bonus chapter

700 41 0
                                    

Duk duk Duk

Suara langkah kaki menggema di seluruh penjuru rumah. Tak hanya itu gurauan khas anak anak remaja terdengar memekik telinga.

" Jangan lari lari di tangga nanti jat-".

Bruk suara hantaman keras membuat suasana hening seketika.

" Huwaaaa bundaaa" teriakan memekik kembali terdengar. Dibarengi dengan suara gelegar tawa mengejek.

Sang bunda melihat akan hal itu mendengus pelan. Dengan berjalannya susah payah sang bunda menghampiri kedua anaknya yang sudah beranjak dewasa itu.

" Abang jangan di ketawain Adeknya, bantu berdiri cepat " perintah sang bunda.

" Ada apa ini? Sehari saja kalian tak ribut bisa? " Sang kepala keluarga berjalan menuruni tangga dengan stelan khas kerja nya.

" Hiks Daddy huwaaaa" si adik berjalan menuju sang dengan memar di pelipisnya.

" Hiks Abang nakal " adunya, sang Abang mencibir dengan bibir di seok Kanan kiri.

" Dih jelek " sentak sang bunda.

" Ahahha emng jelek Bun muka Abang hahaha " .

" Kenapa kakak bisa memar gini Hem?" Tanya sang Daddy mengelus puncak kepala nya.

" Abang jahil dad" .

" Kakak yang di bilangin ngga mau " bela sang Abang.

" Kaka kan udah besar, jadi Abang ngga berhak ngelarang ya" si bungsu tak terima.

" Udah Abang bilang dia ngga baik buat ad, eh Kakak".

" Abang itu udah kenal sama dia ya, dia itu nakal " .

" Tapi kakak cinta dia Abang, jadi Abang jangan ngelarang kakak" masih saja berdebat membuat sang bunda mengeram marah.

" Kalian bisa diam tidak " teriak sang Bunda.

" Haloo selamat pagi pawat datang" teriakan dari arah rumah tamu membuat bunda Tambah mendengus tak suka.

" Weh lagi kumpul kumpul nih bahas apa ? Bahas aku ya Bun ?". Ujar nya PD

" Tenang bunda new dan Daddy Tay tenang pawat udah nyiapin sertifikat rumah sama beberapa saham hanya untuk melamar dek pluem tercinta " Tay yang mendengar akan hal itu terkekeh pelan sedangkan pluem tersenyum malu malu.

Berbeda dengan bunda new dan alin yang mendengus dan memutar bola matanya malas.

" Udah sarapan calon mantu?" Tanya Daddy Tay.

" Em belom sih dad, Niat nya mau numpang di sini ". Cengir nya

"Cih katanya kaya tapi makan masih numpang " decik Alin membuat pluem menabok nya dengan enteng.

" Yey masih mending pacar gua dari pada pacar lu ngga pekaan hahah "ejek pluem.

" Ngga ya" tukas Alin tak terima.

" Buktinya pacar lu aja kagak jemput, kek pacar gua dong antar jemput terus "

" Heh liat aja nanti ya".

" Non Alin ada den harit di depan " Alin melirik pleum dengan senyum mengejek.

" Suruh masuk aja bi, kebetulan kita juga mau sarapan " new yang mendengar akan hal itu mendelik Yao terima.

Bukan tak suka kepada kedua pacar sang anak, namun jika sudah berkumpul hal itu akan membuat ia pusing dan tak nafsu makan.

" Udah sayang ngga papa" tay yang paham langsung menepuk pelan pundak sang istri untuk menenangkan nya.

Retak (End)Where stories live. Discover now