Enam

1.3K 103 8
                                    

Typo bertebaran, harap maklum!!!!!!!

Selamat membaca.......


Ceklek!

Suara pintu terbuka.

Suasana kelas XII IPA 1 yang tadinya berisik, langsung menjadi sunyi saat pak Toni——guru matematika yang paling tegas di SMA ZHIDIT, memasuki kelas.

Setelah selesai mengabsen, pak Toni langsung memulai pelajaran. Semua siswa, kecuali Elvano tampak serius memperhatikan penjelasan guru mereka yang ada di depan. Cowok yang dijuluki berandalan nomor satu itu justru lebih memilih tidur dengan menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

"Kumpulkan tugas yang minggu lalu bapak berikan,"

Satu persatu siswa bangkit dan menyerahkan buku tugas nya, namun tidak dengan Elvano. Pemuda itu hanya diam saja di tempat duduknya, membuat Kenza dan Aarav yang melihatnya menjadi bingung. Karena walaupun nakal, sahabat mereka itu tidak pernah absen mengerjakan tugas.

"El, tugas Lo mana? Nggak Lo kumpulin?" tanya Kenza.

"Ketinggalan di rumah," jawab Elvano.

"Terus gimana? Lo bisa dihukum, El." timpal Aarav.

Elvano hanya mengedikkan bahunya acuh. Toh, itu bukan hal menakutkan baginya.

"Kenapa cuma 23? satu lagi mana?" Pak Toni menatap tajam Elvano. "Elvano, mana tugas kamu?"

"Ketinggalan di rumah, Pak." jawab Elvano santai.

"Kalau begitu keluar dari sini, dan kerjakan lagi di perpustakaan sana! Jangan kembali sebelum selesai, paham?!"

Tanpa menjawab, Elvano langsung berdiri dan mengambil tasnya kemudian berjalan keluar dari kelas. Setelah sampai di perpustakaan, ia langsung mencari tempat duduk yang nyaman untuknya mengerjakan tugas.

Meja paling pojok menjadi incaran pemuda itu. Terdapat buku cetak bahasa Indonesia dan sebuah buku tulis di atas meja itu yang menandakan ada seseorang yang menempati, namun karena tidak melihat keberadaan seorangpun di dekat sana, Elvano langsung mendudukkan dirinya lalu mulai mengerjakan tugasnya.

Brak!

"Awhh... sakit!"

Elvano dibuat kaget saat mendengar suara seperti terbentur disusul ringisan seseorang, yang berasal dari bawah meja. Pemuda itu langsung menunduk untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan ternyata ada seorang cewek yang terduduk di kolong meja sambil mengusap-usap kepalanya.

"Woi! ngapain Lo, di situ?"

Cewek yang merasa dirinya dipanggil menoleh ke sumber suara. Dan betapa terkejutnya Elvano, saat melihat ternyata cewek itu adalah Aza.

"Cewek oon!"

"Elva?!" Aza sama terkejutnya saat melihat Elvano.

"Keluar! ngapain sih Lo, di kolong meja? main petak umpet?"

Aza menggeleng lalu bergegas keluar dari kolong meja, berdiri sambil menepuk-nepuk rok nya yang kotor.

"Nggak di aspal, nggak di lantai. Lo suka banget ya, duduk di bawah kayak gitu?" heran Elvano karena setiap kali bertemu gadis di depannya ini selalu dengan posisi yang sama, yaitu terduduk di bawah. Ya, walaupun sebagian besar juga karena ulahnya.

Diary Cinta ELVAZAWhere stories live. Discover now