Bab 08. Melakukan karena terpaksa

439 27 0
                                    

"GUE BILANG, PU*KUL GUE SEKARANG!" hardik Azkar pada Aldy.

Alasan Azkar berteriak seperti itu karena Aldy terus diam, dan tidak langsung melakukan apa yang Azkar perintahkan.

Bukan tanpa alasan juga Aldy diam, ia hanya berfikir. Seumur dia menjadi anggota AZR, dia belum pernah melayangkan tinju atau pu*kulan pada sesama anggota.

Dan kini, Azkar memerintahkannya untuk memu*kul atau meninjunya dengan sengaja?

Meskipun itu perintah langsung dari Azkar, tetap saja. Diperintahkan untuk saling menyakiti teman itu sangat tidak nyaman.

"Aldy!" Aldy yang menatap ke samping, langsung menoleh ke arah Azkar yang berada tepat di hadapannya.
Kedua tangan Azkar sudah dipegangi kencang oleh Wawa dan Gio.

"Lo budeg?! Aldy! Ini perintah!"

Bugh!

Azkar membungkuk seketika, kala tinju Aldy menjurus tepat pada perutnya. Tanpa menunggu Azkar siap atau menyelesaikan kata-katanya.

Sebenarnya, Aldy sendiri juga tidak tahu apa yang tengah ia lakukan saat ini dan untuk apa.

Semua pasang mata melebar, kaget, terkejut.

"Azkar? Lo nggak pa-pa?" tanya Aldy, panik dan merasa bersalah dia memegangi kedua bahu Azkar yang masih membungkuk kesakitan.

"Kar! Gue nggak tau apa yang lagi lo alamin, tapi kita semua nggak setuju lo nyakitin diri sendiri!" ujar Wawa dan Gio menatap tidak nyaman pada Azkar.

"Maafin gue, gue terpaksa ... lo yang minta," ucap Aldy, masih memegangi kedua bahu Azkar.

"Nggak! Gue nggak pa-pa ...." Cowok itu bangkit, dan meluruskan tubuhnya secara perlahan. Menunjukan bila memang dia tidak sakit, tetapi para anggota Algazero bukanlah bocah TK. Yang bisa dibohongi hanya karena Azkar bersikap sok kuat.

"Ayo, pegangi gue lagi," katanya pada Wawa dan Gio, karena cekalan tangan mereka melonggar.

"Kar! Udah cukup!" teriak Jihan, dia bangun dari duduknya. Tidak sanggup dan tak mengerti dengan pikiran Azkar.

"Lo kenapa s-"

"DIAM!" Azkar menyentak Jihan, tidak mengizinkan Jihan menyelesaikan ucapannya.

"Cepet! Tinju lagi!" perintahnya pada Aldy.

"Gue nggak mau!" bantah Aldy cepat.

"Lo harus mau!"

"Gue nggak mau!" Aldy kekeuh pada keputusannya.

Tiba-tiba, Azkar jatuh berlutut.

Pandangan semua orang di sana langsung mengikuti tubuh Azkar yang kini berada di bawah. Di depan kaki Aldy.
Wawa juga Gio berada di sisi kanan kirinya, masih berdiri.

Mereka menunduk, menatap Azkar.

"Anj*g! Sial! Bangs*t! Gue bilang! Pu*kul ya pu*kul! Tolong! Bantu gue, biar gue lepas dari beban ini!" katanya, hal yang mengejutkan mereka semua adalah. Azkar menangis!

Selama ini, baru saat itu Azkar menunjukan sisi terpuruknya pada mereka.

Melihat itu, mereka penasaran. Apa? Dan siapa? Kenapa? Azkar bisa seperti itu?

Aldy mengepalkan kedua tangan kanan kirinya, dia merasa berada di posisi sulit. Otak, hati, dan perasaannya sedang bertempur.

Dia bingung, harus menuruti Azkar atau tidak. Andai saja, permintaan Azkar tidak bersangkutan dengan melukai diri.
Pasti, Aldy akan melakukannya dengan senang hati.

Hingga, sebuah keputusan berada di ujung pikiran.

"Oke! Gue mau! Gue ngelakuin ini karena lo yang minta! Satu hal yang harus lo tau! ... gue ngelakuin ini karena terpaksa!"

HKKP (Hamil Karena Kutukan Pacar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang