PRETENSE - 13

1.9K 251 31
                                    



Reksa mengancingkan lengan kemeja putihnya sambil memandangi dirinya sendiri di depan kaca berukuran besar yang terletak di pojok kamar ganti khusus untuk bridesmaid dan groomsmen. Naresh dan Harya sudah keluar dari ruangan lebih dulu untuk memeriksa keadaan di aula sedangkan Sadine berada di ruang rias pengantin untuk mendampingi Khansa bersama Jira dan Gista sebelum wanita yang telah resmi menjadi istri Jerome itu akan mereka antar menuju pelaminan.

Setelah selesai dengan kancing lengan kemejanya, Reksa meraih jas nya yang sudah di seterika dan tergantung rapi di atas hanger lalu kemudian mengenakannya dengan rapi. Suasana di ruang ganti itu sudah mulai hening sebab semua orang sudah mulai berkumpul di aula untuk menghadiri acara resepsi pernikahan Jerome dan Khansa malam ini.

Sepasang mata Reksa menatap lurus pada pemandangan taman hotel yang dihiasi beberapa lampu berbentuk bulat serta beragam tanaman yang sayangnya tidak bisa terlihat dengan jelas karena gelapnya malam. Entah kenapa tiba-tiba saja Reksa teringat dengan acara pernikahannya sendiri bersama Sadine 3 bulan yang lalu. Pernikahan yang memang sudah ditakdirkan untuknya sejak dirinya masih di dalam kandungan sehingga dia tak punya kuasa sekali pun untuk menolak.

Namun setelah 3 bulan menikah, nampaknya Reksa sudah mulai bisa menerima takdirnya itu. Dia tidak ingin menyia-nyiakan Sadine lagi seperti yang dulu pernah ia lakukan pada wanitanya itu. Sadine sudah berusaha sebisa mungkin memberinya kesempatan untuk membahagiakannya meskipun dia masih merasa sangat takut dan ragu, jadi Reksa berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengacaukannya lagi. Janjinya itu juga yang membuatnya memilih untuk tidak membalas chat dari Noura yang sampai sekarang masih belum dia baca.

Sejujurnya Reksa merasa sangat terkejut sekaligus tidak menyangka bahwa Noura akan menghubunginya lagi mengingat cara putus mereka yang tidak baik-baik saja waktu itu. Reksa pikir perempuan itu masih membencinya tapi ternyata di salah. Noura bahkan sampai meminta Reksa untuk menyimpan nomor teleponnya yang mana sampai sekarang pun dia juga belum melakukannya. Reksa hanya tidak ingin kenangan masa lalunya bersama Noura kembali menghantui pikirannya lagi.

"Rexy?"

Suara Sadine menyapa telinganya bersamaan dengan pintu ruang ganti yang dibuka oleh perempuan itu. Reksa menoleh dan mendapati Sadine yang sudah rapi dengan gaun panjang berwarna lilac nya yang memukau. Rambut panjangnya di kepang samping dan dihiasi dengan beberapa aksesoris rambut berbentuk hati berukuran kecil. Selama beberapa saat Reksa hanya bisa termangu melihat betapa cantik dan menawannya istrinya itu sampai akhirnya seulas senyum lembut tercetak di bibirnya.

"You look gorgeous." puji Reksa tulus membuat Sadine ikut tersenyum mendengarnya.

"Khansa yang minta semua bridesmaid nya pake jepitan bentuk hati kayak gini." Sadine menunjuk beberapa jepitan mungil berbentuk hati yang melekat di rambutnya itu. "Dia bilang bridesmaid nya harus keliatan cantik juga."

"Khansa will always be Khansa. Dia nggak pernah mau jadi pusat perhatian dan selalu berusaha bikin orang di sekitarnya bersinar juga." Reksa terkekeh. "How's she?"

Senyum di bibir Sadine perlahan memudar dan digantikan dengan raut prihatin.

"Dia selalu senyum sih, tapi matanya nggak bisa bohong, Rex." lirih Sadine seraya merapikan kerah kemeja Reksa dan menyapukan jemarinya di sekitar jas sang suami. "Dia masih keliatan tertekan tapi untungnya Jerome dateng ke ruang rias dan ngajak dia ngobrol berdua aja makanya sekarang gue ada di sini."

"Ibunya ada di sana juga?"

"Ada. Kakaknya Jerome juga ada kok. Tapi mereka berdua langsung ikut keluar begitu Jerome bilang kalau dia mau ngobrol sama Khansa." Sadine menundukkan kepalanya. "Gue kasian banget sama Khansa Rex, gue nggak bisa bayangin kalau ada di posisi dia sekarang. Terpaksa nikah sama laki-laki yang keluarganya benci banget sama dia."

PRETENSE (✔)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora