Ayah

1K 68 3
                                    

Brakk

"Pluem"

"Paman"

*******
Kini hanya ada keheningan di ruang rawat milik pluem, dia bingung dengan situasi saat ini.

" Pluem " suara pintu terbuka mengalihkan dua atensi beda umur itu.

" Loh tuan" kaget orang tersebut.

" Gua langsung kesini setelah liat pesan dari off, apa yang terjadi?".

" Em anu tuan ada yang sengaja menguncinya di kamar mandi sekolah" tukas paman baik.

" Pluem " ujar tuan itu lembut. Pluem menoleh agak takut.

" Pluem ngga papa?" Ujarnya halus.

" Sakit" anak itu menunjukan infus ditangannya.

Dengan sigap sang tuan membawa tangan milik pluem dan mencium nya.

" Ngga papa anak ayah kuat, pluem pinter " ujarnya lembut.

" Ayah?" Pluem mengulangi perkataan sang tuan dengan bingung.

" Iya ayah, ini ayah pleum " ujar si tuan dengan mata berkaca-kaca.

" Tapi paman Daddy Alin " ucapnya lirih.

Sang tuan kembali terkekeh. Suara pintu kembali terbuka.

" Phi off" cicit paman baik.

" Tuan Tay" kaget off melihat sang atasan berada di kamar milik pleum.

" Off, terimakasih sudah menjaganya" ujar tay tanpa mengalihkan sedikitpun tatapannya dari wajah yang pernah ia buat nangis itu.

" Ttapi bukannya"

" Dia lebih penting dari siapapun, aku sudah tak perduli dengan tua Bangka itu, pluem putra ku, pluem purim Vihokratana".

"Paman" mata bulat milik pluem mengerjap tak percaya.

" Ayah sayang bukan paman ini ayah " koreksi Tay.

" Hiks paman ayah pleum?"

" Tapi pluem ngga mau punya ayah hiks " suara bergetar itu membuat hati Tay merasa sakit.

Ia tak mempermasalahkan hal itu, ia tau disini ia yang bersalah.

Paman baik dan juga paman off yang mendengar penuturan pluem terbelalak kaget.

" Pluem sayang ?" Ujar paman baik.

" Tuan?" Off mendekati sang tuan takut takut akan Kambuh lagi.

" Hiks pluem ngga mau punya ayah hiks semua ayah nakal hiks " isakan pluem membuat hati Tay begitu teriris.

Direngkuhnya tubuh mungil sang anak " hiks maaf hiks maaf ayah minta maaf" .

" Hiks pluem takut hiks ayah akan pukul pluem hiks,"

" Pluem takut ayah akan bilang pluem idiot sepelti paman sing hiks ". Paman baik begitu juga paman off melihat hal tersebut ikut merasa sakit.

" Sttt siapa Bilang anak ayah idot Hem anak ayah hebat pluem anak hebat kan " anak itu menangguk dalam dekapan sang ayah.

" Hiks ayah ayah Janji gak pukul pukul pluem kan, ayah ngga akan bilang pluem idiot kan hiks" .

" Ayah janji ngga akan pukul pukul pluem, pluem anak ayah yang paling hebat " ujar tay yang masih mendekap erat tubuh kesayangannya itu.

" Dengar kan ayah Sekarang pluem aman, ngga ada yang bisa jahatin anak ayah " ujarnya menggenggam erat tangan sang anak

" Hiks pluem punya ayah hiks paman baik paman baik pluem punya ayah " paman baik yang melihat akan hal itu merasa terharu.

Retak (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang