimana mereka tidak cemas jika bryce hilang tanpa kabar seperti ini,karena dari yang mereka tau pun hubungan antara Bryce dan papanya pun tidak begitu baik.pria berumur yang bryce sebut sebagai ayah itu sering kali mengacuhkannya demi sebuah pekerjaan yang menurutnya lebih penting,dari cerita bryce sih.

"lo coba kabarin so asta lif, nanti dia marah kita gak kasih tau dia"

rezi berdecak sebal dengan tangan mengacak rambutnya kasar.sungguh bryce itu meskipun kasar diluar,anak itu sebenarnya sangat membutuhkan perhatian dari keluarganya.dia tumbuh menjadi liar seperti ini karena kurangnya sosok ibu,bagaimana caranya bryce akan berlayar jika sosok nahkoda saja dia tidak punya sehingga membuatnya terkatung-katung ditengah lautan sana.

   teman-teman bryce ditambah asta sudah memarkirkan motor mereka didepan rumah yang nampak sangat sunyi lalu berjalan memasuki rumah dipimpin oleh asta.rezi mengatakan pada asta bahwa bryce tidak masuk sekolah  membuat asta bereaksi berlebihan seperti ini hingga berniat mendatangi rumah pemuda itu sendirian.

alif dan rezi yang juga cemas segera menyusul asta meskipun mereka semua melewatkan jam pelajaran yang cukup penting,namun bagi ketiganya tidak ada yang lebih penting daripada bryce.

"bryce...lo ada kan?"

alif berteriak keras didalam rumah bryce yang cukup gelap karena kurangnya pencahayaan dari lampu.mereka menaiki tangga menuju kamar bryce yang tidak terkunci dari dalam, memudahkan bagi siapa saja memasuki ruang pribadi pria itu.

asta berlari menuju ranjang besar milik bryce setelah melihat sosok itu bergelung dengan selimut tebal namun tubuhnya masih terlihat bergetar.

"bryce..lo demam karena kehujanan kemarin ya?"

asta memeluk tubuh bryce erat hingga permukaan kulit panas itu menempel ditubuhnya.bibir bryce pucat dan kering serta peluh yang membasahi rambutnya membuat keadaan bryce tampak sangat memprihatikan.

"bryce kemarin kena hujan ta?"
alif bertanya pada asta dengan alis bertaut ingin tahu yang dibalas asta dengan anggukan singkat.dia berjalan mencari-cari handuk kecil yang dapat digunakan untuk menurunkan panas tubuh bryce.rezi membantu asta dengan mengambil sebaskom kecil air hangat lalu menyerahkannya pada asta.

mereka semua menatap bryce dengan raut cemas karena pemuda yang sedang berbaring itu masih belum sadar dari tidurnya.mungkin karena demam hingga membuat bryce merasa lemas,perutnya juga belum diisi dari kemarin.

"lo berdua jagain bryce kalau-kalau dia perlu sesuatu"
asta membalik badan lalu melangkah meninggalkan kamar.

"woi..ta!lo mau kemana lagi?lo gak mau jagain bryce juga?katanya cinta kok malah ninggalin"

alif bertanya dengan wajah songong pada asta berniat menggoda pemuda jangkung itu,asta hanya mendengus kecil karena kalimat itu tidak akan membuatnya terpancing.
"gue mau beli makan buat bryce,lo berdua tunggu disini"

asta menutup pintu kamar lalu melangkah menaiki motornya lalu berlalu pergi dengan cepat karena tidak mau terlalu lama meninggalkan bryce. kenapa dia tidak menyuruh alif atau rezi saja yang pergi? jawabannya karena jika mereka berdua yang pergi membeli makan,maka dapat dipastikan akan kembali dua atau satu jam paling cepat.

°°°°°°°
    
       keadaan bryce sudah mulai membaik sejak kedatangan kedua temannya kemarin.bryce sempat kebingungan mengapa asta ada dikamarnya yang asik berbincang dengan alif dan rezi seolah mereka teman lama.bryce sudah mencoba bertanya pada alif namun temannya itu selalu mengalihkan pembicaraan seakan bryce tidak pernah bertanya.

"ji,lo izinin gue jam pelajaran terakhir ini ya,gue mau ke sebelah dulu"

belum sempat rezi berucap iya atau tidak,bryce sudah berlari cepat meninggalkan kelas menyisakan alif yang baru kembali dari toilet menatapnya bertanya.

"mau kemana lagi dia?"

alif mengusap sisa air ditanganya pada kemeja putih rezi membuat sebuah tamparan halus mendarat dipipi pemuda yang berdiri sambil cengengesan itu.

"bau taik anjing!"
rezi berlagak hendak muntah membuat alif tertawa kencang mengisi ruang kelas yang cukup hening.
"siapa bau taik rezi?"
suara nyaring seorang wanita menyapa rezi hingga membuat pria itu menggaruk tengkuknya canggung dan tersenyum halus pada guru yang memasuki kelas.sedangkan alif mencubit pahanya sendiri untuk menghilangkan tawanya karena melihat wajah jelek rezi.

"alif bu"
suara gelak tawa memenuhi ruang kelas sesudah rezi menjawab demikian yang membuat wajah alif memerah malu karenanya.

dilain tempat...

   "kok malah dikunci sih gerbangnya?"

bryce menggoncang pintu gerbang besi bercat hitam yang menjulang tingg didepannya, jari-jari bontotnya mencoba membuka celah sempit gerbang itu namun sayang sekali baginya gerbang itu bahkan tidak bergerak sedikitpun.

ckkkk...
bryce mendengus kesal lalu menurunkan tas punggungnya dan mengambil sebuah linggis.bryce selalu membawa benda-benda seperti ini saat sekolah yang berguna jika sekolah mereka tiba-tiba mengadakan tawuran antar pelajar.

bryce mengayunkan batangan linggis itu sekuat tenaga pada gembok besar yang terpasang hingga benda itu terjatuh ketanah dalam keadaan rusak parah.bryce tersenyum senang lalu kembali memakai tasnya.dia berjalan masuk kedalam sekolah asta yang berada tidak jauh dari sekolahannya.

"kalo cuma segini keamanan sekolah kalian,sangat mudah gue buat keluar masuk kesini"

bryce menyisir rambutnya kebelakang lalu berjalan santai mencari keberadaan asta.

"asta!sini lo gue mau balikin jaket!"
tanpa rasa takut sedikitpun,bryce berteriak keras hingga membuat beberapa orang guru dan satpam sekolah berlari kearahnya.

"kamu dari sekolah mana?kok malah buat keributan disini?!"

seorang guru pria berusia sekitar 30 an memegang lengan bryce erat lalu menyeretnya keruang guru untuk ditindak lanjuti.
"jangan serat-serat dong pak,saya mau cari asta dulu"
bryce menggeliat tidak nyaman lalu kembali meneriakkan nama asta sekali lagi sampai seorang pria yang dicarinya berjalan sedikit tergesa padanya.

"ayok pak, bawa dia juga"
bryce berucap riang lalu berjalan mendahului mereka yang terdiam memandang penyusup kecil dengan wajah heran.
asta hanya mengikuti saja setelah guru biologi wanita memberinya kode dengan anggukan kecil.

Tbc.....

   

Scream my name bryce(End)Where stories live. Discover now