7. Jangan Nangis, Cha

414 118 90
                                    

"Ka ayo pulang."

"Lo nangis?"

"Ayo pulang!"

"Lo kenapa nangis?"

"Apa yang Farhan lakuin didalem?"

Acha terlihat menahan air matanya walaupun sudah banyak air mata yang tidak terbendung.

Baiklah, tanpa gadis itu memberitahupun Saka sudah mengerti.

Baru saja Saka akan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam, sesuatu menubruknya dari samping.

Gadis itu memeluknya.

"Gue ma-mau pulang Ka." Ucap Acha dalam isakannya.

Dengan ragu ragu, Saka membalas pelukan itu mengusap punggung Acha dengan lembut.

"Iya kita pulang."

Acha melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata dipipinya dengan tangan.

Disaat dalam perjalanan Saka dapat mengetahui bahwa gadis itu masih menangis, Saka merasakannya karena kepala gadis itu menempel pada bahu Saka dan tangannya memeluk pinggangnya.

Alih alih membawa Acha pulang kerumah, Saka malah memberhentikan motornya disebuah tempat yang membuat Acha mengangkat kepalanya dari bahu Saka.

"Ko kesini?" Tanya Acha dengan suara khas orang yang sudah menangis.

"Udah ayo turun aja."

Saka menggenggam tangan Acha mendekat ke arah laut. Pantai yang indah dan sepi.

"Ngapain kita ke pantai?"

"Mau buang lo."

Acha melotot kemudian memukul lengan Saka.

"Awh.. becanda kali Cha."

"Abis lo temen lagi sakit hati gini bukannya ngehibur malah makin nyebelin!"

"Ya sorry, sini duduk!"

"Gamau, nanti rok gue kotor."

"Pasirnya juga kering kali Cha. Jauh juga dari air pantai"

"Gamau pokonya."

Saka memutar bola matanya malas, kemudian membuka jaket yang ia pakai dan diketakan diatas pasir. Untuk Acha duduk.

Sedangkan gadis itu hanya mengamati pergerakan Saka tanpa bertanya sedikitpun. Dan cukup membuatnya kaget ketika Saka meletakan jaketnya itu diatas pasir. Pasalnya Saka tidak suka barangnya kotor sedikitpun.

"Ka jak--"

Saka menarik lengan Acha. "Buruan duduk. Katanya ga mau rok lo kotor."

Yang Saka lakukan cukup membuat Acha speechless.

Untuk beberapa saat hanya keheningan yang terjadi. Cowok yang berada di samping Acha pun  Keduanya tampak mengamati pantai yang begitu indah dihadapan mereka dan angin yang begitu menyejukan di sore hari.

Sampai akhirnya sebuah kalimat memecah keheningan di antara mereka.

"Ka gue ga nyangka banget Farhan selingkuh dari gue."

"Lo yakin?"

"Yakin banget Saka. Orang cewek itu manggil Farhan sayang."

Mengingat kejadian di kafe itu membuat dada Acha merasa nyeri. Walaupun hubungan mereka baru berjalan dalam hitungan bulan bahkan setengah tahun pun tidak. Tetap saja itu membuat Acha sakit hati. Acha benar benar tidak menyangka Farhan yang selalu perhatian, yang sangat menyayanginya, selalu mengatakan kata cinta setiap waktu dan tadi siang Acha melihat dengan mata kepala Acha sendiri bahwa Farhan berselingkuh.

Protective God (ON GOING)Where stories live. Discover now