Lima belas

1.2K 95 6
                                    

Typo bertebaran, harap maklum!!!!!!!

Selamat membaca.......


Azalea berjalan di koridor dengan tumpukan buku di tangannya. Ia diberi tugas oleh pak Danu untuk mengembalikan buku-buku itu ke perpustakaan, dan dengan senang hati Aza menyanggupinya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Aza segera berlalu dari perpustakaan menuju kantin untuk menyusul Rhea yang sudah lebih dulu berada di sana. Sekarang ini sudah jam istirahat, tentu saja para murid akan menuju kantin untuk mengisi perut.

"AZA!"

Langkah Aza terhenti. Kepalanya menoleh ke sumber suara. Senyuman manis terukir di bibirnya saat melihat Kenza sedikit berlari menghampirinya.

"Hai, Kenza." sapa Aza saat Kenza sudah ada di depannya, dan dibalas senyuman tipis oleh cowok itu.

"Habis darimana, Za?" tanya Kenza.

"Dari perpustakaan, balikin buku pelajaran yang tadi kelas aku pakai."

"Oh, gitu. Terus, sekarang Lo mau ke mana? balik ke kelas?"

Aza menggeleng kecil. "Aku mau ke kantin, beli makanan."

"Bareng aja kalo gitu. Gue juga mau ke kantin nih." tawar Kenza.

Aza mengangguk. "Boleh. Ayo."

Keduanya lantas berjalan menuju kantin. Namun, kedekatan mereka itu langsung mendapat tatapan aneh dari para siswa yang melihatnya.

"Nggak usah hirauin mereka, Za. Anggep aja mereka semua, patung." ujar Kenza saat melihat Aza tampak risih ditatap seperti itu.

"Iya, Kenza." ucap Aza berusaha kembali bersikap seperti biasanya.

"Tumben Lo sendirian aja, temen Lo kemana?" tanya Kenza.

"Teman? maksud Kenza, Rhea?"

"Iya, siapa lagi kalau bukan dia. Emang Lo, punya temen lain?"

Aza menggeleng lirih. "Rhea udah ke kantin duluan. Katanya mau pesen makanan buat kami berdua dan sekalian nyari tempat duduk. Takut nanti nggak kebagian kalau nungguin aku dulu." ungkapnya.

"Temen Lo baik juga ya, kelihatan tulus banget temenan sama Lo. Terus cantik juga lagi." puji Kenza. Senyuman tipis terpatri di wajahnya.

Aza menganggukkan kepalanya menyetujui. "Iya, Rhea memang cantik. Dan dia memang tulus banget orangnya. Dia selalu bantuin dan lindungi aku. Dan bagi aku, dia itu adalah sahabat terbaik di dunia."

Senyuman Kenza semakin mengembang lebar mendengar penuturan Aza. "Tapi sayangnya dia judes banget,"

"Judes? Rhea nggak kayak gitu, kok. Dia orangnya ramah banget malahan. Mungkin karena kamu belum dekat aja sama dia, makanya keliatan judes. Coba aja kamu dekat sama dia, kamu pasti bakal tau seseru, seramah dan sebaik apa Rhea."

"Kayaknya bakal susah deh deketin dia," kata Kenza.

Kening Aza mengkerut bingung. "Susah kenapa?" tanya-nya.

"Ya, susah aja. Dari mukanya udah keliatan, kalo sahabat Lo itu nggak suka sama gue."

"Memangnya Kenza suka sama, Rhea?"

Diary Cinta ELVAZAWhere stories live. Discover now