Bab. 13

3.2K 195 17
                                    

Perhatian! Jika kamu mendapati Bab dari cerita ini acak, kamu hanya perlu ikuti judul Bab untuk baca secara berurutan ya. Mohon maaf atas ketidaknyamannya 🙏

-----‐-------------------‐-----‐-------------------‐-----‐------------
Waktu menunjukkan pukul empat sore saat mereka keluar dari ruang rapat. Arkha lebih dulu menuju lobi sementara Dita kembali kubikel untuk mengambil tas. Mereja memang berencana menemui Mr. Michael di Center Point Mall, yang merupakan salah satu Mall pesaing GWM.

Dita melangkah cepat menuju lift yang akan membawanya turun. Mengambil langkah panjang, Dita berharap Arkha tidak kebosanan karena ia begitu lama untuk turun. Dua minggu berlalu sejak kejadian di warung Sop. Untungnya Arkha seorang Bos yang profesional, dan seolah tidak terjadi apapun meski Dita sendiri merasa bersalah.

Saat sampai di depan lobi, Dita tidak menemukan Arkha. Ia bahkan sudah mencari-cari ke sekitar, tapi tidak kunjung melihat keberadaan bosnya. Menyempatkan diri bertanya pada security yang berjaga, tapi si security justru mengaku tidak melihat sama sekali sosok Arkha sejak tadi.

Saat Dita mulai merasa khawatir, sebuah mobil SUV hitam yang ia kenali berhenti tepat di hadapannya. Saat kaca jendela mobil itu bergerak turun Dita hampir mengumpat saat melihat sosok di balik kemudi mobil itu.

"Pak Arkha!" Mata Dita terbelalak saat mengatakannya.

Arkha hanya berdeham, lalu menatap lurus kaca di depannya. Mendapati Dita masih mematung, ia kembali menoleh pada gadis itu lalu berdeham lebih keras seraya memberi tatapan tajam. Dita akhirnya membuka pintu depan itu lalu duduk di kursi depan, bersisian dengan Arkha.

"Pak Rusdi, kemana, Pak?" tanya Dita kikuk. Sebenarnya ia merasa tidak enak, karena ia jadi merasa lancang, membuat Arkha menjemputnya di depan lobi.

"Tidak enak badan," jawab Arkha singkat.

Mobil mulai meluncur keluar dari area GWO, lalu membelah jalanan ibu kota. Pilihan untuk keluar di jam empat sore cukup beresiko terjebak kemacetan.

"Pak Wisesa dan Pak Rafi?" tanya Dita lagi.

"Kenapa tanya-tanya?"

Dita sampai memundurkan tubuhnya, karena cukup terkejut dengan balasan Arkha.

"Ya nggak apa-apa, Pak. Cuma kalau mobilnya dibawa sama Pak Arkha, Pak Wisesa bagaimana?" tanya Dita seolah keluarga bosnya itu hanya memiliki satu kendaraan saja.

Arkha pun tak berniat menjawab.

"Kenapa Pak Arkha nggak bilang kalau ambil mobil di parkiran. Kan saya bisa ikut temani Pak Arkha. Bukannya malah enak-enakan menunggu di lobi," ujar Dita.

"Tidak masalah." Arkha tersenyum simpul saat menjawabnya.

Dita memutuskan untuk berhenti mengajak Arkha berbicara. Detak jantungnya tengah bertalu-talu tak menentu. Pria ini tidak banyak bicara, tapi sekalinya bersuara, hati Dita tak karuan dibuatnya.

***

Pak Michael menjamu Arkha dan Dita di sebuah restoran yang menyediakan makanan dengan cita rasa khas Hongkong. Terletak di lantai satu Center Point Mall (CPM). Saat ini ketiganya tengah menyantap makan sore di restoran itu. Dita sebenarnya masih merasa kenyang, tapi tak memungkiri kalau tawaran makan ini sangat lumayan baginya. Ia jadi bisa menyimpan uang jatah makan malamnya.

Pak Michael sendiri adalah seorang pengusaha ritel kelas menengah atas terbesar di Indonesia. Cabang Ritelnya di GWM, berada di posisi terbesar kedua jumlah penjualannya dari seluruh cabang di Jakarta. Sedangkan di posisi pertama, diisi oleh cabang yang berada di CPM ini. Selain untuk menjalin hubungan baik dengan Pak Michael, tujuan Arkha mengajak bertemu pengusaha itu adalah untuk menyampaikan gagasannya tentang pembangunan GWM 2. Arkha berharap Pak Michael akan mempertimbangkan untuk memperluas tenant ritelnya di GWM nanti.

Dita and The Boss✅| Lengkap Di KaryakarsaWhere stories live. Discover now