Dua belas

1.5K 120 10
                                    

Typo bertebaran, harap maklum!!!

Selamat membaca.......

"Kak Reyga, kenapa?" Aza bingung melihat perubahan ekspresi di wajah Reyga yang tiba-tiba. Ia tidak mengerti kenapa lelaki itu tampak syok setelah mendengar nama Rayna disebutkan.

"L-Lo bilang apa tadi? siapa namanya? Ray-Rayna?" ulang Reyga berusaha memastikan apa yang didengarnya.

Aza menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak. Namanya Ray—"

"JANGAN BOHONG, LO!!" sentak Reyga penuh emosi. Wajahnya kini memerah padam. Sorot matanya mengkilat tajam menatap ke arah Aza. "YANG MESEN ROTI-ROTI ITU, NGGAK MUNGKIN RAYNA. LO PASTI BOONG, IYA KAN?!"

Aza terkejut mendengar bentakan dari Reyga. Kedua tangannya saling meremas. Ia menggelengkan kepalanya pelan dengan mata yang berkaca-kaca. "A-Aza nggak bohong—"

"DIEM!" Reyga kembali membentak dengan suara lantang. "RAYNA ITU ADEK GUE. TAPI DIA UDAH MENINGGAL, JADI MANA MUNGKIN DIA BISA MESEN ROTI SAMA LO. HAH?!"

Mendengar adanya keributan dari arah luar tokonya tentu membuat Bu Sunny penasaran. Wanita yang tengah membuat adonan roti di dapur itu, segera bergegas keluar menghampiri sumber keributan. Ia bingung begitu melihat ada seorang lelaki yang bersama dengan Aza.

"Siapa kau? kenapa membuat keributan di depan tokoku?" tanya bu Sunny, namun sama sekali tidak dihiraukan.

Reyga bahkan tidak melirik ke arah wanita itu sedikit pun. Ia hanya terus menatap tajam ke arah Aza, seolah ingin menguliti gadis itu hidup-hidup.

"Ma-maafin Aza, Kak. Aza benar-benar nggak tau kalo Rayna itu nama adeknya kak Reyga yang udah meninggal. Tapi Aza beneran nggak bohong. Orang yang tadi mesen roti, namanya juga Rayna." ujar Aza menjelaskan dengan tubuh yang gemetar. "Kalo kak Reyga nggak percaya, tanya aja sama Ibu. Dia pemilik toko ini, jadi dia pasti tau siapa nama orang yang udah mesan roti di sini."

"Ada apa ini, Azalea? Rayna siapa yang kalian bicarakan?" tanya bu Sunny tidak mengerti.

Pandangan mata Aza beralih menatap bu Sunny. "Roti-roti yang barusan aku anterin itu, orang mesan namanya Rayna. Iya, kan, Bu? Aza nggak bohong, kan?" ucapnya.

Bu Sunny menganggukkan kepalanya. Wanita itu lantas menoleh ke arah Reyga. "Bener, kok. Roti yang tadi dianterin sama Azalea itu, emang pesanannya nak Raynaldi."

Mata Reyga sontak melotot mendengarnya. Raut keterkejutan tergambar jelas di wajahnya. "Rayna—ldi?"

"Iya. Namanya lengkapnya Raynaldi, tapi biasa dipanggil Rayna. Emang agak aneh sih, soalnya dia itu kan cowok tapi nama panggilannya malah kayak cewek. Dia anak tetangga saya. Kenapa? ada masalah?" cerocos bu Sunny. Sebelah alisnya terangkat ke atas saat melihat Reyga yang tiba-tiba mematung. Entah apa yang ada dipikiran lelaki itu sekarang.

"Mana roti-roti yang kamu bawa tadi, Azalea?" tanya bu Sunny yang baru menyadari jika kedua tangan Aza telah kosong, tidak menenteng apapun. "Nak Raynaldi tadi nelfon, katanya dia salah ngasih alamat. Dia udah minta maaf dan bayar dua kali lipat. Untuk rotinya dia minta dikirim besok aja, ke rumahnya." ungkapnya.

Diary Cinta ELVAZAWhere stories live. Discover now