Tak menyangka

2.3K 102 0
                                    

Cerita ini hanya sebuah karangan Murni dari otak author bukan maksud menjelekkan tokoh manapun

Semoga kalian suka

Selamat membaca

Vote komen jangan lupa

Derap langkah kaki menggema di penjuru kantor yang cukup besar, raut bahagia bercampur kahwatir kentara dari sosok manis itu.

Sejujurnya ia bimbang apakah semuanya sudah benar?. Di rematnya amplop putih yang hampir nampak lusuh itu.

Peluh membasahi setiap inci dari wajah manis itu, masih bimbang apa sudah benar atau tidak, tangan mencoba meraih handle pintu namun urung.

Tarikan nafas panjang terdengar di koridor yang nampak sepi . Memang lantai ini hanya memiliki satu ruangan saja dan terkhusus untuk petinggi perusahaan tersebut.

Memang ia ikut andil dalam kegiatan tersebut, namun itu juga bukan sepenuhnya salahnya, hey kedua sama sama di untungkan bukan. Walau ia tau tetap saja yang akan rugi adalah dirinya.

Dengan keyakinan mantap di ketuk pintu coklat tersebut. Gema suara dari dalam membuat tubuh gembul itu bergetar seketika.

Ia harus yakin ini demi sesuatu yang ada dalam dirinya saat ini.

" Pppermisi pak ".

" Oh new silahkan duduk " dengan tubuh sedikit gemetar ia mencoba untuk berjalan menuju kursi yang berhadapan langsung dengan sang petinggi.

" Ada perlu apa kamu" to the points sebab si bos memang tak suka untuk basa basi

" Em iitu pak aanu em " dengan keberanian yang ada ia serahkan amplop putih dengan logo rumah sakit terkenal di salah satu daerah ini.

Si pemimpin terlihat mengernyitkan dahinya, namun setelah ekspresi itu berubah dengan keterkejutan yang kentara.

Di sodorkan kelima benda dengan merk berbeda itu di meja yang berisikan dokumen dokumen yang mungkin penting.

Di sodorkan kelima benda dengan merk berbeda itu di meja yang berisikan dokumen dokumen yang mungkin penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Apa maksud kamu " sarkasnya.

Liquid putih sudah menggenang di pelupuk mata bulat coklat itu.

" Saya hamil ddan iniii anak pak ttawan ".

Tay Tawan Vihokratana CEO of Vihokratana company putra tunggal dan pewaris kekayaan Vihokratana group. Dengan usahanya di bidang furniture.

" Bagaimana bisa? Jangan bermain main kamu dengan saya " rahangnya tampak mengeras bahkan buku-buku jari terlihat memutih sebab cukup kencang kepalan tangan di atas meja tersebut.

Takut hanya itu yang di rasakan oleh new, semua pikiran buruk dengan tak sopan beremayam di dalam otak pintarnya, ia menebak kemungkinan kemungkinan buruk akan terjadi.

Keduanya masih sama sama membisu, entahlah tak ada satupun dari mereka yang ingin membuka suara.

Makin bergetar saja tubuh gembul itu, ia takut tuan di hadapannya ini tak mau bertanggung jawab atau bahkan mungkin memintanya untuk memintanya untuk menggugurkan kandungan seperti di beberapa film yang sempat ia tonton.

Hampir setengah jam berlalu namun masih sama seperti posisi semula, sudah kepalang tak tahan tuan tampan itu menghela nafas panjang.

" Besok temui aku di cafe bluesea Jam sepuluh jangan sampai terlambat" pria cantik itu menangguk tanda mengerti kemudian pamit untuk undur diri.

Selepas kepergian si cantik tuan tanah tampak mengusap wajah tampannya dengan kasar.

Sial sial sial

Empat huruf yang selalu keluar dari bibir tebalnya itu.

" Bagaimana mana ini bisa terjadi "

Tepat saat ia sedang melamun deringan ponsel dengan logo Apple menyadarkannya.

Tergampang nama sahabat masa kecil yang ia sayangi melebihi sayangnya kepada diri sendiri.

"Hallo "

Sapaan riang ia keluarkan, sangat berbanding terbalik dengan keadaannya Lima Menit sebelum itu.

" Apa , baiklah don't cry baby aku kau tak usah khawatir aku ada bersama mu "

Telfon kembali di tutup ia bergegas dengan terburu menuju entah kemana author saja tak tahu.

Kritik saran sangat diperlukan

Retak (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang