Bab 11 - Moral Yang Rusak

2.3K 107 5
                                    

***


Flashback 2.

Carlo ke dapur dengan melewati meja makan. Di sana sudah ada Ayah dan Ibu serta Cedric. "Carlo, kemana saja kau. Cepat duduk dan makan bersama kami," tegur Ayah. "Dan juga Cecillia. Bawa dia ke sini," tambahnya.

"Tidak ayah. Aku akan makan bersama Cecillia di kamar," tolak Carlo sambil menyiapkan makanan ke nampan.

"Carlo...." panggil Ayahnya. Dari suaranya yang menekan, dia terdengar berusaha sabar. Carlo mengabaikan. Tidak peduli. Dia melengos pergi sambil membawa nampan berisi makanan. Lalu ibunya menenangkan ayah. "Sudahlah tidak apa-apa. Biarkan mereka makan berdua. Jarang sekali kan mereka bisa akur," rayu ibunya.

Carlo tak mendengar percakapan mereka lagi setelah naik ke anak tangga teratas. Carlo membuka pintu kamar Cecillia. Dilihatnya gadis kecil itu duduk melamun di pinggir kasur. Carlo masuk dengan menutup pintunya lagi.

Mereka kemudian duduk bersebelahan. Carlo memangku nampan makanan. Dia memberikan gelas air untuk Cecillia minum dulu. Cecillia meneguknya sedikit. Setelahnya, wajahnya langsung disodorkan sendok makanan oleh Carlo.

"Kakak, aku bisa makan sendiri," ujar Cecillia. Dia merasa aneh. Canggung. Tidak biasa makan disuapi kakaknya.

"Buka mulutmu. Kakak akan menyuapimu sampai kau kenyang," desak Carlo.

Cecillia menurut. Dia membuka mulutnya dan makanannya pun masuk.

"Bagaimana sekolahmu tadi pagi?" tanya Carlo seperti seorang ibu yang menanyakan hari anaknya di sekolah.

"Aku baik-baik saja di sekolah," jawab Cecillia. Walau sebenarnya itu bohong.

"Benarkah? Lalu kenapa kau menangis setelah sampai di rumah?" Carlo terus bertanya. Secara tidak langsung dia sedang menginterogasinya secara halus.

"Itu karena Kak Cedric mengagetkanku." Cecillia membela diri.

"Tidak mungkin. Cedric sudah biasa mengejutkanmu secara tiba-tiba, tapi kau tidak menangis karena itu. Katakan yang sejujurnya padaku," tuntut Carlo.

Cecillia tertunduk. Wajahnya jadi murung. Carlo menunggunya bicara. "Ada sekelompok anak yang menjahiliku. Mereka menyembunyikan buku tugasku, lalu aku mendapat hukuman dari guru dengan PR banyak," keluh gadis kecil itu.

"Besok kau tidak akan dijahili mereka lagi. Kau tidak perlu khawatir," ucap Carlo memberikan janji. Membuat wajah Cecillia terangkat menatapnya.

Carlo memperhatikan bibir kecil Cecillia. Itu terlihat lucu dan menggemaskan. Bibirnya tipis dan sedikit mengilap karena makanan. Sampai-sampai naluriah Carlo menyentuh dagu mungil itu.

Dia membungkuk dan mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis kecil itu. Cecillia tidak mengerti dan hanya diam saja ketika merasakan basah disudut bibirnya.

Pemuda berusia awal dua puluhan itu telah kehilangan moral....

Carlo menjilat area bibir Cecillia hingga membuatnya bersih dari jejak makanan. Cara paling gila untuk dilakukan terhadap saudarinya sendiri.

Kewarasan Carlo sudah rusak sejak saat itu.

Sejak saat itu juga sepasang mata menyaksikan mereka berdua. Menonton Carlo menjilat wajah adik perempuannya sendiri. Mata biru yang bulat itu hanya terdiam melongo di depan celah pintu kamar.

Terjerat Hasrat Dua Kakak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang