25. Alergi dan pelukan

415 49 218
                                    

Hi, dear!!!
Maaf banget atas keterlambatannya😭😭😭

SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAF YAAAAAA😡

🔥HAPPY READING🔥






"Sorry."

Ini adalah kata maaf yang kesekian kali yang Acha katakan. Acha terus merutuki dirinya yang sangat bodoh. Membuat Saka berbaring di ranjang rumah sakit akibat alerginya kambuh. Dan itu gara gara Acha.

Demi apapun, terserah kalian akan mengumpati Acha atas kebodohannya. Saka alergi kacang, yang lebih parahnya Acha baru tahu itu sekarang.

Apa sebutan yang pantas untuk Acha? Mereka tumbuh bersama di lingkungan yang tidak pernah terpisahkan sama sekali. Dan itu sudah berjalan hampir 18 tahun lamanya. Tapi Acha sama sekali tidak mengenal Saka dengan baik. Yang bisa Acha lakukan selama ini hanya merecoki Saka terus menerus tanpa mengenal cowok itu dengan baik.

"It's okay, Cha." Tangannya meraih tangan Acha, mengelus menangkan. "Gue gapapa."

Acha kembali menyeka air matanya. "Ga-gapapa tapi lo sampe harus di rawat kaya gini. Gue bodoh banget gak tahu lo alergi kacang selama ini. Gue juga gak peka banget pas lo terus terusan nolak tapi gue tetep paksa lo makan ice cream yg ada almondnya."

"Kenapa juga lo ngalah? Lo kan bisa kasih tau gue dulu."

"Tapi tetep aja salah gue karena gak tau."

"Maaf udah bodoh, udah gak peka." Acha semakin menundukan wajahnya, merasa tidak tega melihat wajah Saka yang masih meninggalkan ruam merah.

"Cha, gue baik baik aja. Gue yang salah."

Rasa bersalah semakin menggerogoti hati Acha setelah mendengar itu.

"Gue yang bodoh, gue yang salah. Lo tadi hampir mati gara gara gue, gue bener bener panik Saka." Tangis Acha semakin menjadi. "Bisa bisanya lo bilang lo yang salah, itu udah jelas banget gue yang salah."

"G-gue harus bilang gimana sama Bunda kalo gue hampir bikin lo mati Saka. Gue ta-takut Bunda Nina marah sama gue. Lo juga marah pastikan sama gue?"

Saka bergerak duduk dari tidurnya, meraih kedua tangan Acha. Menggenggamnya erat.

"Cha, hei. Dengerin gue, gue sama sekali gak marah sama lo. Gue juga gak nyalahin lo atas apa yang menimpa gue. Gue juga salah disini karena gue gak pernah ngasih tau lo. So, please stop blaming yourself."

Tangan kanan Saka bergerak mengelus pipi Acha. Mengusap bulir bening yang masih mengalir di pipi Acha.

"Gue gak suka lo nyalahin diri lo kaya gini, gue juga gak suka liat lo nangis. Udah ya? Lo bisa liat sendiri gue gak papa kan?"

Acha mengangguk pelan. "Tapi tetep aja gue ngerasa bersalah."

Ah, disaat seperti ini Acha sangat menggemaskan di mata Saka.

"Sini peluk."

"Hah?"

"Biar lo gak merasa bersalah terus."

Acha berpindah duduk di ranjang, semakin mendekat. Langsung memeluk Saka erat. Saka pun tak kalah erat dari Acha.

Rasanya, hangat dan nyaman.

Untungnya Ayah, Bunda dan Arsen masih dalam perjalanan. Jadi Saka bisa memeluk Acha lebih lama. Tangannya pun tak tinggal diam, Saka mengelus pucuk kepala Acha lembut. Keduanya tampak memejamkan mata, menikmati pelukan mereka.

Sebelum,

"Tapi gue masih ngerasa bersalah Ka." Acha membenarkan posisi kepalanya di dada bidang milik Saka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Protective God (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang