maaf

803 70 5
                                    

Suara gaduh terdengar di koridor rumah sakit umum kota, banyak pasang mata yang melihat dengan prihatin.

Seorang anak kecil berlumuran darah sedang berada di dekapan seorang laki-laki dewasa, mungkin sang ayah pikir mereka.

Berjalan dengan terburu buru, tak lupa teriakan panik memanggil staf yang dapat membantunya di rumah sakit.

" Dokter suster tolong bantu anak ku".

" Selamat kan anakku!!"

Para staf perawat segera bergegas membawa brangka menghampiri si laki laki dewasa yang keadaannya sudah begitu memprihatinkan.

" Dokter selamat kan anak ku hiks".

" Aku akan memberikan semua yang ku punya untuk mu tapi tolong selamatkan anak ku hiks"

Duduk di kursi yang sudah di sediakan di depan IGD wajahnya tampak lelah dengan lelehan air mata yang senantiasa mengalir di wajah tegas miliknya.

" Hiks maafkan aku hiks maaf " mata yang biasanya menyorot tajam kini berubah sayu dan menyedihkan.

Siapa saja pasti akan prihatin melihat penampilannya, kemeja yang begitu lusuh dengan bekas darah di mana mana.

" Tay " suara halus yang sangat familiar baginya.

" Nam" ujarnya pelan, menubruk tubuh kecil milik sang istri, ia tumpahkan segala rasa kekhawatirannya.

Badan gagah itu kini telah menciut di hadapan sang istri.

" Maaf hiks maafkan aku, kalau saja aku -".

" Sttt sudah tenang Tay aku yakin dia akan melewati ini semua?, Bukankah kau yang mengatakan bahwa ia anak kuat ".

" Kuat iya hiks dia memang anak kuat hiks ".

Beberapa menit berlalu, doktet masih saja belum keluar hal itu membuat pasangan orang tua tersebut merasa khawatir. Banyak pikiran pikiran buruk bersarang di otak keduanya.

*****

" Bagaimana phi apa kau sudah bisa menghubungi tuan?" Si pria jakun masih saja menggeleng Kepala. Hal itu membuat pria lainnya menghela nafas panjang.

" Apa kita beritahu- ".

" Jangan, biar ini jadi urusan ku ".

" Kasihan sekalian nasib mu nak " mengusap kepala itu dengan sayang.

******

" Dokter bagaimana keadaannya" cerca Tay setelah melihat dokter keluar dari ruang tersebut.

" Syukur pak anak bapak sudah melewati masa kritis, kami akan segera memindahkan ke ruang perawatan.

" Kapan ia akan bangun nam " Tay

" Kau yang sabar, mungkin efek dari obat bius".

" Oh iya tay barusan aku mendapat kabar bahwa ada beberapa urusan dengan manager ku, bisakah kau menjaga nya untuk ku?".

" Tapi ".

" Kumohon sebentar saja " Tay menghela nafas panjang.

" Baiklah".

******
Matahari kian detik kian menghilang beganti dengan bulan yang sudah tak sabar untuk muncul ke permukaan.

Berjalan kesan kemari dengan raut wajah khawatir, sudah hampir malam namun anaknya tak kunjung pulang.

Sudah menelfon beberapa teman temannya namun jawaban tetap sama, mereka semua tak tahu di mana keberadaan permata miliknya itu.

" Phi nyuu" panggilan dari sang adik membuat nya terkejut.

" Iya ? Apa adik lucu kakak ini lapar" anak itu mengangguk semangat,  namun tak bertahan lama wajah nya tiba saja miring

" Tapi Pum belum pulang "

" Ah mungkin sebentar lagi pluem pulang "  ujar new menenangkan sang adik, walaupun dalam lubuk hatinya ia merasa kekhawatiran yang mendalam.

New kembali mencoba menghubungi teman maupun guru guru pluem.

Tadi ia sempat menjemput sang anak namun satpam mengatakan bahwa semua murid sudah pulang dari tadi.

Ia mencoba berfikir positif namun mengapa sampai sekarang sang anak tak juga menunjukkan batang hidungnya.

" Sing dengarkan phi "

" Singto Adik phi yang pemberani kan" anak itu mengangguk ribut.

" Sing dirumah sebentar ya phi ada urusan janji tak akan lama "

" Janji ?"

" Phi janji, nanti phi belikan es krim oke" singto menganggukan kepala.

New bergegas memakai jaket dan mengambil kunci motor miliknya, ia akan kembali ke sekolah untuk memeriksa apa pluem ada di sana.

****
" Tolong huwaa bunda tolong pluem huwaaa bunda tolong " teriakan menggelegar membuat dua laki laki yang sedang terlelap terbangun seketika.

" Astaga phi cepat panggil dokter" ujar yang lebih muda .

" Stttt sayang tenang Hem pluem tenang ada paman di sini semua akan baik Baik saja " memeluk tubuh gembul dan mencoba menenangkan pluem yang kini sedang terisak.

" Hiks bunda hiks mereka nakal hiks mengunci pluem ".

" Hey buka mata mu sayang , sekarang kau sudah aman, pluem sudah aman oke " menepuk pipi bulat agar anak itu segera membuka kedua matanya.

" Paman? Hiks paman siapa " tanya nya dengan masih sesenggukan.

" Hai paman adalah paman baik yang sudah menolong mu jadi jangan takut lagi ya"

" Hiks bunda mana bunda " ia mencari sang ibu pasti saat ini ibunya sedang bingung dan khawatir mencarinya.

" Hey pluem tenang paman akan segera mengabarinya oke".

Merogoh saku celananya dan mencoba menghubungi nomer yang sudah ia simpan sejak lama.

" Pluem tunggu sini dulu paman akan menelfon kan bunda mu".

Setelah si paman baik keluar ruang rawat tiba saja pintu terbuka dengan kencang.

" Pluem " teriak orang itu.

" Paman?"

Gantung lagi ah.

Jangan lupa vote dan komen
papay ❤️

Retak (End)Where stories live. Discover now