Bab 15 - Di Rumah

1.9K 108 8
                                    

***

Aku membuka mata. Seketika pening menyengat kepalaku.

"Apa kau sudah bangun, kali ini?" Suara Carlo terdengar. Aku terkejut dan menoleh ke sampingnya. Tepat di sampingku berbaring, dia ada di sana berbaring miring menatapku.

"Kakak? Kenapa kakak ada di sini?" Aku keheranan. Harusnya yang kulihat adalah Cedric bukan Carlo.

Dikejutkan dengan kehadiran Carlo, aku bertambah kaget ketika melihat tubuhku sudah berganti pakaian. Seingatku, semalam aku mengenakan kaos dan jeans. Tapi begitu bangun, semua pakaian itu entah kemana digantikan dengan baju tidur pendek, dan sekarang aku berada di kamarku.

Kamarku?

Tunggu dulu, aku harus mengingat-ingat saat aku mabuk di klub malam tadi. Apa saja yang sudah aku lakukan dan mengapa aku bisa kembali ke rumah lagi?

"Apa kau tidak ingat tentang semalam?" tanya Carlo lagi. Aku meliriknya. Napasku tercekat. Baru kusadari dia tidak mengenakan bajunya.

Apa yang terjadi semalam? Ingatlah, Cecil!

Apakah terjadi sesuatu antara aku dan Kak Carlo?

"Aku tidak bisa ingat apapun," ucapku menyerah. Aku hanya ingat saat terakhir kali menelepon Cedric tapi tidak diangkat. Setelahnya aku tidak apapun lagi.

"Sungguh?" kata Carlo dengan sudut bibir menyeringai sedikit.

Carlo bergerak. Sebelah lengan berototnya menyebrangi sisi pundakku yang lain, sehingga wajahnya kini berada di atasku. Aku terkurung olehnya. Napasku tidak bisa berembus secara teratur saat hidung kami nyaris bersentuhan. Bibir itu masih tersenyum miring dengan tatapan mata yang mencemooh.

"Apa perlu aku buat kau ingat lagi? Semalam kau begitu liar dan panas," ucap Carlo dengan suara seraknya yang sexy.

"Tidak, aku tidak bisa ingat apapun," kataku pelan.

Carlo menunduk. Dalam sekejap aku dibungkam dengan bibirnya. Itu terlalu mendadak. Membuatku tidak sempat menghalaunya. Sehingga dia dengan mudah mengakses lidahku.

Pikiranku melayang terbang. Gerakan lidahnya membuai duniaku. Membuat reflek biologisku menyambut. Aku menggeliat sambil merapatkan pahaku. Rasanya lembab di bawah sana. Tapi aku tidak ingin dia tahu itu.

Dia menutup bibirku, menguasai mulutku sepenuhnya. Kami saling bertukar air liur. Sampai-sampai daguku basah dibuatnya. Carlo sangat pandai menciumku. Dia lihai sekali untuk membuatku terlena.

Carlo menarik punggungku. Aku dipeluknya sambil berciuman dengan intens. Sembari tangan besarnya dapat kurasakan merayap ke dalam baju tidurku. Telapak tangannya mengelus punggung polosku yang seketika memberikan sensasi merinding atas tindakannya.

Di saat tenggelam dalam ciuman panas kami, aku disadarkan tiba-tiba dengan sesuatu yang menusukku di bawah sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di saat tenggelam dalam ciuman panas kami, aku disadarkan tiba-tiba dengan sesuatu yang menusukku di bawah sana. Ah, itu lagi. Carlo sangat bersemangat menciumku sampai-sampai anggota tubuhnya menegang.

Terjerat Hasrat Dua Kakak Where stories live. Discover now