24 - Secuil Masa Lalu

4.6K 810 61
                                    

Malam itu Renza diantar pulang oleh Zoya dan papa dengan kondisi wajah yang sendu dan mata yang bengkak karena menangis. Tidak ada siapapun yang menyambut atau mengkhawatirkan keadaannya, padahal hari sudah begitu larut.

Renza masuk ke kamar dengan langkah gontai. Kepalanya begitu berisik, membuat dirinya sulit terpejam. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di otaknya.

Jadi mereka bukan orang tuanya?
Jadi dirinya ini hanya anak angkat?
Jadi yang membuat dirinya jatuh saat kecil itu mama?
Lalu siapa orang tua kandungnya?

Bahwa Renza adalah anak angkat itu memanglah kebenaran. Dulu sekali, satu bulan tepat setelah Juan lahir Dion mendapat sebuah kabar buruk. Kedua sahabatnya mengalami kecelakaan beruntun di tengah kota.

Malam itu di pertengahan bulan November tahun 1997 hujan turun begitu derasnya. Mengiringi laju mobil Reza yang akan menuju ke rumah sakit. Airin sudah kesakitan di bangku belakang, sedangkan Reza berusaha untuk tetap tenang sembari merapalkan doa agar istri dan bayinya selamat.

Sekitar 500 meter sebelum sampai ke tempat tujuan, mobil Reza dihantam sebuah truk tronton yang melaju sangat cepat. Praktis mobil mewah itu terpelanting hingga belasan meter bahkan sampai menabrak kendaraan yang lain.

Reza dan istrinya segera di larikan ke rumah sakit saat itu juga. Airin lantas dibawa ke ruang operasi untuk menjalani tindakan caesar. Beruntunglah bayi Airin dapat diselamatkan dan lahir dalam kondisi sehat baik secara fisik maupun mental.

Dion yang mendengar kabar itu lantas menuju rumah sakit bersama Riana dan Juan kecil. Dokter yang Dion temui mengatakan bahwa Reza meninggal ditempat setelah kecelakaan terjadi. Sedangkan Airin menyusul kepulangan sang suami tiga puluh menit setelah melahirkan bayinya.

Saat itu dunia Dion seolah hancur. Reza, sahabatnya sejak kecil meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Begitupun dengan Airin, perempuan yang paling sahabatnya sayangi itu pergi meninggalkan seorang bayi laki-laki.

Di tengah-tengah kehancuran itu seorang suster mengajak Dion untuk melihat putra tunggal Reza. Dari luar Dion dan Riana memandangi bayi mungil nan tampan itu dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

Bayi yang sudah ditinggal kedua orang tuanya. Bayi yang sudah tidak memiliki siapapun di hidupnya. Bayi yang entah nasibnya akan berakhir seperti apa.

Tujuh hari setelah kepergian Reza dan Airin, Dion memutuskan untuk mengangkat bayi itu sebagai anaknya. Dion memberi nama bayi itu hampir mirip dengan nama sahabatnya.

Renza.

Bayi yang begitu ia sayangi, sama seperti rasa sayangnya pada anak kandungnya sendiri. Dion dan Riana begitu bahagia memiliki dua putra lucu itu. Keduanya tumbuh dengan kasih sayang dan segala fasilitas yang sama.

Namun, mengurus anak bukanlah hal yang mudah. Apalagi untuk Dion dan Riana yang baru berusia 23 tahun, mengurus dua anak adalah hal yang berat. Terlebih lagi keduanya sama-sama sibuk dan tanpa dibantu oleh pengasuh.

Saat itu Dion selalu pulang malam karena sedang sibuk-sibuknya mengembangkan perusahaan properti yang baru ia rintis. Sedangkan Riana juga sedang sibuk dengan usaha bakery yang sedang jaya-jayanya.

Situasi itu membuat keduanya merasa frustrasi, terlebih bagi Riana yang harus mengurus Renza dan Juan sendirian. Hingga pada suatu hari Riana melakukan hal yang sangat ceroboh.

Pada waktu itu Juan sakit dan begitu rewel. Renza juga sedang aktif-aktifnya belajar berjalan. Saat Riana sibuk mengurus Juan yang menangis, Renza berjalan di dalam baby walker (apollo) hingga ke luar dari kamar.

Riana tidak mengetahui hal itu sama sekali hingga suara tangisan Renza kecil membuatnya langsung tersadar. Riana lari ke luar dan mendapati putra bungsunya sudah terguling dari atas. Ia langsung menghubungi Dion saat itu juga dan membawa Renza ke rumah sakit.

Dear Renza [TERBIT]Where stories live. Discover now