Maaf

711 60 12
                                    

Nekat satu kata yang pantas di sematkan kepada seorang anak kecil berumur lima tahun itu.

Kaki pendeknya saling beriringan menuju ke tempat yang mungkin akan menjadi awal masalah ini di mulai.

Dengan bekal sebuah alamat dan tas kecil yang ia selempangkan di pundak kecilnya itu.

Dengan bekal sebuah alamat dan tas kecil yang ia selempangkan di pundak kecilnya itu

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Bohong ia tak merasa cemas dan gelisah. Sudah berbohong, Bahkan kini ia harus siap menghadapi seseorang yang mungkin akan ada hubungannya dengan masalah ini.

Namanya juga anak anak, pasti akan terus kepikiran dengan semua tingkah teman dekatnya.

Sudah di larang oleh sang sahabat, namun ia tetap kekeh, mencari seribu alasan agar mamah dari sahabatnya ini mau di ajak untuk kerjasama.

Peluh membanjiri pelipis putih tak menjadikannya ia merasa putus asa. Sebenarnya ia sudah di tawari untuk di antar saja namun jawaban yang ia berikan membuat dua paruh baya berfikir apa benar anak ini masih kecil.

" Bial ini jadi ulusan pluem Tante om, pluem ingin minta maaf kepada Daddy Alin, kalau saja pluem ada salah ".

Bahkan mungkin pemikiran nya ini lebih dewasa dari saya sendiri sang penulis.

Bagaimana tidak? Bahkan ia dengan kelapangan hati ingin dan mau meminta maaf atas kebingungan yang ia dapat?.

Di sini berdiri di depan gerbang yang menjulang tinggi, mencoba membuka namun tak bisa.

Celingukan mencari keberadaan satpam seperti halnya yang ada di rumah Jane sahabat nya itu

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Celingukan mencari keberadaan satpam seperti halnya yang ada di rumah Jane sahabat nya itu.

" Adek cari siapa?" Tiba saja sebuah suara mengagetkan kegiatan nya.

" Paman ini benelan Lumah Alin?" Tanyanya sopan.

" Alin siapa?"

" Alina Vihoklatana"

" Ah nona Alin, iya apa Adek temannya?" Pleum mengangguk semangat.

Di bukakan pintu gerbang tinggi tersebut.

" Alin ada di Lumah paman?"

" Ah nona Alin sedang pergi jika Adek mau bisa menunggu, mari paman antar ke dalam" di gandeng tangan pendek Nan gemuk itu.

Retak (End)Место, где живут истории. Откройте их для себя