sekolah Dasar

705 64 2
                                    

Pagi ini pluem sudah terlihat begitu rapih dengan seragam barunya. Hari ini merupakan hari pertama ia akan masuk ke bangku sekolah dasar.

Dengan semangat ia menghabiskan sarapan yang di buat oleh sang ibu.

" Sayang pelan pelan " tegur new, pluem hanya menanggapi dengan senyum manis hal itu membuat new menggelengkan kepalanya.

Selepas sarapan pluem dengan tak sabaran menarik tangan sang bunda.

" Bunda cepat nanti kita telat " new tekekeh melihat kelakuan anaknya ini, lihatlah masih jam setengah enam pagi namun sang anak sudah ribut ingin berangkat.

" Sebentar sayang bunda kunci pintunya".

" Ayok bund cepat pluem ingin duduk di depan " teriak sang anak.

" Phi nyuu cepat sing ingin melihat cekolah pleum " ia kembali terkekeh lihatlah sang adik juga sudah semangat nangkring di motor miliknya.

" Iya iya kalian ini begitu semangat sekali " keduanya menampilkan Gigi rapihnya.

Perjalanan kali ini di ramaikan dengan nyanyian pluem dan juga singto. New mengemudi tak terlalu cepat, ia ingin menikmati suasan pagi ini.

Sepuluh menit berlalu kini ketiganya sudah sampai di depan Sekolah Dasar Matahari. Terlihat nanon Perth dan juga harit berserta orang tua mereka sudah berdiri di depan gerbang.

" Pluem paman sing " teriak ketiganya. Singto berdada Riya membuat siapa saja yang melihat akan terkekeh gemas.

Setelah new memarkirkan sepeda motor nya ia segera menyusul rombongan teman sang anak itu.

" Pluem lama sekali " ujar Perth.

" Bunda yang lama pluem dan paman sudah siap dari tadi iya kan paman " singto menangguk semangat.

" Huu Yasuda, kau akan duduk dengan siapa pluem? ". Tanya Nanon.

" Pluem dengan ku kau dengar Perth bagaimana " sambar harit.

" New" ucap neen pelan.

" Kenapa kak?"

" Kau sudah tau? Anak tuan Tawan juga bersekolah di sini " new diam sebentar namun kemudian ia kembali terkekeh.

" Tenang saja kak jika dia macam macam akan kuberi pelajaran" smrik new.

" Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa berbisik bisik?" Kepo mook.

" Urusan orang dewasa" ungkap neen enteng.

" Kau ini memang aku masih anak anak?" Ujar mook tak terima.

" Ya kau masih anak anak lihat anak sudah mau dua tapi kelakuan mu masih mirip ABG saja " hal itu mendapat kekehan dari Bai dan new

" Phi neen " kesal mook. Para ibu-ibu Terkekeh gemas dengan tingkah Tante mook.

" Ayok foto dulu sebelum masuk kelas" tante Bai meminta anak anak untuk berfoto sebagai Kenang kenangan nantinya.

" 1 2 3 ckrek"

" Aaa kalian sangat menggemaskan" seru mook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Aaa kalian sangat menggemaskan" seru mook.

" Sudah sudah cepat masuk keburu bel berbunyi" setelah anak anak masuk kini tinggal para mama muda beserta singto yang dari tadi di gandeng oleh new takut takut dia akan lari kemana mana.

" Habis ini kalian mau kemana?" Tanya Bai.

" Aku akan kembali ke tokoh bunga kasihan ibu jika tak ada yang membantu" ujar new.

" Ah kalau begitu aku juga akan pulang " neen.

Mereka berlima berpisah untuk melakukan kegiatan masing-masing.

" Phi new " uajar pelan Singto.

" Ada apa adik manis phi ini Hem "

" Sing kangen phi alm " ujarnya dengan wajah cemberut.

" Oho jangan sedih gitu ah mukanya jadi jelek, nanti setelah sampai Tokoh phi akan telfon kan phi arm bagaimana" Mata bulat singto berbinar seketika.

" Iya phi " riangnya.

****

Suara ketukan sepatu mahal menggema di rumah mewa tersebut. Wajah tegas dan sorot mata tajam menjadikan siapa saja akan Takut saat di tatapnya.

" Darimana saja kamu " orang itu menoleh dan menghembuskan nafas panjang.

Dilihatnya seorang paruh baya sedang duduk di ruang tamu miliknya.

" Ada apa papa kemari" tukasnya.

" Sudah kubilang jangan dekati anak itu "

" Apa maksud papa ".

" Jangan berlagak bodoh, kenapa kau daftarkan cucuku satu sekolahan dengan anak rendahan itu".

" Papa tak berhak melarang ku, cukup waktu itu aku ikut perintah ku ".

" Kau lupa dengan ucapan ku son?". Tiba saja rahang nya mengeras kuku buku jarinya sudah terlampau putih menahan gertakan emosi dalam dirinya.

" Jangan berani menyentuh nya" ujarnya dengan dingin.

" Hahahaha, aw apa kau sudah mulai menyayangimu nya?" Smrik si paruh baya.

" Aku akan selalu menyayangi nya"

" Apa menelantarkan nya kau sebut sebagai menyangi?"

" Cukup " bentak nya si paruh baya kembali terkekeh.

" Aku menelantarkan nya?, Jelas itu karena kemauan mu tuan Albert"

" Kurang ajar" emosi nya.

" Sudah mas," sang istri yang dari tadi terdiam mencoba menenangkan nya".

" Lebih baik kita pulang saja" kemudian keduanya pergi dari rumah tersebut.

" Agrhhh sialan sialan "

Brakk prang

" Maaf hiks maafkan Dady sayang "

" Tuan apa yang anda lakukan " ujar bodyguard sekaligus tangan kanannya.

" Hiks off aku aku menyakiti nya hiks"  pria yang di panggil off menatap Prihati tuanya.

" Gun " teriak off.

" Ada apa phi?"

" Bisa kau ambilkan obat milik tuan di laci kamarnya"  pemuda bernama gun itu menangguk dan bergegas menuju lantai atas

" Hiks maaf hiks maafkan aku " racaunya, off Sudah tidak heran jika tuanya Kambuh pasti akan seperti ini.

" Sttt sudah tuan sudah".

" Hiks aku selalu menyakiti nya hiks maaf maaf hiks agrhhh"

" Ini phi" gun memberikan obat milik sang tuan kepad off.

Setelah off memberikan obat tersebut akhirnya sang tuan kembali tenang

Woyylah aku Come back huhu

Kangen ngga

Jangan lupa vote dan komen ya PAPAY ❤️

Retak (End)Where stories live. Discover now