Bab. 34

1.5K 198 22
                                    

Dita baru saja bertukar nomor ponsel dengan Aji. Saat ini mereka masih berada di depan warung. Meski ada Aji di hadapannya, ekor matanya tetap mengawasi Arkha yang sudah lebih dulu keluar dari warung. Sorot dingin nampak jelas dari sepasang mata pria itu. Entah karena apa.

"Pak Arkha, saya duluan ya, Pak!" pamit Aji yang tak menyangka pertemuan pertamanya dengan Direktur GWM justru terjadi di Warung Sop.

Arkha mengangguk kecil tanpa mengeluarkan sepatah kata. Aji melirik Dita sebentar sebelum benar-benar pergi dari sana. Kini Dita melangkah maju menjadi bersisian dengan Arkha. Pria itu berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kanan dan kirinya sambil menatap kosong kedai mie ayam yang tutup, yang ada di depannya.

"Pak Arkha, mau langsung pulang?" tanya Dita. "Soalnya saya juga mau pulang, Pak!"

Kepala Arkha menoleh cepat ke arah kirinya. "Tadi itu siapa?" tanya Arkha yang sudah kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

"Itu Supervisor Engineering yang baru, Pak. Namanya Fahrezi. Tadi kan sudah saya kenalkan ke Pak Arkha."

"Kalau itu saya sudah tahu," sahut Arkha lalu mulai berjalan meninggalkan area depan warung.

"Lalu apa, Pak?" Dita tak mengerti maksud Arkha.

"Lupakan," jawab Arkha, dan Dita hanya mengangguk saja.

Dita memilih membisu sambil ikut berjalan di belakang Arkha. Kosnya masih berada dua ratus meter lagi, dan dalam beberapa langkah ada gang di sebelah kiri yang mengarah ke bawah JPO.

"Pak Arkha, lain kali kalau mau makan Sop yang di warung tadi, bisa hubungi saya saja, nanti saya belikan dan antarkan untuk Pak Arkha. Daripada Pak Arkha berjalan kaki ke sini." Dita memberi saran.

"Saya berpikir kamu sudah pulang. Saya juga tidak mau menganggu kamu yang mungkin pulang cepat karena ingin beristirahat. Tapi ternyata, kamu berduaan di jembatan sama laki-laki tadi."

Dita refleks menggigit bibir seraya menyeringai samar. Jika mungkin sebelumnya ia akan mengira Arkha cemburu, kali ini ia tidak akan masuk lagi ke pusaran mengerikan yang dibuat Arkha untuknya. Yang sempat menariknya dan membuatnya tenggelam dalam harapan palsu yang pria itu berikan

"Aji ... maksud saya, Fahrezi memang teman lama saya. Kebetulan tadi dia sedang dalam jam istirahat, jadi kita makan bersama, Pak," jawab Dita.

"Kalau begitu saya duluan ya Pak," pamit Dita setelah hening beberapa saat.

Refleks saja, Arkha memandang Dita yang tampak tak nyaman saat bersamanya. Sambil membetulkan tali tas di pundaknya, Dita sendiri melempar pandangan ke sembarang arah. "Ya, hati-hati," ucap Arkha akhirnya.

Arkha berbelok ke arah gang setelah sosok Dita tak terlihat lagi. Sambil menaiki anak tangga JPO, Arkha mencoba mengingat apa yang terjadi antara dirinya dan Dita sebelum ini. Sosok Dita yang tampak lain, jelas membuat Arkha merasa kehilangan.

Tidak tahu mengapa harus merasa kehilangan, padahal Arkha juga sudah dengan tegas mengakui tidak memiliki perasaan khusus untuk Dita. Selain rasa tertarik karena wajah cantik, dan sikap pekerja keras yang dimiliki sekretarisnya itu.

Lagipula sekarang bukan waktunya mengaku cinta ataupun mengurusi perasaannya, pikir Arkha. Kinerjanya selama kuartal pertama ini dinilai tidak cukup baik. Memang ada penurunan  pengunjung tapi hanya sekitar dua persen saja. Dan, harapan para pemegang saham adalah GWM menjadi bisnis yang bertumbuh, yang memiliki perkembangan apalagi di tengah gempuran tren berbelanja lewat media daring yang sedang menanjak naik.

Sejatinya berbelanja bukanlah tujuan utama orang-orang datang ke Mal pada masa sekarang ini, melainkan untuk mendapatkan pengalaman menyenangkan. Untuk itu GWM mau tak mau harus mengikuti perkembangan jaman, agar tetap terus bertahan dan selalu ramai pengunjung.

Langkah Arkha terhenti saat merasakan ponsel di dalam saku celananya bergetar. Sebuah pesan masuk dari salah satu sepupunya yang bernama Airlangga Wisesa. Tersangka utama yang membuat Arkha dijodohkan dengan Clara. Angga, akrab pria itu disapa, tiba-tiba saja memutuskan perjodohan dengan Clara, entah apa penyebabnya.

Angga : Kalau lo butuh bantuan buat membatalkan perjodohan lo sama Clara, gue bisa bantu.

Arkha yang tidak pernah mengakrabkan diri dengan para sepupunya, tidak cukup mengerti dengan isi pesan dari Angga. Ia pun  kembali menyimpan ponselnya tanpa membalas pesan Angga.

Kini ia sudah turun dari JPO, berjalan di pedestrian yang ada di depan superblok Wisesa itu. Sapaan dari petugas keamanan apartemen yang berjaga di depan lobi menyambutnya. Ia bergegas menuju lift untuk naik menuju kamarnya. Rencananya setelah tiba di unitnya nanti, ia akan membersihkan diri lalu melanjutkan menyusun strategi untuk kemajuan GWM. Atau jika ia kembali dinilai gagal, ia harus meninggalkan GWM di kuartal depan.

Pesan dari Angga kembali masuk saat Arkha baru saja membuka pintu unit apartemennya. Arkha mengabaikan pesan itu tanpa membukanya, karena sebenarnya merasa cukup risih dengan sikap Angga yang tiba-tiba saja sok akrab. Belum lagi ia juga kesal pada kakeknya yang seenaknya menjodohkannya dengan wanita bekas Angga. Sementara itu urusan pekerjaan  cukup menyita waktunya. Ditambah pula, sikap Dita yang mendadak berbeda setelah pulang dari Bandung.

Ponselnya kembali bergetar menandakan sebuah pesan masuk.

Angga : Kenapa nggak balas? Lo pasrah dijodohin sama Clara?

Angga : Ya, gue tahu Clara cantik. Lo pasti nggak bakal nolak.

Arkha menggelengkan kepala pelan setelah membaca pesan ngawur dari Angga itu. Ia jadi berpikir keputusannya untuk tidak menjalin hubungan dengan para saudaranya adalah sudah benar adanya.

Angga : Tapi gue tetap mau ngasih solusi buat lo.

Angga : Apa lo nggak lagi dekat sama perempuan sama sekali? Lo bisa bilang ke kakek kalau lo punya calon sendiri. Lo bilang sama kakek kalau lo cinta sama perempuan itu. Gue yakin kakek pasti nggak akan memaksa lo buat dijodohkan sama Clara.

Tiba-tiba saja wajah cantik Dita hadir di pikiran Arkha. Karena hanya Dita satu-satunya perempuan yang dekat dengannya saat ini. Seandainya saja semudah itu, pikir Arkha seraya tersenyum masam.

 Seandainya saja semudah itu, pikir Arkha seraya tersenyum masam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih banyak buat vote dan komennya temen-temen.

Terima kasih banyak-banyak juga buat yang udah dukung aku di KK. Sekoga rejekinya lancar dan berkah selalu 😇

Yang berminta ikut PO Aries-Nana bisa cek info pemesanan di Ig Karos Publisher ya. 🥰

Dita and The Boss✅| Lengkap Di KaryakarsaWhere stories live. Discover now