Tay Tawan dan rahasia

774 64 9
                                    

" pluem/ namtran"

Dorrr

*****

Berjalan tergesa-gesa dengan seseorang yang ia sayang dalam dekapan.

" Hiks ku mohon bertahan"

Di susul beberapa orang di belakangnya, menjadikan suara gaduh di koridor rumah sakit.

" Ku mohon selamat dia " mohon nya saat perawat sudah membawa brangka masuk ke dalam ruang UGD.

" Hiks kumohon bertahan " isakan pelan membuat siapa saja yang mendengar ikut merasakan sakitnya.

" Sayang " sapaa halus membuatnya mendongkak kan wajah.

Terlihat mata indah dengan senyum yang senantiasa menemani hingga detik ini,

" Hiks mama" memeluk tubuh yang sudah tidak mudah lagi.

" Sttt tenang lah semua akan baik baik saja na"

" Hiks mah hiks " begitu sakit mendengar rintihan pilu sang anak yang selama ini baru ia dengar.

" Ayah " sapaan pelan, suara yang sangat ia kenal, putranya, darah dagingnya yang selama ini ia telantarkan.

Lihat pipi bulat itu kini memerah, mata yang  selalu memancarkan kebahagiaan seolah redup begitu saja.

" Pluem" di dekap tubuh mungil itu, ia tak kuasa melihat sang anak menangis di depan matanya.

" Hiks Bun hiks " isakan pilu memenuhi depan pintu UGD tersebut.

Dia tak bisa, tak sanggup anaknya menangisi sepilu ini.

" Pluem dengar kan ayah na" di Tangkup dua pipi bulat dengan mata yang membengkak.

" Semua akan baik baik saja, ayah janji "

" Pluem jangan bersedih na , apa pluem ingin melihat ayah juga bersedih?" Anak itu menggeleng.

" Pleum percaya ayah kan ?"  Kembali mengangguk.

" Sekarang pluem bobok dulu na, sini ayah peluk Hem, anak ganteng ayah " di dekap tubuh yang baru beberapa kali ia peluk. Di elus ujung kepala sang anak agar tenang dalam tidurnya.

*****

" Nat " tangan itu bergetar hebat, matanya memanas, melihat pujaan hatinya yang kini seperti orang linglung.

" Maaf " hanya itu yang mampu ia ucapkan.

" Aku membenci mu mile aku membenci".

" Jika sampai terjadi apa apa dengan putraku, aku tak akan pernah memaafkan mu sampai mati "

" Nat ". Mencoba meraih tangan sang istri, namun di tepis seketika.

" New, " gumamanya. Dan bergegas pergi dari hadapan pria yang telah membuat hidupnya hancur berantakan.

****

" Bui" sapaan halus menyadari pria yang di panggil bui dari lamunannya.

" Natt" di dekapan tubuh yang lebih tinggi darinya.

" Putraku bui, new ku hiks "

" Hiks kenapa, hiks kenapa tuhan mempermainkan takdir ku hiks, di saat aku sudah menemukannya kenapa hiks kenapa jadi Seperti ini " racaunya.

" Hey tenang natt aku yakin new bisa melewati semua ini"

Flashback

Ketegangan masih terjadi, masing masing dari orang terkasih itu mengacungkan senjata di pelipis sang Sandra.

Retak (End)Where stories live. Discover now