Bab 4 - What Happened To You?

3.2K 158 7
                                    

Author ingin memberitahukan informasi tentang cerita ini kepada pembaca lama. Bahwa cerita ini punya dua versi. Versi baru di Wattpad, dan versi lama ada di Noveltoon.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hening perjalanan kami menuju kampus, meskipun jalanan kota sangat ramai dengan kendaraan. Tiga puluh menit lamanya aku harus menahan diri dari suasana tidak nyaman ini. Hingga bacaan novel online di ponselku jadi buyar karena tidak betah duduk lama-lama di sampingnya.

Agak gelisah saat merasa waktu berlalu begitu lama, benakku terus bertanya-tanya resah kapan kami akan tiba? Lalu kusadari, jarum spidometernya menunjuk angka rendah, secara otomatis pula mobil yang ia kendarai melaju lambat.

Padahal jalanan tidak macet. Apakah Carlo sengaja melakukannya?

Memang jadwal kelasku masih ada satu setengah jam lagi, sehingga tidak perlu terburu-buru. Namun, di sini aku lah yang ingin bergegas pergi dari sisinya!

Aku mendengus sabar. "Carlo bisa tolong dipercepat? Aku belum selesai mengerjakan tugas. Jadi ingin mengerjakannya di kampus sebelum kelas dimulai," bohongku.

"Jangan berdusta," tembak Carlo telak. "Kau tidak memiliki tugas apapun untuk diserahkan hari ini," pungkasnya membungkam mulutku.

Aku menatapnya. Entah apa yang ada dipikiran Carlo. Sudah hampir empat tahun ia tak pernah absen mengantarku ke kampus, padahal jarak kantornya dengan tempatku belajar saling bertolakbelakang. Selain itu, ia tak pernah menerima penolakanku.

Terlalu terasa lamban, ketika akhirnya mobil Carlo menepi ke trotoar depan kampusku. Segera kulepas sabuk pengaman, memakai tas ke pundak lalu bergegas keluar. Tak kupedulikan Carlo, aku melangkah cepat memasuki taman kampus yang luas.

"Cecillia!"

Suara akrab mengerem langkahku seketika. Kutolehkan kepala, lelaki dan wanita berjalan menghampiriku. "Hai, Roma! Olivia!" Senyumku merekah bertemu dengan mereka.

"Kau tampak tergesa-gesa, ada apa?" Olivia melirik jam tangannya. "Kelas dimulai masih agak lama," tambahnya dengan heran mengingatkan.

Aku menggeleng. "Bukan apa-apa. Oh iya bagaimana dengan tempat magang? Apa kalian sudah dapat?" tanyaku mengalihkan topik.

Mereka menggeleng. "Semua perkantoran sudah penuh dengan anak magang lain. Bahkan kantor paling diminati anak-anak kampus juga tidak bisa menerima anak magang lagi," kata Roma. "Aku tak yakin lamaran kita diterima di kantor itu." Mereka berdua tampak murung pesimis.

"Kantor apa itu?" tanyaku.

"Romirin Corp," jawab Olivia.

Terjerat Hasrat Dua Kakak Where stories live. Discover now