Bab. 6

1.7K 171 14
                                    

"Woi! Senyum-senyum sama siapa, lo?"

Tubuh Dita sampai tersentak mendengar pertanyaan itu. Sosok Rany yang sedang berdiri di balik pagar rumah membuat Dita terpaksa mengangkat wajah. Sambil berpegangan pada pagar, ibu anak satu itu melongokkan kepala ke arah kiri. Matanya mencari-cari objek yang menjadi alasan Dita tersenyum sendiri tadi.

"Kang ojeknya ganteng, ya?" Rany mengerling jahil.

"Bukan."

"Atau lo diantar siapa gitu? Ngaku lo!" desak Rany.

"Kepo!" seru Dita lalu memeletkan lidahnya meledek Rany.

"Lo diantar Pak Arkha pulang?" Rany berseru dengan nada lebih tinggi.

Dita sampai mengelus dada saking terkejutnya. Pulang ke rumah diantar Arkharega Wisesa, seorang Direktur Utama Grand Wisesa Mall, adalah hal terakhir yang mungkin akan Dita alami dalam mimpi.

Meski menyimpan rasa suka pada pria itu, Dita bukan tukang halu seperti sang adik. Ia sempat senyum sendiri di depan rumah tadi, karena terlampau bahagia dengan diterimanya ia sebagai sekretaris. Ia membayangkan sang ibu akan turut senang dengan pencapaiannya kali ini.

"Cie, lagi deket sama siapa lo?" Rany rupanya masih belum puas. "Cerita bisa kali!" lanjut Rany yang mengikuti Dita sampai ke kamarnya.

"Udah move on ya lo, dari Aji?" Pertanyaan sakti yang membuat langkah Dita otomatis berhenti.

Mendapat tatapan tajam dari kakaknya, Rany menarik senyum lebar seraya mengangkat tangan kanannya yang sudah membentuk huruf V dengan kedua jarinya. Sebelah tangannya lagi ia sembunyikan di belakang punggungnya. Tidak melanjutkan pembahasan tentang laki-laki yang pernah atau mungkin masih mengisi hati kakaknya itu.

"Lo ngapain ngikutin gue?" tanya Dita curiga.

"Mau kasih sesuatu. Taraaaa!" Rany mengangkat tinggi beberapa paperbag brand fashion ternama. "Selamat jadi ibu sekretaris!" ucapnya.

Senyum haru tercipta di wajah Dita. "Gue kan belum bilang kalau gue lolos atau nggak, Ran!"

"Ya masa, Kakak gue yang keren ini nggak lolos!" ucap Rany bangga.

Dita benar-benar dilanda haru. "Ya elah Ran, tapi sebenarnya lo nggak perlu repot-repot begini!" ucapnya lalu menyambar cepat paperbag dari tangan Rany itu.

Dita lalu berlari kecil memasuki kamar, kemudian membongkar tiga paperbag yang berisi satu stel pakaian, tas dan sepatu baru. Rany sendiri bersandar di kusen pintu kamar Dita, tangannya berlipat di depan dada ikut tersenyum melihat respon Dita saat menerima hadiah darinya.

"Dipakai ya, nanti pas hari pertama jadi sekretaris ... eh, ibu belum tidur?" tanya Rany pada Miranti yang baru saja datang.

Miranti berdiri di sisi Rany, melihat ke arah Dita yang sedang mencoba heels baru. Dita yang menyadari ibunya datang, lantas menghampiri sang ibu lalu mencium tangannya.

"Memang kamu jadi Sekretaris, Dita?" tanya Miranti.

"Iya, Bu. Sekretaris CEO lho, Bu. Eh, Direktur Utama ya, Dit, Pak Arkha tuh?" Rany menjawab.

Dita mengangguk. Senyumnya masih setia menghiasi wajahnya.

"Pak Arkha itu lho, yang tolong Rany waktu mau melahirkan itu, Bu," lanjut Rany yang sangat antusias.

"Oh, begitu." Tanpa diduga setelah mengatakan itu Miranti malah melenggang pergi.

Rany dan Dita saling menatap sesaat, diikuti senyum Dita yang perlahan memudar.

"Jadi Sekretaris, tetap pegawai kontrak, kan?" ucap Miranti dari arah dapur.

"Bukannya target kamu sebelumnya ingin menjadi Manajer Operasional GWM? Agar bisa menjadi pegawai tetap?" lanjut Miranti.

Dita and The Boss✅| Lengkap Di KaryakarsaWhere stories live. Discover now