26

1.4K 112 1
                                    

"sekarang pilih, kirim anak itu ke panti asuhan atau aku dan yangyang akan pergi dari kehidupan mu"

Taeil berusaha mengatur emosi nya agar tidak melukai doyoung .

"Jawab taeil! Pilih Sekarang! " Doyoung mendesak taeil dengan nada tidak sabar .

"Aku....hahhh aku tidak bisa melakukan nya" taeil menatap sendu doyoung tepat pada mata wanita itu .

"Aku menyayangi kalian bertiga ,aku tidak bisa melakukan hal itu ,sayang"
Lelaki itu Kembali melanjutkan perkataannya.

Doyoung tertawa kecil mendengarkan perkataan suami nya ,tangan dengan cepat menggenggam tangan yangyang lalu menarik nya pergi dari sana .

"Doyoung! Tolong jangan lakukan ini!"Taeil mencoba menghalangi jalan sang istri .

"Apa lagi! Kau memang tidak pernah sayang dengan ku dan yangyang! Maka jangan salahkan aku ,kalau kami pergi dari rumah ini!"

Doyoung mendorong tubuh taeil di depan nya lalu kembali menarik tangan yangyang untuk masuk ke dalam mobil .

Tok! Tok!

"Doyoung! Jangan lakukan ini!
Doyoung!"

Taeil berusaha membuka pintu mobil tersebut,namun sialnya doyoung sudah lebih dulu mengunci nya sehingga tidak bisa di buka .

Doyoung sama sekali tidak menghiraukan teriakan taeil ,wanita itu mulai menghidupkan mesin mobil tersebut.

BRUM!

"DOYOUNG!!!"

taeil mengacak rambut nya frustasi,
Mobil hitam itu pergi dengan kecepatan tinggi .

Doyoung bener bener tidak bercanda dengan ucapan nya .

"Kenapa jadi seperti ini" gumam taeil dengan lirih .

.
.
.






















"Pelan pelan ,sayang"

Bibi Shin menuntun haechan berjalan dengan merengkuh tubuh gadis mungil itu .

Kedua nya baru pulang dari rumah sakit, karena keadaan haechan sudah membaik maka dokter memperbolehkan gadis itu untuk pulang .

"Papa?!"

Pupil mata haechan membesar begitupun dengan senyuman nya mengembang saat melihat sosok laki laki tengah duduk di kursi tamu .

"Papa!"

Haechan melepaskan diri dari rengkuhan bibi Shin ,lalu berlari cepat ke arah sosok tersebut.

"Haechan, jangan lari lari! " tegur bibi Shin saat melihat haechan yg sudah berlari cepat ke arah majikannya.

Taeil yg tengah menunduk seketika mengangkat kepala nya ,kedua tangan nya terentang pada haechan yg kini tengah berlari ke arah nya .

"Papa! "

"Haechan,sayang" taeil memeluk erat tubuh mungil sang putri ,setetes air mata nya sempat mengalir ,namun dengan cepat segera di hapus nya .
Dia tidak mau haechan melihat nya menangis .

Haechan melepaskan pelukan nya ,
Lalu mencium kedua pipi sang ayah .

"Haechan kangen papa" kata nya sambil tersenyum yg di balas oleh taeil .

"Papa juga kangen sama , haechan.
Gimana anak papa sekarang? Udah baikan kan?"tanya taeil , lalu tangan nya memegang dahi haechan, memeriksa kondisi gadis itu .

"Hmm! Tubuh haechan udah sehat kok pa, papa nggak perlu khawatir"
Jelas gadis itu dengan nada ceria .

Taeil tersenyum kemudian kembali memeluk tubuh haechan ,sembari
Menciumi seluruh wajah gadis itu dengan gemas .

"Papa" haechan menyentuh pipi sang ayah dengan tangan nya .

"Iya? "

"Mama sama yangyang ada di mana?"
Tanya haechan dengan wajah polos nya .

Pertanyaan haechan membuat tubuh taeil sedikit menegang ,apa yg harus dia katakan pada putri kecil nya ini, kalau sebenarnya mama dan saudaranya sudah pergi meninggalkan rumah ini .

"Papa" panggil haechan sekali lagi saat melihat taeil yg tengah melamun.

Taeil sedikit tersentak, kemudian tersenyum pada gadis itu seolah tidak terjadi apa apa .

"Iya sayang? Kenapa?"

"Jawab pertanyaan haechan tadi papa, mama sama yangyang kemana?
Kenapa mereka tidak ada di sini?
Padahal kan saat ini papa ada di rumah "kata nya sambil melihat ke arah taeil dengan tatapan polos nya .

"Itu sayang, anu..mama sama yangyang sedang...

Drett! Drett! Drett!

Taeil tidak melanjutkan ucapkan karena ponsel nya yg tiba tiba berdering .

"Sebentar ya ,sayang "

Haechan mengangukkan kepala nya ,
Lalu duduk di samping taeil .

Sementara taeil nampak menyergitkan kening nya saat melihat ke arah ponsel nya ,lalu kemudian mengangkat nya .



"Ya halo "

.........

"I..iya ,benar saya sendiri,
Ada apa ya?"

.........

"A..apa, tidak mungkin"



PRANK!

Suara pecahan ponsel milik taeil membuat haechan panik ,dia menatap ke arah sang ayah dengan raut wajah khawatir.

Sementara taeil ,pria itu nampak menatap kosong ke satu arah .

"Papa! Papa kenapa!" Haechan menepuk nepuk pelan pipi taeil .

"Tuan! , apa yg terjadi tuan"

Bibi Shin yg juga ada di sana nampak begitu khawatir dengan keadaan majikannya.

Wajah taeil terlihat pucat dengan tubuh yg sedikit gemetar "

"Papa"

Haechan semakin takut saat melihat cairan bening keluar dari mata taeil,
Ayahnya menangis .

"Tuan taeil ,ada apa? tolong katakan"

Taeil menatap bibi Shin dengan sendu lalu beralih melihat ke arah haechan yg kini tengah menatap nya dengan wajah khawatir.

"Haechan sayang ,Mama dan saudara mu mengalami kecelakaan "
















TBC

 IT'S OKAYWhere stories live. Discover now