💕Terimakasih 💕

779 53 1
                                    

Keputusan pengadilan sudah di tetapkan kini namtran dan Tay sudah resmi bercerai, Vegas maupun Mile sudah tak memperdulikannya, yang keduanya pikiran sekarang bagaimana bisa berdamai dengan istri istri mereka.

Tak itu saja kini tepat enam bulan new di rawat, masih betah memejamkan mata, membuat nattawin tak kuasa merapatkan doa setiap harinya.

Seperti kesepakatan dahulu, kini Alin tinggal bersama dengan Tay, dan menjadi adik yang baik bagi pluem.

Sebagi seorang Kaka Pluem juga begitu menyayangi dan menjaga Alin dari siapapun yang berani mengganggu adik cantiknya itu.

" Abang aku lapar " celetuk anak perempuan dengan wajah cemberut membuat sang kakak terkekeh pelan.

" Tunggu sebentar, nenek sedang dalam perjalanan" si adik mengangguk pasrah.

Sudah lewat setengah jam namun sang nenek belum juga datang, si adik kembali merengek.

" Sebentar, Abang akan telfon nenek dulu " ya memang pluem sudah di perbolehkan membawa handphone, untuk keadaan darurat seperti sekarang ini.

Sudah tiga kali ia menelfon, namun hanya suata Operator saja yang ia dengar.

" Apa nenek tak mengangkat telfonnya bang ?" Pluem menggeleng kepala.

Tiba saja berhenti mobil Alphard Vellfire hitam berhenti di depan halte yang pluem dan alin duduki.

Mata bulat Alin membola sempurna dengan tangan yang menggenggam erat lengan sang Abang.

Pluem melihat sang adik Seperti itu mengrenyit heran.

" Ada apa?" Alin hanya menggelengkan kepala.

Keluarlah seorang yang begitu keduanya kenali, tangan kecil yang mencengkeram semakin erat. Sedang tubuh pluem sudah bergetar dengan keringat bercucuran.

Ingin rasanya lari namun tak mungkin ia meninggalkan sang adik, ia sudah janji kepada mama namtran bahwa akan menyayangi Alin seperti seorang saudara kandung.

" Alin, " sapa orang itu. Bibir Alin masih bungkam seperti malas untuk menanggapi ucapan orang didepannya ini.

" Dan em pluem " masih saja bungkam, orang tersebut menghela nafas pasrah.

" Apa kalian belum di jemput?" Baru saja Alin mencoba memberanikan diri untuk menjawab. Seseorang memanggil nama keduanya dengan lantang.

" Pluem Alin " teriakan orang tesebut membuat ketiganya menoleh.

" Utii" teriak keduanya.

" Nat " gumam orang tersebut.

" Apa kalian tak apa? Orang ini tak melukai kalian kan ?" Nattawin mencoba meneliti seluruh keadaan kedua cucunya, takut orang yahh sedang berdiri itu melakukan sesuatu yang membahayakan kedua cucunya.

Alin dan pluem menggeleng. Nattawin bernafas lega.

" Ayo pulang, ada kabar baik untuk Kalian" ujar nattawin dengan senyum manisnya.

" Benar kah?" Jawab keduanya antusias.

" Ayok cepat, utti sudah tak betah di sini" nattawin bersama Alin dan pluem pergi meninggalkan orang tesebut.

Menghela nafas panjang hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini, tak mungkin ia mengejar mantan istrinya, bisa saja Apo, panggilan kesayangan yang ia berikan akan marah.

****
Melangkah tergesa-gesa dengan sebuah buket bunga Anyelir merah yang bermakna mengekspresikan perasaan dan kerinduan yang kuat.

****Melangkah tergesa-gesa dengan sebuah buket bunga Anyelir merah yang bermakna mengekspresikan perasaan dan kerinduan yang kuat

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Retak (End)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon