Teman baru

748 68 1
                                    

Pagi seperti biasa new di sibukan dengan mengurus pluem dan singto yang kemudian akan ia ajak ke florist tempat ia bekerja.

Tak terasa ia sudah dua bulan bekerja di tempat tersebut, Tante davika yang sering di panggil pluem nenek begitu menyayangi ketiganya.

Sempat saat itu new di paksa untuk tinggal bersamanya, sebab nek davika tinggal sendiri. Namun new merasa tak enak maka dengan halus ia tolak tawaran itu.

" Celamat pagi ibuu" teriakan Singto menggelar di penjuru florist tersebut.

Sudah biasa jika davika mendengar teriakkan anak dan cucu manisnya itu.

" Sudah sarapan?".

" Pum mam loti cama cucu " adu pluem dengan suara yang masih cedel,.

" Sing mama nasi goleng pakek telul mata sapi moooo" davika kembali terkekeh dengan tingkat keduanya.

" Hari ini nenek giliran singto ya, yang ikut ibu pergi antar bunga" singto meloncat dengan girang.

" Yey naik blum blum".

" Pluem boleh itut" .

" Aowhh pluem tega sekali meninggalkan buna sendiri?" New berpura pura menampilkan raut wajah sedih.

" Yah oke deh Pum di sini cama Buna"

" Nanti sing beli Pum eskrim mau kita beli cepuluh ya ibu" davika mengangguk dengan senyum manis.

Setelah kepergian davika dan juga singto, pluem berjalan dengan lesu Menuju puppi si kucing Persia milik nenek dav.

" Puppi hum pum bosan cekali ".

" Puppi Kita jalan kelual yok, tapi janan bilang bunda oky" pluem bersama puppi dalam gendongannya berjalan mengendap-endap keluar dari tokoh tersebut.

" Puppi lihat lamai sekali " saat ini pluem bersama puppi sedang berada di taman kota dekat tokoh tersebut.

Saat ia sedang melamun mengagumi keramaian tersebut, tak sengaja ia tertabrak seorang gadis cantik yang usianya tak beda jauh darinya.

Bruk

Hiks huwaaa huwaa Daddy.

Pluem yang mendengar akan hal itu segera menoleh dan bermaksud menolong anak itu yang duduk di atas tanah.

" Oweh kamu Ndak papa " baru saja tangan itu ter ulur tiba saja datang seorang pria dewasa yang menghempas secara tiba tiba membuat tubuh gembul pluem oleng dan terjatuh.

Mata bulat milik pluem mengerjap bingung, dia tak menangis sebab dia anak kuat kata Buna.

" Jane ngga papa? Mana yang sakit Hem ?".

" Hiks Daddy hiks Daddy ". Jari mungil itu menunjuk kearah pluem yang masih terduduk dengan puppi berada di pangkuannya.

Sang pria dewasa pun menoleh.

" Kamu".

" Pasti kamu kan yang nakalin anak saya, dimana ibu kamu" pluem menggeleng ribut.

Tidak dia bukan anak nakal, kata bunda dan nenek pluem anak baik.

" Dimana ibu kamu, dasar orang tua ngga becus ninggalin anak sendirian " gerutunya.

" Buna?" Tanya nya Polos.

" Buna sedang bekelja di sana om " tunjuknya ke tokoh bunga yang ada di sebrang.

" Ayah kamu dimana? Kenapa mereka membiarkan anak ingusan seperti mu berkeliaran dasar mau enaknya saja".
Pluem mengrenyit heran tak paham apa yang sedang di bicarakan orang dewasa di depannya ini.

Retak (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang